Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengkhawatirkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 dari demo menolak UU Cipta Kerja (Ciptaker) yang terjadi pekan ini.
Maka dari itu, mereka meminta agar para peserta aksi yang mengalami gejala COVID-19 segera melaporkan dirinya ke petugas kesehatan di wilayahnya masing-masing agar dapat mendapatkan penanganan.
Baca Juga
"Bagi para peserta aksi, apabila ada keluhan-keluhan, apabila ada gejala segera melapor untuk kemudian mendapatkan penanganan dengan baik," kata Ketua Tim Mitigasi IDI Adib Khumaidi dalam pesan video yang diterima Health Liputan6.com, dikutip Minggu (11/10/2020).
Advertisement
Selain itu, Adib meminta agar peserta aksi melaporkan apabila ada gejala COVID-19 sehingga dapat ditindak lanjuti dengan melakukan pelacakan kontak.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Risiko Klaster Demo
Dalam pesannya, Adib mengatakan bahwa aksi demonstrasi yang dilakukan kemarin sebagian besar mengabaikan jaga jarak fisik. Selain itu, banyak juga peserta yang tidak menggunakan masker.
Adib juga mengatakan, aktivitas-aktivitas seperti menyanyi dan berteriak juga rentan menimbulkan terjadinya penularan COVID-19 apabila salah satu dari peserta aksi merupakan pembawa virus corona.
"Ditambah juga banyaknya kemungkinan peserta demonstrasi yang datang dari kota atau wilayah yang berbeda, yang jika terinfeksi mereka juga akhirnya dapat menyebarkan virus itu pada saat kembali ke komunitasnya, baik itu di masyarakat tempat tinggal atau bahkan di keluarga," kata Adib.
Adib mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 dari klaster demo tidak bisa dilihat dengan cepat. Ia menyebut, meski ada beberapa peserta yang ditemukan reaktif berdasarkan tes cepat, namun masih ada potensi dari mereka yang sudah terpapar sebelum mengikuti aksi.
"Sehingga itu menjadi sumber penularan juga, yang akan menularkan kepada yang ada di sekitarnya atau yang ada di dekat para peserta aksi ini."
Advertisement
Peningkatan dalam Dua Pekan ke Depan
Terkait kapan terjadinya penambahan kasus, Adib menyebutkan kemungkinan hal ini bisa dilihat selama satu hingga dua pekan ke depan.
"Bukan tidak mungkin dalam satu, dua minggu ke depan, angka positive rate akan meningkat, angka eskalasi pasien yang sakit juga akan meningkat. Ini tentunya akan membawa atau memberikan beban kepada para petugas kesehatan," katanya.
Menurutnya, bukan hanya petugas kesehatan yang menangani pasien saja yang berisiko mengalami kesulitan, namun juga petugas pelacakan kontak mengingat banyaknya peserta aksi yang datang dari berbagai wilayah.
Adib menegaskan bahwa IDI mereka menyampaikan hal tersebut berdasarkan konsep ilmiah di bidang kedokteran atau kesehatan.
"Kita tidak masuk di dalam satu konten apa yang disampaikan, tetapi kita hanya bicara terkait dengan masalah di bidang kesehatan yang ini akan berpotensi menjadi klaster-klaster baru, yang akan meningkatkan angka penularan daripada COVID-19 ini di Indonesia."
Infografis Demo Anarkis Tolak UU Cipta Kerja
Advertisement