Oseltamivir-Azithromycin Diusulkan Tak Lagi Jadi Terapi Gejala Ringan COVID-19

Oseltamivir dan Azithromycin diusulkan tak lagi jadi terapi gejala ringan COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Jul 2021, 09:27 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2021, 17:00 WIB
Mengonsumsi Obat Pencernaan
Ilustrasi Obat Credit: pexels.com/Dave

Liputan6.com, Jakarta Oseltamivir (obat antiviral) dan Azithromycin (obat antibiotik) rupanya diusulkan tak lagi jadi terapi gejala ringan COVID-19. Bahkan pasien COVID-19 yang isolasi mandiri juga tak direkomendasikan diberikan kedua obat tersebut.

Sebagaimana panduan terapi dan berdasarkan riset, dokter spesialis pulmonologi dan kedokteran respirasi (paru) Rara Diah Handayani mengatakan, obat Azithromycin memang tidak diberikan kepada pasien COVID-19 gejala ringan maupun sedang.

"Ditegaskan pada konidisi ringan, tidak diperlukan antibiotik, baik terapi maupun profilaksis (pencegahan). Jadi, seperti yang digunakan, misal Azithromycin adalah antibiotik," kata Rara saat dialog virtual Bersikap Tenang di Puncak Pandemi pada Jumat, 16 Juli 2021.

"Ini ada dalam panduan dan riset, yakni tidak diberikan pada kondisi ringan maupun sedang. Sehingga tidak digunakan untuk terapi COVID-19. Dan ini juga ada di dalam (rekomendasi) panduan terbaru dari 5 organisasi profesi dokter di Indonesia."

Lima organisasi profesi dokter, yaitu Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengusulkan agar Oseltamivir dan Azithromycin tidak diberikan kepada pasien COVID-19 gejala ringan.

Usulan tersebut disampaikan melalui surat perihal Revisi Protokol Tatalaksana COVID-19, yang ditujukan kepada Kementerian Kesehatan baru-baru ini. Sebagai catatan, revisi protokol tatalaksana ini baru sebatas usulan dan belum menjadi protokol tatalaksana COVID-19 resmi dari Kemenkes.

 

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:


Oseltamivir-Azithromycin Tak Direkomendasikan sebagai Terapi Rutin

Ilustrasi Meminum Obat Tidur/ Pexels
Ilustrasi Obat (Foto oleh JESHOOTS.com dari Pexels).

Dalam penggunaan sekarang, Oseltamivir dan Azithromycin ditujukan untuk pasien COVID-19 gejala ringan dan isolasi mandiri.

Namun, sebagaimana usulan 5 organisasi profesi dokter, Oseltamivir dan Azithromycin tak direkomendasikan sebagai terapi pasien COVID-19 bergejala ringan atau yang sedang isolasi mandiri.

Pada usulan rekomendasi revisi tertulis, Oseltamivir hanya direkomendasikan untuk pasien COVID-19 yang diduga terinfeksi virus influenza. Azithromycin hanya direkomendasikan pada pasien COVID-19 bila ada kecurigaan mikroorganisme atipikal.

"Kalau kita lihat panduan WHO untuk pasien COVID-19 gejala ringan dan isolasi mandiri diberikan terapi simptomatik, misal kalau flu diberi obat yang mengurangi gejala flu. Kalau demam diberikan anti demam," lanjut Rara Diah Handayani.


Penggunaan Obat untuk Terapi COVID-19 Terus Berkembang

Cara Mengobati Penyakit Darah Rendah
Ilustrasi Credit: pexels.com/Disable

Rara Diah Handayani menanggapi, adanya usulan perubahan rekomendasi obat Oseltamivir dan Azithromycin dinilai wajar terjadi, lantaran menyesuaikan perkembangan terkini hasil evaluasi dan bukti klinik penggunaan obat.

Untuk obat Oseltamivir dan Azithromycin yang sekarang masih digunakan untuk terapi rutin, Rara menyarankan agar obat tersebut hanya dikonsumsi jika pasien COVID-19 mengantongi anjuran dokter.

"Intinya, akan lebih baik jika kita benar-benar berkonsultasi kepada ahli sebelum mendapatkan terapi," terangnya.

Perihal penggunaan obat, kata Rara, bervariasi di berbagai negara. Contohnya, beberapa negara di Eropa tidak menggunakan Favipiravir, Oseltamivir juga tidak menggunakan Remdesivir. Tapi menggunakan beberapa antivirus yang lain.

"Jadi, memang disesuaikan dengan keputusan masing-masing negara. Biasanya dilakukan dulu evaluasi," pungkasnya.


Infografis 4 Tingkatan Gejala Covid-19 dan Prosedur Perawatan

Infografis 4 Tingkatan Gejala Covid-19 dan Prosedur Perawatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Tingkatan Gejala Covid-19 dan Prosedur Perawatan. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya