Epidemiolog Khawatir Varian Omicron Terlambat Dideteksi Masuk Indonesia

Kekhawatiran varian Omicron terlambat dideteksi masuk Indonesia.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 29 Nov 2021, 17:43 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2021, 17:42 WIB
Suasana Bandara Ngurah Rai Bali Jelang Dibuka Kembali
Area keberangkatan internasional terlihat di bandara Ngurah Rai di Tuban dekat Denpasar di pulau resor Bali (5/10/2021). Bandara Ngurah Rai akan kembali dibukan pada 14 Oktober untuk beberapa pelancong internasional. (AFP/Sony Tumbelaka)

Liputan6.com, Jakarta Epidemiolog Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengungkapkan rasa khawatir bila varian Omicron terlambat dideteksi masuk Indonesia. Hal ini melihat deteksi varian Virus Corona dengan Whole Genome Sequencing (WGS) dinilai masih sedikit.

"Yang saya takutkan, kita terlambat mendeteksinya (varian Omicron). Nanti ujung-ujungnya, kita baru tahu kalau sudah keburu masuk. Seperti Belanda itu, sudah 13 kasus varian Omicron terkonfirmasi," ungkap Miko saat dialog Kesiapan Indonesia dalam Mencegah Potensi Gelombang Ketiga COVID-19 pada Senin, 29 November 2021.

"Saya enggak tahu, genom sekuensing di Belanda seperti apa, tapi yang di negara kita juga terlalu sedikit. Takutnya, jadi terlambat ketahuannya (terdeteksi)."

Menurut Tri Yunis Miko, varian COVID-19 Omicron yang salah satunya masuk ke Belanda harus diantisipasi oleh Indonesia. Terlebih lagi, kecepatan varian Virus Corona tersebut diklaim berkali-kali lipat lebih cepat menular ketimbang varian Delta.

"Kalau kita lihat, bahasa itu masuk di Belanda, bisa 'meledak' penularannya. Bukan hanya dua kali lipat saja, bisa sajam bahkan penularan lebih besar tiga kali lipat, 2 jadi 6, 6 jadi 18, dan seterusnya," jelasnya.

"Bayangkan, kalau itu terlambat (dideteksi) dan masuk ke Indonesia."

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Bahaya Jika Omicron Terlambat Dideteksi

FOTO: Pengendalian Mobilitas Ganjil Genap Pengunjung TMII
Polisi memberhentikan kendaraan saat pengendalian mobilitas ganjil genap untuk pengunjung TMII di Jalan Pintu 1 TMII, Jakarta, Sabtu (18/9/2021). Polda Metro Jaya memberlakukan pembatasan mobilitas warga dengan sistem ganjil genap pada TMII dan Taman Impian Jaya Ancol. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Hasil WGS yang dihimpun Kementerian Kesehatan, varian Omicron belum terdeteksi masuk Indonesia. Walau begitu, Tri Yunis Miko Wahyono tetap khawatir bila varian tersebut terlambat dideteksi.

Berkaca gelombang kedua COVID-19 yang melanda Indonesia pada Juli 2021, kecepatan varian Delta, menurut Miko sangat cepat menyebarluas. Jika varian Omicron terlambat dideteksi, maka dampak menyebarluas bisa lebih cepat.

"Yang saya takutkan itu terlambat, kalau variannya sudah masuk. Kita berdoa saja tidak terlambat mendeteksi. Yang varian Delta pas masuk ke kita waktu itu sudah terlambat. Sudah cepat menyebar di Jawa Timur sana," ujar Miko.

"Bayangkan, kalau kita terlambat dan varian Omicron-nya sampai menyebar ke seluruh Jawa saja, sudah menjadi 'bom' yang akan siap meledak. Karena kecepatan penularannya berkali-lipat."

Sekuensing Wajib untuk Pelaku Perjalanan

FOTO: Layanan Swab Test Drive Thru di Jakarta
Petugas berpakaian APD lengkap melayani pasien yang secara mandiri melakukan swab test drive thru di halaman parkir rumah sakit di Jakarta, Rabu (12/5/2020). Swab test drive thru dilakukan untuk mendeteksi dan mencegah penyebaran virus corona COVID-19. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan, spesimen dari pelaku perjalanan internasional, khususnya dari negara dengan transmisi varian Omicron akan wajib di-sequencing-kan.

"Upaya sekuensing untuk meminimalisir kebocoran kasus varian baru, sedangkan untuk sampel dari pelaku perjalanan lainnya akan menyesuaikan," kata Wiku melalui keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Minggu, 28 November 2021 malam.

Dari data Kementerian Kesehatan per 28 November 2021, negara-negara yang sudah melaporkan konfirmasi kasus varian Omicron, antara lain, Afrika Selatan (99 kasus), Botswana (19 kasus), Inggris (2 kasus), Hong Kong (2 kasus), Australia (2 kasus), Italia (1 kasus), Israel (1 kasus), Belgia (1 kasus), dan Republik Ceko (1 kasus).

Adapun varian Omicron di Afrika Selatan dilaporkan ke WHO pertama kali pada 24 November 2021. Kasus konfirmasi tersebut merupakan spesimen yang diambil pada 9 November 2021. Sehingga besar kemungkinan sudah terjadi transmisi.

Kasus konfirmasi varian Omicron di Bostwana merupakan spesimen yang diambil 11 November 2021. Belgia, Hong Kong, Israel dan beberapa negara Eropa, kasus konfirmasi terkait perjalanan dilaporkan per 27 November 2021.

Infografis Covid-19 Delta Plus Terdeteksi di Indonesia

Infografis Covid-19 Delta Plus Terdeteksi di Indonesia
Infografis Covid-19 Delta Plus Terdeteksi di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya