Kemenkes Libatkan Banyak Pihak Guna Tingkatkan Pemenuhan Oksigen, Testing, dan Tracing

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melibatkan berbagai pihak untuk mendapatkan suplai oksigen,

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2021, 21:57 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2021, 21:57 WIB
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi, MPH. dok. Kemenkes

Liputan6.com, Jakarta Pemenuhan kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 menjadi prioritas Kementerian Kesehatan (Kemenkes) saat ini. Tidak saja melibatkan kementerian terkait untuk mendapatkan suplai oksigen, Kemenkes juga menggandeng pihak lain.

Seluruh elemen pemerintah, masyarakat, pengusaha, startup, lembaga masyarakat dilibatkan untuk pemenuhan kebutuhan oksigen. Mulai dari konversi kebutuhan industri gas menjadi pemenuhan oksigen medis sampai melakukan impor oksigen.

Menurut dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, saat ini pemerintah sudah menerima donasi berupa oxygen concentrator, tabung oksigen, liquid oksigen dari Singapura, Australia, Temasek, Indorama, Shopee, Pertamina dan Tanoto. Donasi ini diharapkan dapat memenuhi pasokan oksigen yang dibutuhkan fasilitas kesehatan masyarakat.

Untuk memperlancar pasokan oksigen, dr. Nadia mengingatkan rumah sakit agar terus meng-update situasi oksigen pada sistem informasi RS online secara teratur.

“Kami juga mendorong Satgas oksigen untuk menjadi forum koordinasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota termasuk memastikan pengawalan pada rute perjalanan yang ada pengetatan,” ujarnya.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

Peningkatan Tracing dan Testing

Di luar pemenuhan oksigen untuk pasien COVID-19, peningkatan tracing dan testing dianggap tak kalah penting dalam menuntaskan pandemi. Secara nasional, menurut dr. Nadia, jumlah testing nasional meningkat. Kondisi ini berbeda dengan target testing dan tracing di daerah PPKM level 4. Menurutnya testing dan tracing masih rendah, terutama 3 hari terakhir yang mengalami penurunan.

Begitu juga angka positivity rate terlihat masih di atas 5 persen, bahkan di beberapa propinsi terlihat peningkatan. Hal ini menunjukkan adanya penularan luas di masyarakat dan perlunya penambahan testing untuk segera mengidentifikasi kasus yang sakit dengan populasi yang sehat sehingga bisa memutuskan penularan COVID-19.

Untuk capaian testing dalam 3 hari terakhir, menurut dr. Nadia  hanya 5 kabupaten/kota yang mencapai target di atas 90 persen. Daerah itu adalah Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Kota Surakarta, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Sumenep.

Untuk kabupaten/kota PPKM level 4, testing perlu ditingkatkan terutama saat akhir pekan dan hari libur. Sementara, lanjutnya, untuk memaksimalkan penemuan kasus serta menurunkan positivity rate, testing terhadap suspek dan kontak erat perlu terus ditingkatkan.

 

Percepat Indentifikasi Kontak Erat

Guna segera menurunkan laju penularan COVID-19, selain mengurangi mobilitas perlu diidentifikasi kontak erat dengan cepat.

Peningkatan pemeriksaan kontak erat harus dilakukan segera karena rasio kontak erat dengan jumlah penduduk masih rendah, yaitu <5 kontak erat per minggu, sementara target yang diharapkan adalah >9 kontak erat per minggu.

“Oleh karena itu, diharapkan pemerintah daerah meningkatkan kapasitas tracing dengan melibatkan kader, mahasiswa, bidan desa, atau babinsa dan babin kamtibmas, yang mana kementerian kesehatan telah mendukung operasionalnya melalui BOK (Bantuan Biaya Operasional Kesehatan, red) Puskesmas,” ujarnya.

Saat ini Kabupaten Demak dan Kabupaten Deli Serdang menunjukkan hasil tracing yang masuk kategori sedang atau cukup baik yaitu 7.86 rasio kontak erat (Kabupaten Demak) dan 6.10 (Kabupaten Deli Serdang) per hari ini. Selain itu, semua kabupaten/kota masih terbatas.

“Marilah kita bersama saling berkolaborasi dan membantu menangani situasiyang sedang sulit ini,” ujarnya.

Infografis

Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya