Liburan Sekolah di Tengah Kenaikan Kasus COVID-19, IDAI Sarankan Ortu Tak Ajak Anak ke Tempat Ramai

Di tengah liburan sekolah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orangtua bahwa COVID-19 masih ada.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 08 Jul 2022, 11:00 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2022, 11:00 WIB
Pemprov DKI Targetkan Bangun 31 Taman Maju Bersama pada 2022
Anak-anak bermain di Taman Maju Bersama (TMB) Panjang Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (26/1/2022). Pembangunan 31 TMB tersebut diharapkan dapat mengendalikan banjir di Ibu Kota. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah liburan sekolah, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan orangtua bahwa COVID-19 masih ada. Terlebih varian yang mendominasi saat ini adalah BA.4 dan BA.5 yang jauh lebih menular dari varian Omicron awal.

Maka dari itu di tengah liburan sekolah, IDAI meminta orangtua tetap waspada serta mengajak anak untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Jangan sampai anak terpapar COVID-19 yang bisa berimbas munculnya masalah kesehatan lain di kemudian hari seperti MIS-C.

“Data terkini menunjukkan adanya peningkatan kasus COVID-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan. Selain itu juga ada peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C) dan potensi kasus Long COVID-19pada anak di Indonesia,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K).

Di tengah liburan panjang seperti ini, juga jadi waktu yang tepat untuk mengajarkan anak supaya akap dan disiplin protokol kesehatan. Ingat, protokol kesehatn terbukti mencegah berbagai penyakti infeksi termasuk COVID-19. Sehingga kebiasaan baik yang terbentuk selama pandemi harus dipertahankan dan ditingkatkan bila ada kenaikan kasus seperti disampaikan Ketua Satgas COVID IDAI dr Yogi Prawira SpA(K).

Lalu, di tengah kenaikan kasus COVID-19 sekitar 2000-an akhir-akhir ini Yogi menyarankan agar anak berlibur di tempat yang aman bukan di keramaian. 

"Kami juga menghimbau orangtua untuk tidak membawa anak ke tempat keramaian di masa liburan sekolah," kata Yogi mengutip keterangan pers yang diterima Liputan6.com.

 

IDAI Minta Pemerintah Transparasn Kasus COVID Usia Anak dan Bayi

Anak Sakit
Ilustrasi/copyright shutterstock.com

IDAI juga berharap pemerintah meningkatkan 3T (testing, tracing dan treatment) serta menampilkan data terkini kasus COVID-19 terkonfirmasi secara akurat dan transparan. Termasuk pada usia bayi dan anak.

Selain itu, IDAI juga meminta pihak sekolah, dinas Pendidikan dan pemerintah daerah setempat berkolaborasi dengan orang tua dan dinas Kesehatan dalam memastikan keamanan dan keselamatan anak, antara lain dengan melakukan testing pada anak dengan gejala COVID-19, dan patuh serta disiplin mengerjakan protokol Kesehatan, serta tidak membawa anak ke luar rumah apabila ada gejala demam, batuk, pilek, diare.

Protokol kesehatan terutama fokus pada:

- Penggunaan masker wajib untuk semua orang berusia di atas 2 tahun

- Mencuci tangan

- Menjaga jarak

- Tidak makan bersamaan.

Lalu, memastikan sirkulasi udara terjaga, serta mengaktifkan sistem penapisan aktif per harinya untuk anak, guru, petugas sekolah dan keluarganya yang memiliki gejala suspek COVID-19.

 

Ayo Imunisasi

FOTO: Memantau Pertumbuhan Balita Lewat Imunisasi Rutin
Dokter memeriksa stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang anak usia 5 dan 2 tahun di Puskesmas Kramat Jati, Jakarta, Kamis (12/11/2020). Pemantauan pertumbuhan balita dan batita dilakukan dengan imunisasi secara rutin pada anak usia 0-9 bulan dan 18 bulan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Ketua Satgas Imunisasi IDAI, Prof Dr dr Hartono Gunardi, SpA(K) mengingatkan para orangtua untuk mengikuti Bulan Imunisasi Anak Nasional. Lengkapi imunisasi dasar dan booster untuk anak balita, imunisasi MR tambahan dan imunisasi dengan vaksin baru yaitu vaksin pneumokokus (PCV) yang berguna untuk mencegah radang paru.

Lalu, pada Anak usia 6 tahun ke atas perlu imunisasi COVID-19 sebanyak 2 kali. Jadi imunisasi rutin dan vaksinasi COVID-19 diperlukan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit infeksi.

Hartono mengingatkan vaksinasi COVID-19 untuk anak anak dengan komorbiditas dapat berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis anak. Komorbiditas anak meliputi penyakit seperti keganasan, diabetes melitus, penyakit ginjal kronik, penyakit autoimun, penyakit paru kronis, obesitas, hipertensi, dan lainnya.

Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Tips Bantu Anak Terbiasa Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya