IDI: Tidak Ada yang Diuntungkan dari COVID-19, Dokter Juga Ada yang Terdampak Ekonominya

IDI kembali menegaskan bahwa tidak ada dokter yang diuntungkan dengan adanya pandemi COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 17 Nov 2020, 06:00 WIB
Diterbitkan 17 Nov 2020, 06:00 WIB
Kesiapan RS Pertamina Jaya
Tim dokter menutup ruang ICU RS Pertamina Jaya, Jakarta, Senin (6/4/2020). Secara keseluruhan RSPJ memiliki kapasitas 160 tempat tidur dengan 65 kamar isolasi dengan negative pressure untuk merawat pasien yang positif Corona. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kembali menepis anggapan bahwa dokter dan tenaga kesehatan mengambil keuntungan dari adanya pandemi COVID-19.

"Dampak pandemi COVID-19 ini juga kalau ada yang bicara 'masyarakat terdampak ekonomi, dokter yang diuntungkan' itu salah besar," kata Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Adib Khumaidi dalam dialog virtual dari Graha BNPB, Jakarta pada Senin (16/11/2020).

"Fakta yang kami dapatkan dari survei kami di Jawa Timur, 78 persen dokter juga terdampak secara finansial, sama seperti masyarakat yang lainnya," kata Adib.

Maka dari itu, Adib pun meminta agar semua pihak bersama-sama dalam berjuang melawan pandemi COVID-19.

"Kondisinya saat ini tidak ada yang diuntungkan, semua sama. Sehingga dalam upaya-upaya ke depan, tidak ada lagi yang mengatakan bahwa ada satu kelompok yang diuntungkan," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Tenaga Kesehatan Juga Manusia

ruang isolasi covid-19 di RSUD Anutapura Palu
Sejumlah tenaga kesehatan mempersiapkan ruang isolasi Covid-19 di RSUD Anutapura Palu. Ruang itu disiapkan sejak bulan Maret 2020. (Foto: Liputan6.com/ Heri Susanto).

Adib mengatakan, ungkapan frustrasi dan rasa kecewa dari para tenaga kesehatan terhadap masyarakat pun tak jarang dilontarkan.

"Jadi kadang-kadang mereka curhat, 'kalau umpamanya dengan kondisi masyarakat yang seperti ini, kapan kita selesai?' jadi curhatan-curhatan mereka selalu disampaikan kepada kami," kata Adib.

Ia menegaskan bahwa tenaga kesehatan adalah manusia biasa yang juga memiliki kesabaran dan mampu mengalami tekanan mental.

"Bahkan dari mereka ada satu atau dua yang mengalami depresi, ini adalah sebuah kondisi di lapangan," ujarnya.

"Tetapi pada saat kemudian ada respon dari masyarakat, ada perhatian dari masyarakat, ada kelompok masyarakat atau dari pemerintah, paling tidak memang memberikan sedikit suntikan semangat untuk mereka."

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona

Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya