Liputan6.com, Jakarta Singapura melaporkan adanya kasus hepatitis akut misterius pada bayi 10 bulan. Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan tengah melakukan investigasi untuk mengetahui kasus tersebut sama atau tidak dengan wabah global tentang kasus hepatitis akut yang ramai dibahas belakangan ini.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Singapura mengatakan menerima informasi kasus hepatitis bayi itu tersebut pada Jumat, 29 April 2022. Namun, kasus tersebut pertama kali diketahui saat si anak dirawat di Unit Gawat Darurat RS KK Women’s and Children’s Hospital pada 25 April 2022
Baca Juga
Keluarga dan orang-orang yang kontak dengan si bayi sudah menjalani tes. Hasilnya, mereka dalam kondisi sehat atau tidak mengalami kondisi yang sama dengan bayi.
Advertisement
"Investigasi tengah berlangsung untuk menentukan apakah kasus tersebut memiliki kesamaan dengan kasus hepatitis akut yang misterius atau tidak diketahui penyebabnya yang baru-baru ini dilaporkan secara internasional dan Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO)," kata Kementerian Kesehatan Singapura pada Sabtu, 30 April 2022 mengutip Channel News Asia.
Sang bayi tersebut juga telah melakukan pemeriksaan laboratorium. Hasilnya ia negatif dari virus umum penyebab hepatitis tipe A, B, dan E.
"Namun, ada riwayat infeksi COVID-19 sebelumnya yakni pada Desember 2021 meskipun hingga saat ini tidak ada bukti hepatitis akut terkait dengan COVID-19," kata Kementerian Kesehatan Singapura lagi.
Meski belum diketahui pasti penyebabnya, Singapura sedang memantau dengan rinci situasi tersebut. Juga, telah memberitahu semua tenaga kesehatan di sana untuk waspada bila anak dan bayi menunjukkan tanda dan gejala hepatitis yang penyebabnya tidak dapat diidentifikasi.
Â
Penyebab Mungkinkah Adenovirus?
Selain negara-negara Eropa, Israel dan Jepang juga sudah melaporkan kasus tersebut.
Mengingat kasus ini belum jelas, Singapura mengatakan terus waspada akan hal ini serta memantau secara kontinyu kasus yang ada.
Lebih lanjut, Kementerian Kesehatan Singapura menerangkan bahwa hepatitis adalah penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol serta obat-obatan tertentu.
Namun, penyebab pasti hepatitis akut dalam kasus ini di seluruh dunia saat ini tidak diketahui. Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kasus tersebut mungkin terkait dengan infeksi adenovirus kata Kementerian Kesehatan Singapura.
Apa itu adenovirus? Adenovirus adalah virus umum yang biasanya menyebabkan penyakit pernapasan atau pencernaan, dan tidak menyebabkan hepatitis pada anak-anak yang sehat.
Perilaku hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dan kebersihan pernapasan yang baik membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi umum, termasuk infeksi adenovirus. Anak-anak yang tidak sehat disarankan untuk tinggal di rumah alias tidak masuk sekolah sampai gejalanya berhenti atau dinilai sudah fit untuk kembali ke sekolah.
Advertisement
Gejala Hepatitis pada Anak
Mengingat sudah ada temuan kasus hepatitis akut misterius di Singapura, hal ini menjadi pengingat bagi orangtua untuk lebih waspada. Bila anak mengalami gejala hepatitis berikut ini sebaiknya segera mendapatkan bantuan medis atau ke dokter.
Gejala penyakit hepatitis antara lain:
- Urine berawarna gelap
- Feses berwarna abu-abu, pucat
- Bagian mata yang berwarna putih tampak kuning atau bisa juga kulit tampak menguning
- Kulit yang gatal
- Nyeri otot atau sendi
- Demam
- Mual, muntah atau sakit perut
- Lesu dan atau kehilangan nafsu makan
WHO mengatakan bahwa sudah ada satu kematian anak yang dilaporkan terkait dengan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui penyebab dan asalnya padan anak-anak ini. WHO mengatakan juga bahwa setidaknya 169 kasus telah dilaporkan pada anak-anak di 12 negara.
Kasus ini menjadi perhatian karena adanya peningkatan kasus tersebut. Pakar dari berbagai negara tengah menyelidiki soal peningkatan kasus hepatitis akut misterius yang terjadi pada anak itu.
Hingga 21 April 2022, kasus hepatitis akut yang tidak diketahui asalnya telah dilaporkan di Inggris, Amerika Serikat, Spanyol, Israel, Denmark, Irlandia, Belanda, Italia, Norwegia, Prancis, Rumania, dan Belgia.
Bagaimana dengan di Indonesia?
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara, Profesor Tjandra Yoga Aditama dalam tulisan Hepatitis Berat yang Belum Jelas Penyebabnya mengatakan bahwa Indonesia mesti bersiaga menghadapi hal ini.
"Kementerian Kesehatan kita memang nampaknya sudah mulai waspada pula. Tiga langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi kasus, surveilan epidemiologi yang ketat dan pemeriksaan laboratorium yang amat rinci," kata Tjandra.
Ia juga mengatakan Indonesia bisa meniru langkah-langkah European CDC (E-CDC) sebagai badan yang menangani penyakit menular di Eropa E-CDC dalam penanganan kasus tersebut.
Memang apa yang dilakukan E-CDC?
 Hal yang masih akan dilakukan oleh E-CDC antara lain:
1. Menggalakkan surveilan dibidang epidemiologi, klinik, virologi, toksikologi dan lain-lain.
2. Perlu mencari informasi lain untuk menegakkan hipotesis penyebab terjadi, termasuk riwayat infeksi sebelumnya, aspek personal, lingkungan dan lain-lain.
3. Perlu ada penelitian mendalam untuk mendapatkan faktor risiko infeksi, kasus menjadi parah, kemungkinan penularan, gambaran klinik yang lengkap dan etiologi penyebabnya.
Advertisement