Liputan6.com, Jakarta - Direktur Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dr. Riskiyana Sukhandi Putra menyampaikan bahwa aktivitas fisik dapat menjaga daya tahan tubuh agar terhindar dari paparan virus.
“Aktivitas fisik yang BBTT (baik, benar, terukur, teratur) akan mendorong ketahan fisik dan dapat melindungi kita semua dari tertular virus yang bermacam-macam mutasinya itu. Kuncinya di sana,” kata Riski dalam Media Briefing Virtual dalam rangka Hari Aktivitas Fisik Sedunia dan Hari Kesehatan Sedunia, Rabu (7/4/2021).
Baca Juga
Aktivitas fisik perlu dilakukan dengan baik sesuai dengan kondisi fisik medis, kemudian dilakukan dengan benar dengan memperhatikan tahapan-tahapan mulai dari pemanasan hingga pendinginan.
Advertisement
Selain itu, aktivitas fisik harus terukur, salah satunya dengan melihat durasi, disarankan dilakukan minimal 30 menit. Lalu, aktivitas fisik dilakukan secara teratur setidaknya 3-5 kali seminggu.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 ketidakaktifan fisik berbanding lurus dengan peningkatan prevalensi penyakit tidak menular (PTM). Kabar buruknya, PTM seperti diabetes, hipertensi, kanker, atau stroke menjadi komorbid COVID-19.
“Kalau kita hidup sehat, kita menjaga diri, maka keluarga kita juga bisa terlindungi karena kita tidak tertular COVID-19,” ujar Riski.
“Meskipun pandemi bukan berarti kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita perlu melakukan peregangan, karena tidak boleh lebih dari dua jam kita cuma duduk saja depan laptop,” tuturnya.
Simak Juga Video Berikut
Tidak Cukup Sehat, Perlu Juga Bugar
Selain menjaga kesehatan, kita juga perlu menjaga kebugaran fisik agar tidak mudah lelah ketika melakukan suatu aktivitas. Untuk itu ada komponen kesehatan yang perlu dipenuhi yakni, daya tahun jantung dan paru, komposisi tubuh, kekuatan otot, daya tahan otot dan fleksibilitas.
Komponen kesehatan juga didukung dengan komponen keterampilan yang mencakup keseimbangan, daya ledak, kecepatan, koordinasi, kelincahan, dan kecepatan reaksi.
“Ini semua berkaitan dengan kebugaran jasmani kita. Kita tidak puas hanya dengan sehat, tetapi kita juga butuh kebugaran,” ungkap Riski.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement