BPOM Soal Vaksin COVID-19 Sinovac untuk Anak: Penelitian Belum Selesai

BPOM mengatakan bahwa uji klinis fase kedua vaksin COVID-19 yang dilakukan Sinovac pada kelompok anak belumlah selesai

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Mar 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2021, 13:00 WIB
Vaksinasi Covid-19 Nakes Lansia Tahap Pertama
Petugas medis menunjukkan jarum suntik dan vaksin Covid-19 di Puskesmas Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (9/2/2021). Kementerian Kesehatan memulai vaksinasi Sinovac untuk tenaga kesehatan di atas 60 tahun setelah BPOM mengeluarkan izin penggunaan vaksin untuk lansia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan bahwa penelitian vaksin COVID-19 yang dilakukan oleh Sinovac ke kelompok anak di China, saat ini masih berada di fase kedua.

"Penelitian tersebut belum selesai, belum ada hasilnya," kata Lucia Rizka Andalusia, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 BPOM dalam sebuah dialog virtual pada Kamis (26/3/2021).

Sehingga, terkait penggunaan vaksin Sinovac pada anak, Rizka mengatakan bahwa BPOM harus terlebih dulu mendapatkan data lengkap dari uji klinis tersebut.

Di sisi lain, Direktur Registrasi Obat BPOM itu mengatakan bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan sendiri uji klinis vaksin COVID-19 kepada kelompok anak.

"Mungkin kita akan melakukan uji klinik sendiri untuk populasi pada anak-anak tersebut. Kita bisa merencanakan untuk kegiatan tersebut," kata Rizka dalam dialog yang diselenggarakan Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional tersebut.

Selain itu Rizka menegaskan bahwa sebelum diuji klinis ke anak, vaksin COVID-19 harus benar-benar dipastikan keamanan dan efektivitas pada usia dewasa terlebih dulu.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Sinovac Lakukan Uji Klinis Vaksin pada Anak

Ketua IDI Terpilih Vaksinasi COVID-19 Bersama Nakes RSUD Cengkareng
Petugas vaksinator menunujukkan vaksin CoronaVac dari SinoVac di RSUD Cengkareng, Jakarta, Kamis (14/01/2021). Vaksinasi Covid-19 tahap awal akan menargetkan 1,48 juta tenaga kesehatan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pada awal pekan ini, peneliti dari Sinovac mengklaim vaksin COVID-19 CoronaVac yang mereka kembangkan, kemungkinan aman dan memicu kekebalan dari virus corona terhadap kelompok usia anak dan remaja.

Zeng Gang, peneliti tersebut, mengatakan bahwa uji klinis fase I dan II mereka dilakukan pada lebih dari 500 anak berusia 3 sampai 17 tahun, yang menerima dua suntikan vaksin berdosis sedang atau rendah, atau plasebo.

Menurut laporan media China, Global Times, tingkat efek samping keseluruhan mencapai 23,7 sampai 29 persen. Reaksi ringan menjadi yang paling banyak ditemukan.

Zeng Gang menambahkan, hanya dua anak (usia tiga dan enam tahun), yang mengalami demam setelah menerima vaksinasi dosis rendah.

Terkait kekebalan, kelompok yang mendapatkan dosis berbeda-beda dalam uji klinis dilaporkan menghasilkan respon kekebalan yang memenuhi syarat. "Namun dosis mana yang harus digunakan untuk menyuntik kelompok usia berbeda masih dalam pembahasan," kata Zeng Gang.


Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal

Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Vaksin Sinovac Boleh Digunakan dan Halal. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya