Menolong Orang Serangan Jantung, Apa yang Harus Langsung Dilakukan?

Memahami tindakan apa yang harus dilakukan dengan tepat dan cepat saat seseorang alami serangan jantung dapat meminimalisir risiko kematian.

oleh Diviya Agatha diperbarui 10 Des 2021, 16:44 WIB
Diterbitkan 10 Des 2021, 16:44 WIB
Ilustrasi CPR (pixabay)
Ilustrasi CPR (pixabay)

Liputan6.com, Jakarta Siang ini, Jumat (10/12/2021), Wali Kota Bandung Oded M Danial dinyatakan meninggal dunia karena terindikasi serangan jantung.

Sebelumnya, pria yang menjabat sebagai Wali Kota Bandung sejak 2018 ini pingsan saat melakukan salat Jumat di Masjid Mujahidin, Jalan Sancang, Kota Bandung.

Secara umum, ketika menghadapi situasi genting seperti saat melihat seseorang tiba-tiba pingsan, sebagian orang mungkin akan kebingungan langkah apa yang harus dilakukan. Tak jarang, Anda pun mungkin panik saat berada dalam situasi satu ini.

Ada beberapa hal yang dapat langsung kita lakukan ketika ada yang mengalami serangan jantung atau henti jantung mendadak. Salah satunya bisa diawali dengan memanggil sambil menepuk pundak orang tersebut.

"Segera panggil namanya. Jika tidak tahu namanya, kita boleh panggil dia segera dengan bapak atau ibu," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Lippo Village, Vito A. Damay dalam kanal YouTube DRV CHANNEL.

Tak hanya itu, segeralah panggil bantuan. Namun ketika tidak ada yang bisa menolong, Vito menyarankan untuk langsung menghubungi pihak rumah sakit terdekat atau siapapun yang bisa memberikan bantuan.

"Setelah panggil bantuan, baru Anda mulai melakukan pijat jantung. Apabila orang yang terlatih (dokter, perawat) maka dia akan melakukan cek nadi terlebih dahulu. Namun, apabila tidak terlatih melakukan CPR, tidak perlu melakukan cek nadi tidak apa-apa," ujar Vito.

"Mereka tidak bangun, bernapas dengan tidak normal (terengah-engah), itu kita anggap henti jantung. Segera lakukan pijat jantung," tambahnya.

Pijat jantung bisa dilakukan dengan menekan bagian tengah dada orang yang bersangkutan menggunakan ujung telapak tangan. Kaitkan tangan kanan dan kiri sebelum memijat.

"Letakkan korban di tempat yang rata dan keras. Ketika Anda memijat, gunakan kekuatan bahu dan berat badan Anda, bukan dari siku," ujar Vito.

Vito juga menjelaskan bahwa ketika melakukan resusitasi jantung paru (CPR) atau pijat jantung dengan benar, kita bisa meningkatkan kemungkinan selamat bagi orang tersebut 17 hingga 44 persen.

Namun ketika menunda, maka penundaan itu mengurangi kemungkinan selamat sebanyak 10 persen setiap menitnya. Hal tersebutlah yang mendorong harus adanya tindakan yang tepat dan juga tepat.

Henti Jantung dan Serangan Jantung

Sebelumnya, Vito menjelaskan perbedaan antara henti jantung dengan serangan jantung. Ia menyebut henti jantung terjadi ketika jantung berhenti terpompa secara efektif sebagai pompa untuk seluruh tubuh.

Sedangkan, serangan jantung sendiri merupakan kondisi dimana ketika ada penyumbatan dalam pembuluh darah koroner yang memberi makan pada jantung.

"Dua-duanya dapat memberikan kematian. Artinya, orang yang mengalami serangan jantung, menghadapi henti jantung setelahnya. Sehingga itu mengakibatkan kematian," kata Vito.

Vito juga mengungkapkan, diluar dari perbedaan antara henti jantung dengan serangan jantung, penting bagi siapapun yang melihatnya untuk langsung menolong. Dengan melakukan pertolongan yang cepat, maka risiko terjadinya kematian juga dapat diminimalisasi. 

Infografis

Infografis jantung kemkes
Infografis jantung kemkes
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya