Liputan6.com, Jakarta Sejumlah negara di dunia yang berhasil melewati puncak gelombang Omicron, terlepas dari apapun kebijakan yang diberlakukan. Negara-negara tersebut juga mencetak angka kasus COVID-19 lebih dari puncak kasus gelombang sebelumnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mencontohkan 8 negara yang sudah melewati puncak gelombang Omicron, yang ditandai dengan penurunan kasus COVID-19 secara konsisten. Kedelapan negara, yaitu Denmark, Swiss, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
"Jika dilihat dari kebijakan protokol kesehatan pada 8 negara tersebut, ada keterkaitannya, terutama, kebijakan memakai masker dan larangan berkerumun. Dibanding negara lain, Denmark situasinya paling signifikan," papar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (17/2/2022).
"Nyatanya, jika dilihat dari segi kebijakan dan penerapan protokol kesehatan, bahkan Denmark tidak memberlakukan kebijakan wajib masker dan larangan berkerumun."
Di Amerika Serikat, ada kebijakan wajib masker dan larangan berkumpul lebih dari 10 orang. Namun, kebijakan ini tidak terlaksana dengan baik disebabkan aksi demonstrasi dan penolakan dari masyarakat, khususnya terkait asas kebebasan.
Hal serupa juga terjadi di Prancis. Kebijakan wajib masker dan larangan berkumpul lebih dari 100 orang sudah diberlakukan. Namun, banyak terjadi aksi turun ke jalan dan penolakan penggunaan masker oleh masyarakat.
"Sementara, kebijakan 5 negara lainnya dengan wajib masker dan larangan berkumpul, berhasil menekan angka kasus, kematian, dan perawatan di rumah sakit," imbuh Wiku.
"Dari kondisi 8 negara tersebut, dapat diambil kesimpulan, bahwa berkaca kebijakan protokol kesehatan, terlepas apapun kebijakannya, faktor kunci keberhasilan pengendalian adalah masyarakat yang punya kesadaran tinggi menjalankan protokol kesehatan."
Tren Kematian dan Perawatan COVID-19
Jika dilihat lebih jauh lagi kedelapan negara (Denmark, Swiss, Prancis, Jerman, Belgia, Italia, Inggris, Amerika Serikat) yang melewati puncak Omicron terdapat tren kematian dan perawatan di rumah sakit yang berbeda-beda.
"Setidaknya, ada 3 hal yang menjadi perhatian. Pertama, kedelapan negara, kenaikan kasus mencatat rekor tertinggi melebihi puncak kasus sebelumnya. Kelipatan kenaikannya berkisar antara 3-9 kali lipat dari puncak sebelumnya," Wiku Adisasmito menambahkan.
"Khusus Denmark, menjadi yang tertinggi mencapai 13 kali lipat dari puncak terakhirnya. Denmark menjadi satu-satunya negara yang mengalami kenaikan kasus yang tertinggi hingga 13 kali lipat dbanding negara lain."
Kedua, kematian akibat COVID-19 yang terjadi di 6 dari 8 negara cenderung lebih rendah, dengan kisaran angka kematian 50-80 persen dibanding puncak terakhir. Sebaliknya, angka kematian di Denmark setara dengan puncak sebelumnya.
Di Amerika Serikat, angka kematiannya justru lebih tinggi 20 persen dari puncak terakhirnya. Ketiga, 5 dari 8 negara menunjukkan tren perawatan rumah sakit lebih rendah dibanding puncak terakhirnya dengan kisaran angka 30-50 persen.
Tingkat perawatan di Prancis justru sudah setara dengan puncak sebelumnya. Denmark dan Amerika Serikat, tren perawatan justru mencapai angka tertinggi hingga 2 kali lipat dari puncak terakhirnya.
"Adanya tren kematian dan perawatan yang berbeda membuat kita belajar. Bahwa protokol kesehatan penting menekan laju penularan," pungkas Wiku.
Advertisement