Liputan6.com, Banjarmasin Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy mengatakan bahwa oksigen harus tersedia di puskesmas untuk pasien yang menjalani isolasi mandiri (isoman). Ini karena kebutuhan oksigen yang terjadi di tingkat bawah juga sangat tinggi.
Sebagai indikator, banyak angka kematian akibat COVID-19 justru berasal mereka yang melakukan isolasi mandiri di rumah. Kemudian datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi parah atau umumnya sesak napas.
Advertisement
"Angka kematian dari yang isolasi mandiri datang ke rumah sakit juga masih tinggi. Belajar dari Jawa, saya minta oksigen kecil yang ukuran 6 m3 harus didistribusikan ke level yang paling bawah, yaitu pada tingkat Puskesmas," kata Muhadjir saat mengunjungi RSUD Ulin Banjarmasin, Kalimantan Selatan, ditulis Minggu (8/8/2021).
Artinya, setiap puskesmas harus tersedia tabung oksigen yang dapat digunakan untuk pasien isolasi mandiri yang membutuhkan tindak lanjut, karena mengalami sesak napas. Sehingga penanganan bisa lebih cepat, tanpa harus langsung ke rumah sakit.
Bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai cadangan tabung oksigen, kata Muhadjir, agar meminjamkan dahulu kepada produsen ataupun vendor lain. Tujuannya, supaya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan oksigen di tingkat bawah.
"Saya juga sangat mengapresiasi usaha dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang juga menangani Kalimantan Tengah, karena telah berusaha memenuhi kebutuhan oksigen dan mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19," ujarnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Hibah Oksigen dari Singapura
Pasca terjadi kenaikan signifikan terhadap jumlah kebutuhan oksigen di rumah sakit yang mencapai 2 hingga 3 kali lipat pada pekan lalu, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pun segera mengambil langkah cepat dalam upaya memenuhi kebutuhan oksigen khususnya untuk pasien COVID-19.
Salah satu RS Rujukan COVID-19 di Kalimantan Selatan yang mengalami lonjakan kebutuhan oksigen, yaitu RSUD Ulin Banjarmasin. Melalui kerja sama pemerintah luar negeri, rumah sakit itu kini telah menerima pasokan oksigen likuid (cair) sebanyak 20 ton, yang merupakan hibah Pemerintah Singapura untuk Indonesia.
"Alhamdulillah, bantuan oksigen dari Singapura sudah datang. Jadi, ini real (nyata) bukan janji. Nanti, setelah itu, isotank-nya bisa digunakan untuk oksigen dari sumber yang lain dan sumber yang lain sudah ada nanti siap untuk diisi," kata Muhadjir Effendy melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Muhadjir berharap bantuan dari Pemerintah Singapura dapat menambah pasokan oksigen di Kalimantan Selatan yang saat ini diketahui masih kurang 12 ton per hari. Meskipun, dia optimistis peningkatan kapasitas produksi industri lokal mampu memenuhi kebutuhan oksigen di dalam negeri.
Advertisement
100 Persen Produksi Oksigen untuk Medis
Upaya memenuhi ketersediaan pasokan oksigen, PT Samator Gas Industri yang berlokasi di Jl. A. Yani KM 23, Banjarmasin telah 100 persen mengalihkan produksi oksigen untuk keperluan kesehatan, terutama penanganan pasien COVID-19.
Bahkan, tidak hanya di rumah sakit, tetapi juga untuk masyarakat yang menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah.
Menurut laporan, guna memenuhi kebutuhan oksigen untuk Kalimantan Selatan juga dilakukan kerja sama dengan provinsi lain. Misal, dari Kalimantan Tengah ataupun dari Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
"Mudah-mudahan, di Kalsel ini tidak terjadi kenaikan (kasus COvID-19) yang eksponensial, sehingga ketersediaan oksigen yang ada sekarang ini bisa tercukupi," jelas Menko PMK Muhadjir Effendy yang juga berkesempatan berkunjung ke PT Samator Gas Industri.
"Pak Gubernur juga sudah mengirim kapal angkut untuk isotank ke Konawe untuk mengambil oksigen dari sana, namun memang butuh beberapa hari."
Infografis Peta Produksi dan Solusi Krisis Oksigen
Advertisement