Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, Omicron sudah terdeteksi pada lebih dari 70 negara di dunia termasuk Indonesia. Melalui unggahan terbaru World Health Organization (WHO) Western Pacific siang ini, terdapat beberapa fakta terbaru soal varian Omicron.
"Kita mempelajari banyak soal varian Omicron setiap harinya. Dalam hal penularan, kami melihat adanya peningkatan yang tinggi dibandingkan variant of concern lainnya," ujar pemimpin teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove dalam unggahan akun @WHOWPRO di Twitter, Jumat (17/12/2021).
Baca Juga
Sejauh ini, Omicron sudah terdeteksi pada lebih dari 77 negara. Namun Maria mengungkapkan bahwa tidak menutup kemungkinan itu akan bertambah pada negara-negara lainnya. Namun, apakah varian Omicron akan lebih ganas daripada varian Delta?
Advertisement
Maria menjelaskan, meskipun masih terlalu awal untuk sepenuhnya memahami varian satu ini. WHO mengungkapkan bahwa mutasi yang dihasilkan oleh varian Omicron kemungkinan lebih menular.
"Itu adalah kekhawatiran kami. Seperti yang kita tahu, jika ada peningkatan dalam hal penularan, maka akan lebih banyak kasus. Lebih banyak kasus berarti lebih banyak yang akan dirawat inap," kata Maria.
Sedangkan, jika terlalu banyak orang yang dirawat, maka rumah sakit bisa kembali penuh dan para pasien kemungkinan bisa mendapatkan perawatan yang tidak sesuai dengan kebutuhannya.
Gejala yang ditimbulkan oleh varian Omicron juga sangatlah bervariasi. Mulai dari tidak bergejala (asymptomatic), gejala ringan, gejala berat hingga membutuhkan perawatan di rumah sakit, hingga dapat menyebabkan kematian.
"Kami memiliki laporan bahwa Omicron memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah dari Delta. Tapi sekali lagi, kalau kita punya banyak kasus, maka banyak kasus berarti akan lebih banyak yang dirawat di rumah sakit," ujar Maria.
"Jika rumah sakit kewalahan, para pasien bisa meninggal karena mereka tidak mendapatkan perawatan yang maksimal. Jadi meskipun masih terlalu awal untuk memberi tahu apakah Omicron lebih parah atau tidak, dan ada laporan bahwa ini tidak lebih menular, jangan terkecoh," tambahnya.
Bisa menginfeksi kelompok rentan
Maria menambahkan, meskipun ada laporan bahwa gejala yang ditimbulkan tidak begitu berat, penting untuk mengingat bahwa Omicron juga bisa menginfeksi mereka yang masuk dalam kategori rentan.
"Jika mereka terinfeksi dengan varian apapun termasuk Omicron, itu dapat meningkatkan risiko penyakit berkembang lebih parah. Jadi meskipun kita melihat ada gejala yang lebih ringan, lakukanlah yang terbaik yang kita bisa untuk mengurangi penularan," kata Maria.
Ia pun menjelaskan bahwa dalam upaya pencegahannya, masyarakat bisa melakukan vaksinasi COVID-19 dan pastikan untuk mengambil langkah sebagai upaya untuk mencegah penularan.
"Masih lebih baik untuk divaksinasi daripada tidak sama sekali," ujar Maria.
Advertisement