Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan hasil pencarian yang dilakukan oleh LaporCOVID-19, banyak rumah sakit (RS) menolak pasien COVID-19 karena tidak ada ketersediaan tempat tidur. Padahal, beberapa pasien menunjukkan gejala COVID-19 berat dan kritis.
Pasien COVID-19 yang tidak bisa mendapatkan tempat tidur di Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit, harus bertahan di rumah dengan ketersediaan alat seadanya dari puskesmas.
Bahkan, mereka harus berakhir meninggal dunia karena tidak mendapatkan pertolongan secepatnya.
Advertisement
Selama seminggu terakhir (14-25Juni 2021), LaporCOVID-19 menerima setidaknya 43 laporan warga untuk permintaan rumah sakit. LaporCOVID-19 pun membantu pasien maupun keluarga pasien mencari rumah sakit.
"Hasilnya, hampir seluruh rumah sakit yang kami hubungi menunjukkan bahwa ruang ICU (Intensive Care Unit), isolasi, dan IGD (Instalasi Gawat Darurat) sudah terisi penuh," demikian catatan LaporCOVID-19 yang diterima Health Liputan6.com, Sabtu (26/6/2021).
Â
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Perbedaan Data dengan Situs SIRANAP Kemenkes
Dari 43 laporan yang masuk ke LaporCOVID-19, 15 pasien di antaranya mengalami kondisi kegawatdaruratan medis, sehingga memerlukan pertolongan sesegera mungkin. Kondisi pasien umumnya dengan saturasi oksigen rendah.
Pasien juga mengalami demam tinggi, disertai mual. Sisanya, mengalami gejala ringan hingga sedang yang memerlukan pemantauan puskesmas setempat.
"Sayang, beberapa puskesmas juga agak lambat merespons bantuan. Untuk mencari rumah sakit, selain menghubungi secara langsung SPGDTRS (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Rumah Sakit), kami juga mengontak dinas kesehatan," tulis LaporCOVID-19 dalam catatannya.
"Beberapa kali, kami juga merujuk pada ketersediaan kamar situs SIRANAP (Sistem Informasi Rawat Inap) Kementerian Kesehatan. Namun, kerap terjadi perbedaan data, yang mana tertulis 'tersedia' di SIRANAP, tetapi kenyataannya 'tidak tersedia' (ketika dikonfirmasi ke rumah sakit yang bersangkutan."
Advertisement
BOR RS Melebihi 100 Persen
Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mencatat, Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur Rumah Sakit Rujukan COVID-19 di Indonesia berada di angka 65 persen. Namun, BOR beberapa rumah sakit rujukan di sejumlah daerah sudah melebihi 100 persen.
"Contohnya, di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur ada beberapa yang sudah lebih dari 100 persen," kata Sekretaris Jenderal Persi Lia G. Partakusuma dalam diskusi virtual, Jumat (25/6/2021).
Dalam sepekan terakhir, Rumah Sakit Rujukan COVID-19 kewalahan menangani pasien, terutama di Pulau Jawa. Sebab, jumlah pasien COVID-19 yang membutuhkan perawatan terus meningkat. Sementara tempat tidur dan fasilitas kesehatan lainnya terbatas.
"Pekan ini, luar biasa penambahannya, kita juga agak kewalahan," lanjut Lia.
Di tengah keterbatasan tempat tidur, Lia memastikan rumah sakit akan tetap memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien COVID-19. Namun, ia meminta kerja sama dari masyarakat bersabar saat mengantre di IGD.
"Insha Allah kita akan coba sekuat tenaga kita bisa menerima (pasien). Catatannya satu, masyarakat harus sabar untuk menunggu karena harus terpaksa antre di IGD," jelasnya.
Infografis Kasus Covid-19 Melonjak, Rumah Sakit Terancam Kolaps
Advertisement