Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) melaporkan hingga 6 April 1.611 warga sipil Ukraina meninggal dunia akibat perang.
Dalam External Situation Report #6, periode 31 Maret-6 April yang dipublikasikan pada 7 April 2022 juga menunjukkan ada 2.227 warga sipil yang terluka.
Baca Juga
Selain itu, setidaknya 18 juta orang terdampak oleh perang dan 7,1 juta orang Ukraina harus melakukan perpindahan internal.
Advertisement
Menurut data pemerintah terbaru yang dikumpulkan oleh Komisaris Tinggi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi atau United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), lebih dari empat juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina.
Dalam 5 minggu terakhir, pengungsi Ukraina mendatangi negara-negara terdekat seperti Polandia (57 persen) dan Rumania (15 persen).
Konflik juga memicu banyak tantangan untuk mengakses layanan perawatan kesehatan. Serangan yang masih aktif dan dan kurangnya transportasi umum sangat membatasi gerakan warga.
Hampir 1.000 fasilitas kesehatan berada di dekat daerah konflik atau berada di daerah yang berubah kontrol. Beberapa rumah sakit telah digunakan kembali untuk merawat luka dan setengah dari apotek di Ukraina telah ditutup. Ini membuat sistem kesehatan rentan terhadap kerusakan infrastruktur dan gangguan parah dalam keadaan kritis
Akses terhadap obat-obatan, fasilitas kesehatan, dan tenaga kesehatan menjadi terbatas atau tidak ada sama sekali di beberapa daerah.
Antara 24 Februari dan 6 April, total 91 serangan pada fasilitas layanan perawatan kesehatan telah dilaporkan. Ini mengakibatkan 46 orang cedera dan 73 kematian. Serangan lebih lanjut sedang diverifikasi.
Sejak 24 Februari 274 rumah sakit telah telah rusak, 13 telah hancur total, dan 70 ambulans telah dinonaktifkan oleh penembakan.
Respons WHO
WHO terus memberikan dukungan kepada Ukraina dan negara-negara sekitarnya yang menerima pengungsi.
Guna mendukung keadaan darurat yang sedang berlangsung, WHO telah memobilisasi para ahli dan bekerja dengan mitra untuk menyediakan akses ke layanan kesehatan bagi para pengungsi yang meliputi:
-Perawatan kesehatan primer.
-Vaksinasi rutin.
-Vaksinasi COVID-19.
-Layanan kesehatan mental.
-Dukungan psikososial (Mental Health & Psychosocial Support Network/MHPSS), dan perawatan trauma.
WHO juga sedang berkonsultasi dengan Uni Eropa (UE) tentang evakuasi medis dan terus mendukung negara tetangga untuk memberikan perawatan bagi pengungsi di titik masuk dan di pusat-pusat pengungsi.
WHO bekerja sama dengan Negara-negara anggota di kawasan Eropa dan institusi terkait untuk mengatasi tantangan dalam mengakses obat generik tertentu yang tidak terdaftar di UE, termasuk obat-obatan untuk pengobatan tuberkulosis (TB) dan HIV.
Hingga kini, WHO juga masih melakukan penggalangan dana dari berbagai sumber untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan warga Ukraina selama konflik berlangsung.
Advertisement
Laporan Sebelumnya
Sebelumnya, WHO melaporkan total warga Ukraina yang meninggal dunia akibat perang sebanyak 1.232 orang.
Data ini dikumpulkan pada periode perang 24-30 Maret 2022. Laporan External Situation Report #5 juga menunjukkan, perang telah memengaruhi 18 juta populasi dan mengakibatkan 4 juta penduduk mengungsi.
Sementara, 6,4 juta orang melakukan perpindahan internal dan 1.935 penduduk lokal terluka.
“Situasi secara keseluruhan terus memburuk di seluruh Ukraina. Lebih dari 18 juta orang telah terpengaruh konflik. Menurut data pemerintah terbaru yang dikumpulkan oleh United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR), lebih dari empat juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina,” mengutip laporan WHO, Sabtu (2/4/2022).
Para pengungsi Ukraina memilih untuk melarikan diri ke negara tetangga seperti Polandia (58 persen) dari Rumania (15 persen).
Akses Layanan Kesehatan per 30 Maret
Seperti periode 6 April, akses pada layanan perawatan kesehatan per 30 Maret juga sulit. Ada banyak tantangan seperti konflik aktif dan kurangnya transportasi umum.
Antara 24 Februari dan 30 Maret, menurut WHO, total 82 serangan pada perawatan kesehatan telah dilaporkan dan mengakibatkan 43 cedera dan 72 kematian.
Akibatnya, beberapa rumah sakit telah diubah fungsinya. Yang mulanya menyediakan layanan esensial dan perawatan kesehatan primer sekarang ada pergeseran menjadi pelayanan pendukung dan memberikan perawatan untuk korban trauma dan cedera akibat konflik.
Hal ini menyebabkan gangguan dalam pelayanan kesehatan dasar dan rutin termasuk layanan kesehatan ibu dan anak.
Di sisi lain, hampir 50 persen apotek Ukraina tutup dan banyak petugas kesehatan yang mengungsi atau tidak dapat bekerja.
Advertisement