Penggumpalan Darah Akibat COVID-19 Tingkatkan Risiko Kena Stroke

COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama dari sisi kesehatan. Berbagai penyakit yang sudah ada pada pasien dapat diperparah oleh infeksi virus tak terkecuali pada penyakit-penyakit saraf seperti stroke.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Sep 2021, 07:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2021, 07:00 WIB
Ilustrasi penyakit saraf, stroke akibat COVID-19.
Ilustrasi penyakit saraf, stroke akibat COVID-19. (Photo by VSRao on Pixabay)

Liputan6.com, Jakarta COVID-19 memengaruhi berbagai aspek kehidupan terutama dari sisi kesehatan. Berbagai penyakit yang sudah ada pada pasien dapat diperparah oleh infeksi virus tak terkecuali pada penyakit-penyakit saraf seperti stroke.

Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) Jakarta, dr. Mursyid Bustami, Sp.S (K), KIC, MARS, COVID-19 memang dapat berkaitan dengan penyakit saraf jika menimbulkan penggumpalan darah.

“Salah satu akibat dari COVID-19 adalah koagulasi darah, jadi ada kecenderungan darah itu mengental. Dan, ada pula faktor pengentalan darah yang menyebabkan stroke,” ujar Mursyid dalam konferensi pers daring, Kamis (9/9/2021).

“Jadi, COVID-19 tampaknya bisa meningkatkan risiko terjadinya stroke,” sambungnya.

Perlu Penelitian

Walau demikian, Mursyid mengatakan bahwa perlu penelitian lebih lanjut terkait pengaruh COVID-19 pada penyakit saraf.

“Mesti banyak dilakukan penelitian apakah COVID-19 itu sendiri memengaruhi hingga melewati barier ke otak atau tidak.”

Pengaruh COVID-19 pada otak perlu diteliti lebih lanjut lantaran ada pasien yang terkena COVID-19 kemudian mengemukakan keluhan adanya gangguan konsentrasi.

“Ada beberapa pasien COVID-19 yang mengeluh gangguan konsentrasi tapi ini masih perlu pembuktian yang lebih ilmiah.”

Pengaruh Utama

Ketimbang pengaruh gangguan konsentrasi tersebut, Mursyid menyebutkan pengaruh yang lebih sering terjadi pada pasien. Yakni ketakutan untuk datang ke rumah sakit.

Jika pasien saraf takut untuk datang ke rumah sakit, maka kondisi penyakit sarafnya tidak dapat ditangani dengan optimal.

“Padahal sebetulnya kalau pasien yang sudah tiba di rumah sakit pasti kita pisahkan, mana yang dicurigai COVID-19 mana yang tidak. Perawatan pun betul-betul dipisahkan karena rumah sakit juga menerapkan pembagian zona.”

Walau begitu, Mursyid maklum pada para pasien yang takut ke rumah sakit dengan alasan tak ingin tertular COVID-19. Maka dari itu, ia mengimbau pasien untuk datang ke rumah sakit dengan mematuhi 3 M yakni mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak.

 

Infografis Abai Gejala COVID-19 pada Anak Picu Kematian

Infografis Abai Gejala Covid-19 pada Anak Picu Kematian
Infografis Abai Gejala Covid-19 pada Anak Picu Kematian (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya