RI Masuk Fase Transisi Akhir Pandemi COVID-19, Epidemiolog: Fase Pemulihan Harus Disiapkan

Penurunan kasus COVID-19 disertai dengan peningkatan imunitas pada masyarakatnya. Itu tanda masuk fase transisi dari pandemi ke endemi?

oleh Benedikta Desideria diperbarui 13 Mei 2022, 18:00 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2022, 18:00 WIB
FOTO: Peralihan Pandemi Menuju Endemi
Aktivitas warga di kawasan Blok-M, Jakarta, Senin (14/3/2022). Menurut Jubir Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro, peralihan pandemi ke endemi tak bisa lepas dari jumlah kasus harian dan angka kematian rendah serta tingkat keterisian RS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Situasi COVID-19 di Indonesia terus menunjukkan penurunan kasus positif maupun aktif. Demikian pula dengan angka kematian terkait Corona. Sementara jumlah kesembuhan dari infeksi SARS-CoV-2 juga menunjukkan peningkatan. Kondisi tersebut menerbitkan harap, pandemi COVID-19 di Tanah Air akan segera berganti menuju endemi. 

Epidemiolog Dicky Budiman mengatakan bahwa Indonesia sudah memperlihatkan memasuki fase transisi menuju akhir pandemi COVID-19.

"Sebelum ke arah akhir pandemi memang dibutuhkan fase transisi dan Indonesia sudah masuk itu," kata Dicky lewat pesan suara ke Health-Liputan6.com pada Jumat (13/5/2022).

Ada beberapa indikator yang memperlihatkan Indonesia masuk ke fase transisi menuju akhir pandemi COVID-19. Dicky mengatakan Indonesia sudah masuk fase deselerasi. Ini adalah kondisi ketika terjadi penurunan kasus disertai dengan perbaikan modal imunitas lewat imunisasi dan respons lainnya.

Dicky mengingatkan meski Indonesia sudah masuk ke awal fase transisi bukan berarti bebas dari ancaman COVID-19. Masih ada ancaman virus serta varian turunan SARS-CoV-2 yang mungkin bisa terjadi peningkatan kasus di negara ini jika abai atau santai terhadap protokol kesehatan. 

"Ancaman belum berhenti. Ada ancaman varian BA.4, BA.5 yang bisa mengalahkan parentalnya yakni BA.2 dan berpotensi masuk Indonesia dan meningkatkan jumlah kasus," kata Dicky yang merupakan peneliti Global Health Security dan Pandemi pada Center for Environment and Population Health di Griffith University Australia ini.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Hal yang Mesti Dilakukan di Fase Transisi Menuju Akhir Pandemi COVID-19

Dicky  mengingatkan ketika masuk fase transisi ke akhir pandemi juga diperlukan persiapan. Persiapan yang perlu dilakukan adalah mulai dari regulasi, prosedur, perilaku dan infrastruktur yang lebih mengurangi potensi penularan COVID-19.

"Perilaku misalnya, memakai masker. Lalu, ketika ada kerumunan dihindari lalu terus menjaga perilaku mencuci tangan dengan sabun. Jadi, ini bukan cuma bicara penularan COVID-19 tapi juga hepatitis dan penyakit lain," kata Dicky.

Lalu, soal persiapan infrastruktur menuju ke arah akhir pandemi COVID-19, salah satunya dengan mengupayakan kualitas udara bersih dengan CO2 di bawah 1000 ppm. Lalu, sirkulasi udara di sekolah, gedung dan kantor dibuat bisa lebih baik.

"Jadi, bukan cuma melihat dari indikator epidemiologi tapi juga mempersiapkan perilaku dan lingkungan," kata Dicky.

Ketika persiapan tersebut sudah dilakukan di masa fase transisi, dan WHO mencabut status pandemi yang mungkin di akhir tahun atau awal tahun 2023, Indonesia sudah siap.

Perubahan Status Pandemi ke Kondisi Terkendali, Bukan Endemi

epidemiolog Dicky Budiman membagikan tips agar terhindar dari paparan COVID-19 selama mudik Lebaran
Epidemiolog Dicky Budiman membagikan tips agar terhindar dari paparan COVID-19 selama mudik Lebaran, foto: dokumentasi pribadi.

Dicky mengingatkan bahwa perubahan status pandemi COVID-19 di Indonesia harus diarahkan ke status terkendali, bukan endemi. Status terkendali pada COVID-19 adalah kondisi ketika tidak terjadi penambahan kasus atau ada penambahan tapi hanya ada di wilayah tertentu.

"Kalau bicara akhir pandemi COVID-19, target kita secara nasional harusnya mengarah ke status COVID-19 terkendali, bukan endemi," kata Dicky.

"Endemi itu buruk dan berbahaya. Artinya masih ada orang sakit dan meninggal (karena COVID-19)," terang Dicky.

Meski begitu, dalam sebuah negara mungkin juga ketika pandemi sudah dicabut oleh WHO ada wilayah yang memiliki status COVID-19 epidemi atau endemi.

"Mungkin masih ada yang masuk status endemi atau epidemi, hal ini terkait dengan cakupan vaksinasi yang buruk serta perilaku masyarakat yang buruk," katanya.

Endemi berarti suatu kondisi penyakit selalu ada atau tidak bisa kasusnya nol. Contoh kasus endemi adalah malaria.

Sementara itu bila epidemi adalah suatu kondisi ketika muncul ledakan kasus beberapa kali dalam setahun seperti muncul gelombang-gelombang kasus. Di antara gelombang tersebut ada kasus tapi terkendali.

Infografis Ragam Tanggapan Indonesia Menuju Endemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ragam Tanggapan Indonesia Menuju Endemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya