Sejak Pandemi Jadi Biasa Mencuci Kemasan Makanan, Pakar: Itu Bentuk Kehati-hatian

Tak berlebihan bila Anda punya kebiasaan mencuci kemasan makanan atau minuman sebelum disimpan atau dikonsumsi.

oleh Diviya Agatha diperbarui 08 Des 2021, 19:00 WIB
Diterbitkan 08 Des 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi Pengawet Makanan
Ilustrasi Pengawet Makanan (Foto: Pixabay/Justina Nagy)

Liputan6.com, Jakarta Mencuci kemasan makanan jadi suatu hal yang lazim semenjak pandemi COVID-19 berlangsung. Tak jarang upaya satu inipun dianggap berlebihan, padahal sebenarnya mencuci kemasan makanan sebelum disimpan merupakan bentuk kehati-hatian.

Direktur Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Profesor Amin Soebandrio mengungkapkan bahwa upaya mencuci kemasan makanan merupakan suatu hal yang boleh saja dilakukan untuk mengurangi kemungkinan adanya kontaminasi virus.

"Itu (mencuci kemasan makanan) sebenarnya untuk mengurangi kemungkinan saja kalau pada saat-saat terakhir di kemasan makanan itu misalnya terkontaminasi," ujar Amin saat dihubungi Health Liputan6.com, Rabu (8/12/2021).

Amin menjelaskan, sejak tahun lalu pembahasan terkait bagaimana virus Corona dapat menempel pada permukaan sudah diperbincangkan. Mulai dari logam, kaca, hingga plastik.

"Permukaannya berbeda-beda, tapi intinya adalah virus itu memang bisa bertahan di permukaan selama beberapa saat. Kita belum tahu seberapa lamanya, kita juga belum tahu kapan dia tercemarnya ya," kata Amin.

"Kita enggak tahu dalam perjalanan itu bisa dari yang mengantarnya, bisa dari orang lain selama perjalanan. Jadi sebagai tindakan kehati-hatian, saya kira itu bukan perbuatan yang buruk. Cukup beralasan," tambahnya.

Menurut Amin, hal tersebut pun sebenarnya sama seperti ketika seseorang sering mencuci tangannya sebagai upaya untuk melindungi diri. Mengingat seseorang pun tidak tahu kapan ia menyentuh barang yang telah terkontaminasi.

"Karena pencemaran itu kecil sekali, kasat mata, dan tidak selalu bersamaan dengan kotoran. Jadi upaya pencegahan itu salah satunya dengan hal-hal itu," ujar Amin.

Virus menjadi Inaktif

Pendapat serupa juga disampaikan oleh ahli mikrobiologi sekaligus Staf Pengajar Biologi Universitas Padjadjaran (Unpad), Bandung, Mia Miranti. Menurutnya, upaya mencuci kemasan justru lebih baik jika dilakukan.

"Pakai masker dan cuci tangan lebih untuk kepentingan perlindungan diri pribadi. Tapi mencuci kemasan sebetulnya lebih baik," ujar Mia pada Health Liputan6.com, Rabu (8/12/2021). 

Mia mengungkapkan bahwa fungsi dari antiseptik, disinfektan, dan sabun adalah untuk melarutkan lipid pada amplop virus SARS-CoV-2. Sehingga virus pun inaktif dan tidak bisa lagi menginfeksi.

"Jadi tidak menularkan pada orang lain yang memegang kemasan tersebut," kata Mia.

Infografis

Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Infografis 3 Tips Pilih Sabun Cuci Tangan Tepat Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Niman)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya