Liputan6.com, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menyatakan hepatitis akut misterius pada anak yang melanda sejumlah negara di dunia masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Terlebih, ada kematian tiga pasien anak yang dirawat di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia sedang berupaya melakukan investigasi penyebab kejadian hepatitis akut melalui pemeriksaan panel virus secara lengkap. Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut.
Baca Juga
Merespons temuan hepatitis akut misterius, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia PB IDI dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendukung penuh investigasi yang dilakukan Kemenkes.
Advertisement
IDI dan IDAI mendukung penuh upaya Pemerintah dan akan segera berkoordinasi dengan para ahli kedokteran terkait untuk penyelidikan menyeluruh atas kasus-kasus yang dicurigai sebagai hepatitis akut yang belum diketahui etiologinya ini, demikian bunyi pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Selasa, 3 Mei 2022.
Dalam pernyataan resmi, Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi menekankan, masyarakat diimbau tetap waspada selama pihaknya melakukan penyelidikan kasus hepatitis akut misterius dari ketiga pasien anak yang meninggal.
“Selama masa investigasi (hepatitis akut), kami mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan, seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih," pesan Nadia, Senin (2/5/2022).
"Kemudian tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit, serta tetap melaksanakan protokol kesehatan."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Waspadai Gejala Hepatitis Akut Misterius
Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi meminta seluruh organisasi profesi dan tenaga kesehatan mewaspadai gejala hepatitis akut misterius pada anak.
"Kami meminta agar seluruh organisasi profesi medis di bawah IDI, seluruh dokter, dan tenaga Kesehatan yang bertugas di berbagai jenis Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala hepatitis pada anak dan dewasa," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun PB IDI, gejala hepatitis akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini, antara lain perubahan warna urine (gelap) dan/atau feses (pucat), (sakit) kuning, gatal, nyeri sendi atau pegal-pegal.
Ada juga gejala demam tinggi, mual, muntah atau nyeri perut, lesu, dan/atau hilang nafsu makan, diare, serta kejang. ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST)/SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.
AST atau ALT merupakan enzim yang digunakan sebagai indikator kerusakan hati.
Advertisement
Pencegahan Hepatitis Akut Misterius
Senada dengan Adib Khumaidi, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) Piprim Basarah Yanuarso juga meminta seluruh dokter anak dan residen dokter anak turut mengawasi apabila gejala hepatitis akut misterius muncul pada pasien anak.
IDAI pun mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan berhati-hati. Masyarakat dapat melakukan pencegahan infeksi hepatitis akut misterius dengan sejumlah langkah, antara lain:
- Mencuci tangan
- Meminum air bersih yang matang
- Makan makanan yang bersih dan matang penuh
- Membuang tinja dan atau popok sekali pakai pada tempatnya
- Menggunakan alat makan sendiri-sendiri
- Memakai masker dan menjaga jarak
IDAI pun meminta masyarakat dapat mendeteksi secara dini jika menemukan anak-anak dengan gejala-gejala seperti kuning, mual/muntah, diare, nyeri perut, penurunan kesadaran/kejang, lesu, dan demam tinggi, maka dapat langsung memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan terdekat.
"Kami juga meminta kepada seluruh tenaga Kesehatan terkait dan lapisan masyarakat, terutama para orangtua dan anak agar tetap ketat melakukan protokol kesehatan terlebih di masa mudik Lebaran 2022 ini," lanjut Piprim.
Rumah Sakit Tingkatkan Pengawasan
Kemenkes RI pun telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
SE yang diperoleh Health Liputan6.com pada Senin, 2 Mei 2022, ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 27 April 2022. Rumah sakit diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap adanya hepatitis akut misterius.
Salah satunya, melakukan pengamatan kasus terhadap anak-anak yang menderita penyakit kuning (jaundice) akut. Sebab, penyakit kuning bisa menjadi salah satu tanda dari kehadirannya infeksi virus hepatitis. Bunyi arahan Kemenkes kepada rumah sakit, antara lain:
- Meningkatan kewaspadaan di Rumah Sakit melalui pengamatan semua kasus sindrom jaundice akut yang tidak jelas penyebabnya dan ditangani sesuai tata laksana serta dilakukan pemeriksaan laboratorium.
- Melakukan hospital record review terhadap kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) sejak 1 Januari 2022.
- Melaporkan jika ada kasus potensial sesuai dengan gejala Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown aetiology) sesuai definisi operasional kasus kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com, dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Advertisement