Setelah Pandemi Berakhir, Masih Perlukah Memakai Masker?

Masker telah menjadi senjata melawan pandemi COVID-19. Namun, seorang dokter penyakit menular di Universitas Calgary Kanada dr. John Conly mengungkapkan bahwa ia tidak akan mendukung penggunaan masker setelah pandemi berakhir.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Apr 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 04 Apr 2021, 06:00 WIB
ilustrasi anak mengenakan masker
Ilustrasi ibu dan anak mengenakan masker | pexels.com/@ketut-subiyanto

Liputan6.com, Jakarta - Masker telah menjadi senjata melawan pandemi COVID-19. Ketika pandemi ini suatu hari berakhir, beberapa pakar mengatakan tidak perlu selalu memakai masker.

Seorang dokter penyakit menular di Universitas Calgary Kanada, John Conly mengungkapkan setelah pandemi berakhir ia tidak akan mendukung penggunaan masker. 

Menurut Conly, sulit untuk mengetahui dengan tepat seberapa besar peran masker dalam mengurangi penyebaran virus Corona. Setelah menganalisis sembilan penelitian terdahulu tentang masker medis non-N95, Conly dan rekannya hanya menemukan sedikit bukti yang menunjukkan bahwa masker akan mencegah pemakainya terkena influenza atau penyakit mirip flu. Sementara itu, sebuah penelitian lain di Denmark juga menyimpulkan bahwa masker bedah tidak secara signifikan mengurangi kemungkinan pemakainya tertular COVID-19 seperti yang dilansir dari Time.

Sementara itu, dokter penyakit menular di Rumah Sakit Anak Boston, Richard Malley menyebut seseorang yang terinfeksi virus atau bakteri dapat membuat sakit, tetapi juga membantu mempersiapkan sistem kekebalan tubuh untuk menghadapi patogen tersebut.

Beberapa vaksin juga bekerja dengan cara yang hampir sama yakni dengan memasukkan virus atau bakteri yang telah dilemahkan ke dalam tubuh, kemudian sistem kekebalan tubuh akan mempelajari bagaimana melawannya.

Simak Juga Video Berikut

Masker Jauhkan dari Penyakit

Ilustrasi Masker
Ilustrasi masker. (dok. Pixabay.com/viarami)

Pendapat lain datang dari profesor biosekuriti global di Universitas New South Wales Australia yang telah mempelajari masker sejak lama sebelum pandemi. Menurutnya masker memang sulit untuk dipakai terus menerus setiap waktu, tetapi pada tempat-tempat yang rawan seperti transportasi umum dan rumah sakit, masker akan memberikan keamanan.

Menurut MacIntyre saat ini, ketika COVID-19 menyebar dengan mudah, setiap orang yang menolak memakai masker di depan umum berpotensi membahayakan orang di sekitar mereka. Namun, di masa depan pasca-COVID, setiap orang yang memakai masker akan memberikan sedikit ekstra perlindungan untuk menjaga diri mereka dan orang-orang di sekitar mereka tetap sehat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) pun menyebutkan bahwa masker memberikan pemakainya penghalang fisik terhadap kuman. Masker juga mencegah mereka menghembuskan droplet yang berpotensi menular ke atmosfer dan pada akhirnya mengurangi jumlah virus yang beredar yang dapat menginfeksi orang lain.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya