Hubungan Nyata Pandemi COVID-19 pada Peningkatan Angka Stunting

Plt. Deputi Bidang KSPK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si, menjelaskan alur pengaruh COVID-19 terhadap stunting.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 25 Jun 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi anak Indonesia
Anak-anak Kampung Nelayan Cilincing usai mengaji, Jakarta Utara, Selasa (8/6/2021). Tidak hanya merusak biota, sampah yang terbawa arus laut ini juga berdampak pada kesehatan nelayan atau warga pesisir seperti mudah terserang penyakit dan stunting (gizi buruk) bagi anak-anak. (merdeka.com/Iqbal S. N

Liputan6.com, Jakarta Plt. Deputi Bidang KSPK Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Dr. Drs. Lalu Makripuddin, M.Si, menjelaskan alur pengaruh COVID-19 terhadap stunting.

Menurutnya, jika melihat data-data yang ada, hal utama yang terpengaruh oleh COVID-19 selain kesehatan adalah ekonomi.

“Jadi sejak masa pandemi di 2020, angka kemiskinan itu meningkat. Kalau dia berpengaruh terhadap ekonomi, tentu dampak ikutannya akan banyak termasuk munculnya kelahiran bayi-bayi stunting,” kata Lalu dalam diskusi BKKBN, ditulis Kamis (24/6/2021).

Para pakar juga menyampaikan bahwa angka stunting dari 27 persen akan meningkat menjadi 32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pandemi COVID-19 memang berpengaruh terhadap stunting.

Simak Video Berikut Ini


Pada Ibu Hamil

Lalu berpendapat bahwa kenaikan angka stunting menjadi salah satu faktor yang melandasi Presiden Joko Widodo mengharapkan BKKBN untuk menangani ibu hamil dan balita yang terpapar COVID-19.

“Ini mungkin salah satu yang melandasi presiden yang kemudian mengharapkan BKKBN juga menangani ibu hamil dan balita yang terpapar COVID-19.”

Ia menambahkan, ibu hamil dan balita yang terpapar COVID-19 dapat berpengaruh langsung terhadap angka stunting. Pasalnya, salah satu dampak COVID-19 adalah gangguan saluran oksigen sehingga pasokan oksigen ke dalam tubuh menjadi sedikit.

“Dan oksigen ini memengaruhi segala yang ada di dalam tubuh kita. Tentu kalau ibu hamilnya terpapar COVID-19 ya ini kemudian pemberian makanan kepada janin juga menjadi terhambat.”


Pencegahan melalui Pendampingan

Ia menyimpulkan, pandemi COVID-19 sangat berpengaruh terhadap angka stunting.

“Sekali lagi saya katakan bahwa pandemi ini sangat-sangat berpengaruh terhadap munculnya angka stunting.”

Sesuai temuan dari pakar, peningkatan stunting terjadi setelah pandemi COVID-19 melanda, tambahnya.

Maka dari itu, penanganan stunting di seluruh Indonesia perlu dilakukan, lanjut Lalu. Penanganan stunting ini akan dilakukan dengan tetap melakukan tiga pendekatan yakni pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ketika sedang hamil, dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia 2.

“Ini untuk mencegah stunting dan akan dilakukan juga di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dengan pendampingan seperti itu kita harap stunting bisa dicegah.”


Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi

Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi
Infografis Stunting, Ancaman Hilangnya Satu Generasi. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya