Doni Monardo: Orangtua di Kampung Halaman Harus Ingatkan Perantau untuk Tidak Mudik

Doni Monardo sampaikan orangtua di kampung halaman harus ingatkan para perantau untuk tidak mudik.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Mei 2021, 17:01 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2021, 17:01 WIB
Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo
Menko PMK Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Doni Monardo saat Penutupan Rakornas Penanggulangan Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (10/3/2021). (Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyampaikan, orangtua di kampung halaman harus mengingatkan para perantau untuk tidak mudik. Dalam hal ini, ada peran orangtua untuk ikut menegaskan tidak mudik dulu ke kampung halaman.

Cara tersebut sebagai upaya mengendalikan COVID-19, yakni bersabar untuk tidak atau menunda mudik Lebaran 2021. Kunci kesabaran tidak mudik demi menyelamatkan orang banyak, baik diri sendiri maupun orang lain.

"Saya mengimbau bahwa tidak cukup pada Pemerintah saja yang mengajak kita larangan mudik, tetapi kita juga mengajak kepada orangtua dan keluarga yang ada di kampung halaman juga mau menyampaikan pesan, Jangan dulu kembali ke kampung halaman," ujar Doni usai Rapat Terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, 3 Mei 2021.

"Bisa juga, Jangan dulu liburan di kampung, jangan lebaran di kampung. Bersabar (tidak mudik) ini adalah salah satu kunci kita sukses mengendalikan COVID-19. Dengan bersabar, kita bisa menyelamatkan banyak orang, baik diri kita sendiri, keluarga kita dan juga menyelamatkan bangsa."

Bagi perantau atau masyarakat yang masih memiliki keinginan untuk mudik Lebaran 2021, mantan Danjen Kopassus ini meminta keinginan ke kampung halaman harus dapat dikendalikan.

"Tolong sekali lagi, dikendalikan keinginan tersebut untuk bersabar tidak mudik, jangan mudik." lanjut Doni Monardo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Potensi Tertular COVID-19 Ketika Tiba di Kampung Halaman

Suasana Terminal Poris Plawad Tangerang Jelang Pelarangan Mudik Lebaran
Calon penumpang saat ingin menaiki bus AKAP di Terminal Poris Plawad, Tangerang, Banten, Jumat (30/4/2021). Kemenhub akan menempelkan stiker khusus pada kendaraan bus yang masih diperbolehkan beroperasi selama masa larangan mudik Lebaran pada 6-17 Mei 2021. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Bagi masyarakat yang memegang dokumen negatif COVID-19, lanjut Doni Monardo belum tentu selamanya negatif. Seseorang bisa saja tertular COVID-19 di dalam perjalanan.

"Ketika kembali ke kampung halaman kan tidak mungkin, tidak melakukan kegiatan fisik. Minimal ada salaman, lebih dari itu berpelukan. Padahal bisa jadi Anda sudah sebagai carrier (pembawa) sudah terpapar dan  terinfeksi COVID-19," lanjutnya.

"Setelah sekian hari, keluarga di kampung bisa terpapar COVID-19 akibat pertemuan (silaturahmi mudik) tersebut." 

Selain itu, Doni mengingatkan, tidak semua daerah memiliki dokter dan rumah sakit memadai. Andaikan ada keluarga atau kerabat yang menjadi tertular COVID-19, bisa saja tidak tertolong.

"Ya, bisa meninggal dunia. Kondisi seperti ini sudah terjadi di beberapa provinsi pada tahun lalu. Sekali lagi, komitmen Pemerintah pusat harus didukung oleh seluruh komponen masyarakat," jelasnya.

"Mari kita bersabar untuk tidak mudik. Apabila ada (pemudik) yang lolos, maka seluruh daerah sampai dengan tingkat RT/RW, mohon kiranya bersedia menyiapkan tempat-tempat karantina bagi mereka yang baru tiba dari berbagai daerah."


Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19

Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19
Infografis Jangan Sampai Ada Gelombang Kedua Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya