Liputan6.com, Jakarta - Migrain dan kesehatan mental sangat erat kaitannya. Menurut survei terhadap lebih dari 6.000 orang dewasa, penderita migrain dua kali lebih mungkin melaporkan gangguan mental dibandingkan mereka yang tidak menderita migrain.
Penting untuk memahami efek potensial migrain pada kesehatan mental, dan sebaliknya. Berikut ini merupakan penjelasan kaitan antara migrain dengan kesehatan mental, serta beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengendalikan kesehatan mentalnya, dilansir dari Medical News Today, Senin (08/03/2021).
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Kecemasan dan Depresi
Kecemasan dan depresi lebih sering dirasakan oleh mereka yang menderita migrain. Penderita migrain 5 kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibandingkan dengan mereka yang tidak menderita migrain, menurut ahli di American Migraine Foundation. Penderita migrain juga 25 kali lebih mungkin merasakan gugup atau rasa cemas setiap hari, berdasarkan studi tahun 2017.
Efek kecemasan dan depresi akan lebih parah apabila frekuensi migrain dirasakan lebih sering. Studi di Journal of Neurology mengatakan, penderita migrain kronis mengalami sakit kepala selama 15 hari atau lebih setiap bulannya. Penderita migrain seperti ini 2 kali lebih mungkin mengalami depresi dan kecemasan daripada mereka yang frekuensi kambuhnya lebih sedikit.
Advertisement
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup kearah yang lebih baik mampu mencegah atau mengurangi sakit kepala migrain. Banyak yang dapat dilakukan untuk memperbaiki gaya hidup, makan makanan yang sehat dan menghindari pemicu stres. Namun, ketika penderita migrain mengalami depresi, kecemasan, atau keduanya, penting agar perubahan gaya hidup yang dilakuakan tidak membahayakan kesehatan mental mereka.
Advertisement