Liputan6.com, Jakarta Adanya lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara mengakibatkan mulai terjadinya embargo vaksin Corona, kata Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin.
Artinya, kedatangan vaksin COVID-19 kemungkinan akan terganggu.
Perihal embargo vaksin COVID-19 pun sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Rapat Terbatas Mengenai Pandemi COVID-19 hari ini, 26 Maret 2021.
Advertisement
"Ada catatan yang kami sampaikan juga ke Bapak Presiden. Karena memang terjadi lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara, termasuk di India, sehingga mulai terjadi embargo vaksin," ungkap Budi usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (26/3/2021).
"Kemungkinan itu bisa mengganggu kedatangan vaksin atau ketersediaan vaksin COVID-19 beberapa bulan ke depan, terutama yang berasal dari negara-negara yang melakukan embargo vaksin."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Atur Penyuntikkan agar Tidak Terjadi Kekosongan Vaksin COVID-19
Untuk mengantisipasi negara-negara yang melakukan embargo vaksin COVID-19, Budi Gunadi Sadikin menegaskan, Indonesia perlu mengatur laju penyuntikan vaksin.
"Ya, agar tidak ada kekosongan vaksin COVID-19 nantinya," tegasnya.
Sementara itu, perkembangan vaksinasi nasional menggembirakan. Hari ini, 26 Maret 2021, jumlah orang yang divaksin akan menembus angka 10 juta orang.
"Alhamdulillah dan Insha Allah, hari ini vaksinasi akan menembus 10 juta vaksinasi dengan kecepatan harian kita sudah mendekati 500.000 penyuntikan per hari. Diharapkan bulan Maret dan April 2021, yang mana ketersediaan vaksin adalah 15 juta per bulan, kita sudah mendekati kecepatan penyuntikannya," imbuh Budi.
Advertisement