Hari Valentine: Jangan Cuma Dirasakan, Kasih Sayang Perlu Diungkapkan Agar Baik bagi Kesehatan

Pakar komunikasi mengatakan bahwa mengungkapkan perasaan kasih sayang dengan dapat memberikan manfaat bagi kesehatan fisik

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 14 Feb 2021, 15:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2021, 15:00 WIB
Ilustrasi Cinta
Ilustrasi cinta (dok. Pixabay.com/Nietjuh/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Valentine merupakan saat yang tepat untuk membagikan cinta dan kasih sayang. Tak hanya bagi pasangan, namun juga untuk keluarga.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Kory Floyd, profesor di Hugh Downs School of Human Communication Arizona State University mengungkapkan pentingnya mengungkapkan kasih sayang bagi kesehatan fisik seseorang.

Dalam penjelasan di laman Arizona State University News, dikutip Minggu (14/2/2021), Floyd dan peneliti lain mengatakan bahwa mengkomunikasikan perasaan positif kita kepada orang lain melalui kata-kata atau tindakan, menawarkan berbagai manfaat kesehatan.

Beberapa di antara manfaat tersebut seperti menurunkan hormon stres, kolesterol, tekanan, darah, hingga memperkuat sistem kekebalan tubuh.

Menurut Floyd, manfaat tersebut bisa didapat ketika kasih sayang diungkapkan, bukan hanya sekadar dirasakan.

Hal ini bisa diwujudkan dalam berbagai cara seperti menulis surat, mengirimkan pesan, berpelukan, ciuman, pegangan tangan, atau melakukan bantuan yang menunjukkan bahwa Anda peduli terhadap seseorang.

"Salah satu hal yang saya berikan sebagai contoh hubungan antara kasih sayang dan kesehatan adalah ketika Anda mengalami hari yang sangat buruk, dan semuanya berjalan salah. Di tengah hari yang menegangkan itu, Anda melihat seseorang yang Anda sayangi dan memeluk Anda," ujarnya.

"Pelukan itu mungkin tidak mengubah apa pun tentang hal buruk di hari Anda, tetapi itu bisa mengubah segala sesuatu tentang perasaan Anda saat itu," kata Floyd pada 2013 lalu.

 

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Menurunkan Tingkat Stres

Ilustrasi cinta
Ilustrasi cinta. (Photo by Jude Beck on Unsplash)

Tak hanya bagi penerima, manfaat kasih sayang juga bisa dirasakan mereka yang memberikannya, bahkan apabila penerima tidak membalasnya.

Dalam beberapa studinya, Floyd melihat bahwa berfokus pada respon stres berupa reaksi "fight or flight" mungkin bisa menyelamatkan seseorang dari bencana.

Namun hal ini pada tingkat kronis bisa menyebabkan penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, depresi, serta gangguan pencernaan.

Floyd akhirnya melakukan studi yang dilakukan di laboratoriumnya, dengan mengukur respon stres pada subyeknya.

Ia menemukan bahwa menulis surat yang mengungkapkan perasaan kasih sayang menurunkan tingkat stres ke tingkat normal lebih cepat daripada hanya memikirkan orang yang dicintai, menulis jurnal, bermeditasi, atau tidak melakukan apa-apa.

Dalam studi lainnya, ia menemukan bahwa orang yang penyayang tidak memiliki respon stres setinggi mereka yang kurang memberikan afeksi. Mereka tidak memiliki banyak kortisol dan tekanan darahnya tak melonjak tinggi.

Hormon Oksitosin

Ilustrasi cinta
Ilustrasi cinta. (Photo by Steve Halama on Unsplash)

Floyd mengatakan, hormon oksitosin mungkin menjadi kuncinya. Hormon ini biasanya dilepaskan selama aktivitas seperti berhubungan seks, persalinan, menyusui, serta di saat memberikan sentuhan kasih sayang yang bersifat non-seksual.

"Efek oksitosin pada tubuh yang utama adalah menenangkan, kehangatan. Itu benar-benar hormon perasaan baik," katanya.

Floyd pada saat itu mengatakan, bahwa ketika dirinya berpikir mengenai kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan kasih sayang demi menenangkan diri dan mengurangi stres, dia memikirkannya sebagai contoh perilaku bertahan hidup.

Floyd mengatakan bahwa kasih sayang sudah dimulai sejak awal kehidupan, dimulai dari perilaku yang dilakukan seorang ibu untuk melindungi dan mengasih bayinya.

Ia percaya perilaku mendasar seperti menggendong, menutupi, menyusui, dan mengayun-ayun bayi, berkembang menjadi perilaku penuh kasih sayang yang dapat dilihat orang dewasa seperti berpelukan.

"Perilaku ini, setidaknya secara nonverbal, keluar dari kebutuhan bertahan hidup kita yang paling mendasar," ujarnya.

"Jadi itulah gambaran teoretis saya tentang mengapa kasih sayang adalah sesuatu yang kita lakukan sejak awal, darimana asalnya, mengapa kita menghargainya, dan mengapa kita merasa seperti menedrita saat kita tidak merasa cukup."

Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta

Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta
Infografis 6 Hal Dilakukan Pria Ketika Jatuh Cinta. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya