Menko Muhadjir: Tiap Kabupaten/Kota Harus Punya Minimal Satu Mesin PCR

Menko Muhadjir sampaikan tiap kabupaten/kota harus punya minimal satu mesin PCR.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Jul 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2020, 09:00 WIB
Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy minta setiap kabupaten/ kota memiliki paling sedikit satu mesin PCR usai bertemu Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi di Kantor Wali Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (17/7/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Madiun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta setiap kabupaten/kota harus memiliki minimal satu mesin PCR. Mesin PCR ini untuk mendukung pemeriksaan spesimen COVID-19.

"Tadi saya sudah minta ke Pak Wali Kota dan Pak Bupati untuk mempelajari kemungkinan pengadaan PCR, mesin PCR di masing-masing rumah sakit. Paling tidak di (tiap) kabupaten atau kota punya satu," jelas Muhadjir usai melakukan pertemuan dengan Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi di Kantor Wali Kota Madiun, Jawa Timur, ditulis Minggu (19/7/2020).

Ia meminta kepada Bupati dan Wali Kota Madiun untuk mengusulkan pengadaan mesin PCR kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Selain itu, pengadaan kebutuhan operasional seperti PCR kits, reagen ekstraksi, dan lainnya bisa diserahkan kepada masing-masing pemerintah kabupaten/kota.

"Kalau bisa pengadaannya diserahkan pada masing-masing kabupaten kota dengan anggaran untuk COVID-19-nya. Kalau tidak, nanti juga bisa mengajukan ke Kementerian Kesehatan," lanjut Muhadjir dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Percepat Diagnosis Pasien

Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy minta setiap kabupaten/ kota memiliki paling sedikit satu mesin PCR saat bertemu Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi di Kantor Wali Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (17/7/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Muhadjir mengungkapkan, upaya pengadaan mesin PCR dan reagen harus dilakukan untuk mendukung kepastian status pasien, apakah keadaan suspek atau terkonfirmasi positif COVID-19.

Ini karena masih banyak kasus pasien hingga meninggal dunia tidak diketahui statusnya, positif atau negatif COOVID-19. Dengan demikian, untuk mengurangi kasus serupa terulang perlu tersedia mesin PCR yang mumpuni.

"Jadi, setiap kabupaten/kota harus punya mesin PCR sendiri. Sehingga spesimen tidak perlu dikirim terlalu jauh, tapi juga bisa dikirim ke kabupaten/kotanya," tambah Muhadjir.

"Paling tidak, mereka (pasien) harus segera diketahui statusnya. Targetnya, maksimum dua hari sudah bisa diketahui (status)."

Ruangan Khusus

Muhadjir Effendy
Menko PMK Muhadjir Effendy minta setiap kabupaten/ kota memiliki paling sedikit satu mesin PCR saat bertemu Bupati Madiun Ahmad Dawami dan Wali Kota Madiun Maidi di Kantor Wali Kota Madiun, Jawa Timur, Jumat (17/7/2020). (Dok Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Muhadjir meminta pemerintah kabupaten/kota untuk menyediakan ruangan khusus dengan tingkat keamanan tinggi sebagai tempat mesin PCR dan tempat dilakukannya pemeriksaan spesimen. Penyediaan fasilitas tersebut bisa di RSUD kabupaten/kota atau RS swasta setempat.

"Karena itu, saya juga minta kepada Pak Bupati dan Pak Wali Kota, tolong disiapkan ruangan untuk BSL-2 minimum. Syukur-syukur BSL-3. Jadi, yang tingkat keamanannya level 2. Syukur-syukur bisa level 3," tukasnya.

Dalam kesempatan kunjungan ke Madiun, Muhadjir memberikan bantuan alat pelindung diri (APD) untuk tenaga kesehatan RSI Siti Aisyah Kota Madiun. Bantuan yang diberikan berupa pakaian APD, masker medis, dan face shield.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya