Liputan6.com, Jakarta Seiring dengan kenaikan kasus COVID-19, tenaga kesehatan (nakes) dapat perlahan-lahan mulai kewalahan menangani pasien. Terlebih lagi bila ada nakes yang terinfeksi COVID-19, yang mana dapat mengurangi jumlah sumber daya manusia (SDM) penanganan pasien.
Demi mencegah kelelahan, Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengimbau seluruh rumah sakit mengatur ritme kerja nakes. Upaya ini agar nakes dapat juga bekerja dengan optimal baik dan dalam kondisi prima.
Advertisement
Baca Juga
"Diimbau juga untuk pihak rumah sakit memastikan betul bahwa tenaga kesehatan dapat bekerja dengan ritme yang manusiawi untuk mencegah kemunculan burn out atau kelelahan," ucap Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Selasa, 8 Februari 2022.
Pemerintah mengupayakan perlindungan nakes. Ketersediaan sarana hingga Alat Pelindung Diri (APD) terpenuhi. Penggunaan APD juga diperhatikan dengan baik sesuai cara pemakaian berdasarkan pedoman organisasi profesi.
"Khusus proteksi untuk tenaga kesehatan, Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus berusaha memenuhi ketersediaan sarana dan prasarana pendukung, baik optimalisasi perawatan pasien maupun perlindungan tenaga kesehatan yang bertugas, seperti pemberian APD level 1, 2, dan 3 berdasarkan besar peluang kontak dengan kasus positif," tambah Wiku.
"Untuk itu, mohon bagi seluruh masyarakat, khususnya tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit untuk ekstra hati-hati dengan disiplin menggunakan alat pelindung diri sesuai pedoman profesi yang telah ditetapkan."
Ancaman COVID-19 Terhadap Nakes
Sebelumnya, Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban mengatakan, kasus COVID-19 yang terjadi sejak awal Februari 2022 mulai mengancam nasib tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia.
Ia menyoroti bila jumlah kasus infeksi COVID-19 pada kelompok nakes kian meningkat, maka akan memengaruhi layanan rumah sakit.
Gelombang ini mulai mengancam nakes di rumah sakit. Kalau yang terinfeksi banyak dan mereka harus cuti, maka ketidaktersediaan nakes akan memengaruhi pelayanan, tulis Zubairi sebagaiman diunggah di akun Twitter pribadinya, Senin (7/2/2022).
Ancaman pada nakes, menurut Zubairi bisa menjadi masalah yang berat. Hal ini bercermin dari kondisi di Inggris, yang mana layanan rumah sakit yang nyaris kolaps akibat gelombang Omicron awal Januari 2022. Bahkan Kementerian Pertahanan Inggris harus mengerahkan tentara untuk mendukung rumah sakit di London.
Pada puncak penularan COVID-19 tersebut, Inggris melaporkan lebih dari 150.000 kasus baru setiap hari selama lebih dari sepekan.
Hal ini dapat menjadi masalah yang berat, seperti yang terjadi di Inggris. Saya harap itu tidak terjadi, lanjut Zubairi dalam unggahan di Twitternya.
Advertisement