Liputan6.com, Jakarta Data dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menunjukkan, eradikasi atau pengentasan penyakit menular berhasil dilakukan di Indonesia setelah imunisasi dilaksanakan. Contohnya, penyakit cacar (variola) yang hilang pada 1980.
Lalu, berkat imunisasi, Indonesia juga terbebas dari polio sejak 2014. Keberhasilan terakhir adalah eliminasi Maternal Neonatal Tetanus atau tetanus pada bayi yang barus dilahirkan pada 2016.
Baca Juga
"Untuk diingat, vaksin ini spesifik melawan sakit tertentu. Kalau penyakitnya campak, vaksinnya campak, tidak bisa vaksin campak digunakan untuk melawan TBC. Jadi vaksin ini melatih sistem imun melawan penyakit sehingga bisa mencegah infeksi penyakit tersebut. Tujuannya untuk eradikasi penyakit-penyakit berbahaya," jelas Ketua ITAGI Prof. Dr. Sri Rezeki S. Hadinegoro, pada acara Sosialisasi: Vaksin untuk Negeri yang diselenggarakan oleh Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Sabtu (31/10/2020).
Advertisement
Cakupan imunisasi terutama pada penyakit yang sangat menular harus tinggi. Individu yang diimunisasi bisa mencapai 80-95 persen dari populasi, tergantung dari kecepatan penyebaran penyakit menular.
Cakupan imunisasi yang luas, mendorong terbentuknya imun tidak langsung bagi kelompok kecil masyarakat yang belum bisa mendapat akses vaksin seperti bayi yang masih belum cukup umur, atau orang dengan kondisi tertentu.
Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian dan dimengerti adalah bahwa semua vaksin yang beredar di Indonesia, termasuk yang terdaftar dalam program imunisasi pemerintah, telah dipantau dengan sangat baik oleh otoritas seperti BPOM, Kemenkes, Komnas KIPI dan dilaporkan berkala ke organisasi kesehatan dunia (WHO). Dengan demikian keamanan vaksin terjamin dan terkontrol dengan baik.