Liputan6.com, Depok Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyebut, progres vaksinasi COVID-19 Indonesia jauh di atas Italia dan Spanyol. Artinya, kemajuan pelaksanaan vaksinasi nasional cukup menggembirakan.
"Kemarin kita (Indonesia) di posisi ketujuh progres vaksinasi COVID-19. Yang di atas kita ada Brasil, Turki. Mereka sudah 15 jutaan yang divaksinasi. Jerman dan Israel sekitar 10 sampai 11 jutaan yang divaksin," ungkap Budi saat menghadiri Peresmian Sentra Vaksinasi di RS Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Kamis (25/3/2021).
"Diikuti Perancis dan Chile yang cepat vaksinasi. Kita juga sudah di atas United Emirate Arab dan Singapura. Sudah jauh juga di atas Italia dan Spanyol."
Advertisement
Mengenai ketersediaan vaksin, saat ini hanya ada 5 negara produsen vaksin COVID-19, yaitu Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia, Inggris, dan India. Tak ayal, vaksin COVID-19 menjadi rebutan antar negara di dunia.
"Mereka paling cepat juga vaksinasi, karena vaksinnya enggak ada masalah. Di luar lima negara itu kan berebutan ambil vaksinnya," terang Budi Gunadi.
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Maret-April 2021 Tersedia 15 Juta Dosis Vaksin COVID-19
Walaupun progres pelaksanaan vaksinasi COVID-19 Indonesia lebih baik dibanding beberapa negara, suplai vaksin COVID-19 masih 24 persen dari total kebutuhan 363 juta dosis.
"Pada Januari sampai akhir Februari 2021, kita hanya punya 3 juta dosis vaksin. Jadi, kita harus atur vaksinasi sampai 100 ribu orang per hari, supaya pas 42 hari habis," papar Budi Gunadi Sadikin.
"Untuk Maret-April ini, kita punya 15 juta dosis vaksin. Setiap hari kita atur pada Maret-April sekitar 500 ribu orang per hari yang divaksin. Untuk Mei-Juni ada 25 juta dosis vaksin, sekitar 800.000 orang yang disuntik per hari."
Budi pun meminta kepada pemerintah daerah agar sosialisasi ke masyarakat, bahwa vaksin yang datang bertahap. Sehingga belum bisa semua masyarakat divaksin.
"Kita mesti menyabarkan warga karena hanya 24 persen dari vaksin yang tersedia pada 6 bulan pertama, sisanya baru akan tersedia pada 6 bulan berikutnya," lanjutnya.
Advertisement