Liputan6.com, Jakarta Keamanan vaksin COVID-19 merupakan syarat pertama dari kriteria vaksin yang ideal. Keamanan suatu vaksin dilihat dari perbandingan manfaat dengan risiko vaksin.
“Selama rasio benefit to risk-nya besar, maka kita anggap vaksin itu cukup aman,” ucap pakar mikrobiologi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. Amin Soebandrio dalam kuliah umum Swiss German University secara virtual pada Rabu (14/4/2021).
Baca Juga
Amin menyebut bahwa vaksin akan menghasilkan kekebalan humoral maupun seluler terhadap patogen yang spesifik.
Advertisement
“Dengan adanya kekebalan itu, kalau nanti kita terpapar dengan patogen tersebut maka insyaAllah tubuh kita akan bisa mengeliminasi si patogen tadi dan mencegah tubuh kita dari infeksi,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain memberikan perlindungan terhadap suatu patogen, vaksin juga akan mengurangi morbiditas dan mengurangi mortalitas atau kematian. Vaksin juga bermanfaat untuk mencegah seseorang menjadi sumber penyebaran virus sehingga bisa memotong rantai penularan virus.
“Sekelompok orang yang sudah kebal akan membentuk herd immunity dan akan melindungi orang lain,” kata Amin.
Simak Juga Video Berikut
Syarat Vaksin yang Ideal
Selain keamanan, vaksin yang ideal juga dilihat dari angka efikasinya. Di samping itu, vaksin juga tidak boleh mengganggu tes diagnostik.
Amin mencontohkan sebuah kasus di Australia saat uji klinik sebuah vaksin, yang menggunakan protein tertentu dari virus HIV. Saat dilakukan pengujian, subjek yang ikut serta dalam uji klinik itu menjadi positif HIV, sehingga pengembangan vaksin tadi perlu mendapat penyesuaian kembali.
Sifat lain dari vaksin yang ideal adalah harus stabil.
“Stabil di lingkungan. Ada vaksin yang membutuhkan penyimpanan di minus 20 bahkan sampai minus 70 (derajat Celsius). Jadi kalau di suhu ruangan dia (vaksin) tidak stabil,” jelas Amin.
Hal ini sekaligus menyulitkan proses distribusi vaksin terutama pada daerah terpencil.
Syarat vaksin yang ideal berikutnya adalah harga yang terjangkau. Namun, Amin menegaskan meski harganya murah, kualitas vaksin tidak bisa murahan.
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement