Liputan6.com, Jakarta Praktisi klinis dan akademisi Ari Fahrial Syam menyampaikan, penyakit akibat kelelahan menjadi salah satu panyakit yang berisiko terjadi di kala libur panjang. Apalagi libur panjang selama 5 hari ini, dari 28 Otober sampai 1 November 2020 rupanya dimanfaatkan masyarakat untuk berlibur dan melakukan perjalanan.
"Penyakit akibat kelelahan biasanya terjadi segera, setelah liburan dan usai seseorang melakukan perjalanan yang melelahkan. Yang dimaksud itu penyakit infeksi pernapasan atas dan diare," ujar Ari kepada Health Liputan6.com melalui pesan singkat, Kamis (29/10/2020) sore.
"Sebagaimana kita ketahui, untuk sampai di tempat liburan seseorang harus melakukan perjalanan yang melelahkan, baik dengan kendaraan sendiri atau kendaraan umum (bus, kereta api)."
Advertisement
Selain itu selama perjalanan libur panjang, masyarakat cenderung mengonsumsi makanan yang seadanya saja. Terlebih lagi di era pandemi COVID-19, mereka berpikir dua kali untuk makan dan minum di restoran yang ada, terutama jika kondisi restoran penuh.
"Keadaan ini akan menyebabkan daya tahan tubuh mereka menurun. Jika hal ini terjadi, maka mereka mudah sekali mengalami penyakit flu atau infeksi saluran napas atas," lanjut Ari.
Â
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Penyakit yang Mendominasi Traveler
Selama diperjalanan libur panjang, ada kecenderungan masyarakat membeli makanan atau minum, baik yang home made atau bentuk kemasan, yang mana keamanan dan kebersihan dari makanan tersebut perlu dipertanyakan. Sehingga seseorang itu juga mudah mengalami penyakit diare.
"Penyakit infeksi saluran napas atas dan diare sangat mendominasi bagi para traveler. Karena umumnya para traveler ini kurang istirahat dan bergerak saat di atas kendaraan," terang Ari yang juga dokter spesialis penyakit dalam.
"Biasanya para traveler ini mengalami sakit kepala dan mengalami pegal-pegal sesampainya di kampung. Keadaan ini dapat diatasi dengan cukup tidur."
Meski diatasi dengan cukup tidur, kata Ari, masalahnya mereka yang berlibur ingin segera menikmati lokasi liburan dan lupa akan kelelahan yang terjadi.
"Sehingga keadaan kelelahan ini akan semakin bertambah parah. Pada awalnya, kurang diperhatikan dan tentunya keadaan ini akan memperparah daya tahan tubuh seseorang," imbuh Ari.
"Sehingga mereka akan mudah terkena infkesi, salah satunya infeksi COVID-19. Terutama jika prinsip protokol kesehatan tidak dilaksanakan secara konsisten."
Advertisement