Menkes Budi Sebut Gelombang Omicron Naik Cepat, Turun juga Cepat

Gelombang Omicron naik memang cepat, turun juga cepat.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 11 Jan 2022, 10:45 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2022, 10:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Kantor Presiden Jakarta pada Senin, 3 Januari 2022. (Dok Sekretariat Kabinet RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat tidak panik dalam menghadapi gelombang Omicron. Pemerintah sudah mempersiapkan segala upaya, seperti pengetatan pintu masuk kedatangan, baik skrining maupun karantina.

"KKita akan menghadapi gelombang dari Omicron ini, tidak usah panik. Kita sudah mempersiapkan diri dengan baik," ucap Budi Gunadi usai Rapat Terbatas Evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin, 10 Januari 2022.

"Pengalaman menunjukkan bahwa walaupun naik ya cepat, tapi gelombang Omicron, turun dia pun cepat."

Lebih lanjut, Budi Gunadi mengatakan, masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes). Surveilans 3T (testing, tracing, treatment) dan vaksinasi juga terus digencarkan.

"Yang penting, jangan lupa jaga prokes, disiplin juga melakukan surveilans dan yang paling penting percepat vaksinasi. Segerakan keluarga kita yang belum mendapatkan vaksinasi," katanya.

Kementerian Kesehatan juga mengamati terjadi peningkatan dari jumlah kasus varian Omicron, terutama dari kedatangan luar negeri. Walau begitu, positivity rate dari kedatangan luar negeri adalah 13 persen jauh di atas positivity rate transmisi lokal 0,2 persen.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Negara Paling Tinggi Kasus Omicron

Negara-Negara Eropa Kembali Perketat Pembatasan
Orang-orang melewati toko-toko yang tutup di jalan perbelanjaan yang biasa ramai di pusat kota Amsterdam, 20 Desember 2021. Negara-negara di Eropa mempertimbangkan pembatasan yang lebih ketat guna membendung gelombang baru infeksi COVID-19 yang didorong oleh varian omicron. (AP Photo/Peter Dejong)

Adanya peningkatan kasus Omicron, Budi Gunadi Sadikin menekankan, pihaknya memiliki hipotesis bahwa kasus positif varian baru ini lebih banyak dibawa dari pelaku perjalanan luar negeri.

"Ini memperkuat hipotesa kami bahwa sebagian besar dari kasus positif yang terjadi saat ini, disebabkan oleh kedatangan luar negeri. Negara-negara yang paling tinggi (kasus Omicron) sekarang bergeser," ujarnya.

"Pertama adalah Arab Saudi. Kedua, Turki. Ketiga, Amerika Serikat dan yang keempat adalah Uni Emirat Arab."

Di Indonesia, kasus Omicron berjumlah 414 orang (per 8 Januari 2022). Kemenkes melakukan penelitian, dari 414 orang, yang masuk kategori sedang, artinya membutuhkan perawatan dengan oksigen hanya 2 orang.

"Satu usia 58 tahun dan satu lagi usia 47 tahun dan keduanya memiliki komorbid. Dari 414 orang yang dirawat karena Omicron, 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang 2 orang tadi, yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawat oksigen," imbuh Menkes Budi Gunadi.


Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia

Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Waspada Lonjakan Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya