Penjelasan Epidemiolog Soal Alasan Kasus COVID-19 Lebih Sedikit Dibanding AS

Di antara enam besar negara dengan penduduk tertinggi di dunia, Indonesia menjadi negara dengan kasus COVID-19 paling sedikit kedua setelah China.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Okt 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2020, 13:00 WIB
Virus Corona COVID-19 dari Mikroskop
Gambar menggunakan mikroskop elektron yang tak bertanggal pada Februari 2020 menunjukkan virus corona SARS-CoV-2 (kuning) muncul dari permukaan sel (biru/pink) yang dikultur di laboratorium. Sampel virus dan sel diambil dari seorang pasien yang terinfeksi COVID-19. (NIAID-RML via AP)

Liputan6.com, Jakarta Di antara enam besar negara dengan penduduk tertinggi di dunia, Indonesia menjadi negara dengan kasus COVID-19 paling sedikit kedua setelah China. Pakar epidemiologi dari University of North Carolina Chapel Hill Juhaeri Muchtar menjelaskan beberapa kemungkinan alasannya.

"China, India, Amerika, Indonesia, Rusia, Brasil, dari enam besar negara dengan penduduk tinggi semuanya punya kasus terbesar di dunia kecuali Indonesia dan China," kata Juhaeri dalam webinar tentang keamanan selama pandemi yang diselenggarakan Himpunan Alumni IPB, Sabtu (10/10/2020), melansir Antara.

Juhaeri mengatakan, Amerika Serikat memiliki insiden rate yang hampir sama dengan Brasil, India dan Rusia yaitu sebanyak 230 orang terinfeksi virus penyebab COVID-19 pada setiap 100 ribu penduduknya. Sementara insiden rate di Indonesia yaitu dari 100 ribu penduduk terdapat 12 orang yang terinfeksi COVID-19 atau lebih rendah 20 kali lipatnya dibandingkan AS.

Menurutnya, ada beberapa kemungkinan yang menyebbakan kasus di Indonesia lebih sedikit dibandingkan negara dengan penduduk besar lainnya. Beberapa kemungkinan yang bisa disimpulkan adalah penanganan seperti pengetesan, pelacakan kasus, dan penanganan kasus COVID-19 disertai pembatasan sosial di Indonesia lebih baik dibandingkan AS, India, Brasil, dan Rusia.

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Kemungkinan Sistem Imun Orang Indonesia Lebih Baik

Kemungkinan lainnya, sistem imun pada masyarakat Indonesia lebih kuat dibandingkan dengan orang-orang di Benua Amerika dan Benua Asia lainnya. Atau, sistem deteksi dan pengetesan kasus COVID-19 di Indonesia belum selengkap dan setara dengan AS, India, Rusia, Brasil.

Simpulan tiga dugaan tersebut memerlukan penelitian lanjutan. Namun, Juhaeri menilai dari tiga simpulan tersebut, saat ini kemungkinan paling besar dikarenakan kemampuan tes di Indonesia belum seperti di AS dan negara lainnya sehingga kasusnya terlihat lebih kecil.

"Kita harus hati-hati, yang 234 ribu kasus itu mungkin masih under estimasi atau di bawah nilai sebetulnya," katanya.

Juhaeri menyebutkan, apabila insiden rate kasus COVID-19 di Indonesia disamakan dengan kasus di AS, maka kasusnya bisa mencapai 6.3 juta kasus. Kasus COVID-19 di AS saat ini sekitar 7,7 juta orang dengan 213 ribu kematian.

 

 

Infografis 3M

Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen?
Infografis 3M Turunkan Risiko Covid-19 Berapa Persen? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya