Studi Ungkap Pelaku Hidup Sehat Justru Konsumsi Banyak Makanan Berlemak

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition

oleh Melly Febrida diperbarui 18 Jun 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 18 Jun 2022, 15:00 WIB
Ilustrasi makanan sehat. Photo by Ella Olsson on Unsplash
Ilustrasi makanan sehat. Photo by Ella Olsson on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta Sudah sehatkah makanan yang Anda konsumsi? Kebanyakan orang tidak dapat menilai secara akurat seberapa sehat diet yang dijalaninya. Bahkan orang yang berpikir sudah menjalani pola makan sehat malah makan terlalu banyak lemak jenuh dan natrium, namun tidak cukup sayuran.

Penelitian ini dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Society for Nutrition seperti dilansir Business Insider.

Para peneliti dari USDA dan University of Central Arkansas melihat data dari 9.757 orang dewasa Amerika yang diminta untuk menyelesaikan survei makanan dan menilai diet dalam skala dari "buruk" hingga "sangat baik".

Para peneliti kemudian mengevaluasi kebiasaan makan peserta dan menilai dari A sampai F berdasarkan pedoman makan sehat yang menetapkan poin untuk makan buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein, dan untuk menghindari makanan olahan, biji-bijian olahan dan gula, dan lemak jenuh.

Peneliti menemukan bahwa 85% peserta secara tidak akurat menilai dietnya sendiri, hampir semuanya memperingkatkan makanannya lebih sehat daripada yang sebenarnya.

"Kebanyakan orang dewasa melebih-lebihkan kualitas makanan mereka, terkadang sampai tingkat yang substansial," kata Jessica Thomson, penulis utama studi dan penelitian epidemiologi dengan USDA, mengatakan dalam siaran pers. 

Sekitar 71% peserta menilai diet yang dijalaninya baik, lebih baik, atau sangat baik - tetapi hanya sekitar 12% dari diet peserta yang peringkatnya tinggi dalam hal kesehatan. 

Dan 70% dari diet peserta diberi skor serendah mungkin, F, meskipun hanya 6% orang yang menilai diet mereka sebagai kualitas terendah.

"Tetapi jika Anda berpikir diet Anda tidak sehat, Anda mungkin benar. Orang-orang lebih cenderung benar jika mereka menilai kebiasaan makan mereka berkualitas rendah," catat para peneliti. 

 

Perbedaan Diet Sehat Ideal dan Makanan yang Biasa Dikonsumsi

 

Perbedaan antara diet sehat yang ideal dan apa yang sebenarnya orang makan biasanya adalah kurangnya asupan biji-bijian, sayuran hijau, kacang-kacangan, makanan laut, dan protein nabati, dan terlalu banyak natrium serta lemak jenuh.

Tidak jelas mengapa orang begitu sulit menilai secara akurat diet mereka sendiri.

"Sampai kita memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang individu pertimbangkan ketika menilai kesehatan diet mereka, akan sulit untuk menentukan pengetahuan dan keterampilan apa yang diperlukan untuk meningkatkan penilaian diri atau persepsi kualitas diet seseorang," katanya dalam siaran pers.

Pola Hidup Sehat

Apakah sebenarnya pola hidup sehat itu? Mengutip laman WebMD, studi yang dipublikasikan dalam Archives of Internal Medicine mengungkapkan bahwa ada empat tolak ukur yang berkaitan dengan pola hidup sehat.

Para peneliti dalam studi tersebut menjadikan empat hal ini sebagai tolak ukur pola hidup sehat. Berikut diantaranya.

- Apakah Anda merokok?

- Apakah Anda mampu mempertahankan berat badan yang ideal (BMI 19-25), atau sudahkah Anda berhasil menurunkan berat badan untuk mencapai angka yang ideal?

- Apakah Anda makan setidaknya lima porsi buah dan sayuran setiap harinya?

- Apakah Anda sudah berolahraga setidaknya 30 menit atau lebih dalam 5 kali seminggu?

Keempat hal tersebutlah yang dianggap para peneliti dalam studi tersebut sebagai tolak ukur hidup sehat.

Sedangkan menurut Harvard Health Publishing, keempat poin tersebut juga ikut disebutkan menjadi tolak ukur. Hanya saja ada sedikit perbedaan yakni berkaitan dengan konsumsi alkohol, yang mana harus dibatasi.

Pada wanita, takaran untuk mengonsumsi alkohol setidaknya hanya 5 hingga 15 gram per hari, dan 5 hingga 30 gram untuk pria.

Kurangi Lemak dan Daging Olahan

Pola hidup sehat juga sering dikaitkan dengan mengurangi konsumsi daging olahan dan daging merah dalam porsi yang berlebihan.

Mengingat keduanya memiliki kaitan dengan penyakit kronis. Menurut profesor dan ketua departemen nutrisi Harvard T.H. Chan School of Public Health, Frank B Hu, daging olahan sedikit lebih memperhatikan daripada daging merah.

"Semakin tinggi asupan daging olahan, semakin tinggi juga risiko penyakit kronis dan kematian," ujar Frank dikutip NBC News.

Dalam hal ini, Anda pun disarankan untuk berfokus pada kandungan lemak dan karbohidrat yang sehat. Asupan seperti ini pun bisa didapatkan dari makanan seperti sayuran, buah-buahan, yang kaya akan vitamin, mineral, dan serat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya