Liputan6.com, Jakarta - Masuk angin menjadi istilah populer di Indonesia yang digunakan untuk menggambarkan kondisi tak enak badan yang berkaitan dengan flu like symptoms atau gejala serupa flu.
Untuk mengatasi gejala masuk angin yang cukup mengganggu, beberapa orang menggunakan jahe sebagai obat rumahan. Jahe yang menghangatkan tubuh berguna untuk meredakan pilek dan sakit tenggorokan.
Baca Juga
Obat masuk angin herbal Ini memiliki kualitas antibakteri dan dapat membantu mengatasi rasa sakit dan peradangan.
Advertisement
Jahe adalah akar dari tanaman tahunan Zingiber officinale. Orang-orang telah menggunakan jahe sebagai obat herbal selama berabad-abad untuk mengobati banyak kondisi, mulai dari radang sendi hingga sakit perut.
Orang masih sering menggunakan jahe saat ini ketika sedang batuk atau pilek. Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa jahe memiliki khasiat obat yang dapat membantu meringankan gejala pilek atau sakit tenggorokan.
Melansir Medical News Today, jahe dapat ditambahkan ke air panas dan lemon. Tidak ada bukti konklusif untuk membuktikan bahwa jahe dapat menghentikan atau menghilangkan pilek, tetapi penelitian menunjukkan bahwa jahe dapat membantu mencegahnya. Jahe juga dapat membantu memperbaiki gejala pilek maupun masuk angin.
Menurut satu ulasan, ada bukti bahwa jahe dapat:
- Mencegah masuk angin
- Mencegah atau meredakan sakit tenggorokan
- Mengurangi hidung mampet
- Mengurangi peradangan
“Namun, para peneliti perlu mempelajari jahe lebih lanjut untuk mendukung bukti ini,” mengutip Medical News Today, Selasa (9/8/2022).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kandungan Jahe
Jahe mengandung senyawa yang disebut gingerol dan shogaols. Para peneliti percaya bahwa senyawa ini memberi jahe sifat obatnya.
Studi menunjukkan bahwa jahe memiliki manfaat sebagai berikut:
-Antibakteri
Sebuah studi laboratorium 2011 menemukan bahwa jahe menunjukkan efek antibakteri yang lebih tinggi daripada antibiotik terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes. Ini adalah bakteri yang menyebabkan faringitis streptokokus, yang dikenal sebagai radang tenggorokan.
Sebuah studi laboratorium yang lebih baru menegaskan bahwa efek antibakteri jahe memang signifikan.
-Antivirus
Dalam studi tabung reaksi, jahe menampilkan sifat antivirus. Pada hewan, peneliti juga menemukan bahwa jahe efektif melawan rasa sakit dan demam.
Jahe segar dapat bermanfaat melawan virus pernapasan. Sebuah studi laboratorium pada 2013 menunjukkan bahwa jahe segar memiliki efek antivirus pada model infeksi pernapasan. Jahe kering tidak memiliki efek apapun. Jahe tampaknya menghentikan reproduksi virus.
“Namun, saat ini tidak ada bukti bahwa jahe dapat melindungi terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan COVID-19.”
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Peran Lainnya
Jahe juga berperan sebagai:
-Antiinflamasi
Dalam model laboratorium infeksi tenggorokan, jahe menunjukkan aktivitas anti-inflamasi. Para peneliti menyarankan bahwa jahe dapat mengurangi faringitis, yaitu peradangan di bagian belakang tenggorokan.
-Antioksidan
Selain itu, penelitian laboratorium tahun 2012 tentang jahe, lada buaya, dan pala menemukan bahwa jahe memiliki efek antioksidan tertinggi dari ketiga rempah tersebut. Antioksidan membantu mencegah kerusakan sel akibat peradangan.
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian ini kecil atau dilakukan di laboratorium atau pada hewan. Para peneliti belum mereplikasi hasil ini pada manusia.
Jahe memiliki rasa pedas dan efek menghangatkan. Sifat obatnya dapat membantu meringankan sakit tenggorokan atau infeksi tenggorokan. Seseorang dapat mencoba menggunakan jahe untuk sakit tenggorokan dengan:
-Menambahkan jahe parut segar ke dalam air panas dengan lemon
-Mengunyah sepotong jahe segar
-Menambahkan jahe segar ke resep
-Menambahkan jahe segar ke jus atau smoothie
-Membuat minuman jahe dengan mencampur jahe segar dengan air kelapa.
Aman Digunakan
Orang juga bisa mengonsumsi jahe dengan cara lain, seperti dalam bentuk pelega tenggorokan, pil, atau kapsul.
“Mengambil jahe dalam bentuk kapsul mungkin bermanfaat bagi orang yang tidak menyukai rasanya.”
Food and Drug Administration (FDA) mengatakan bahwa jahe aman digunakan dalam makanan dan minuman. Namun, FDA tidak mengatur suplemen jahe. Oleh karena itu, kemurnian dan kualitas produk jahe akan berbeda-beda.
Siapa pun yang memiliki kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya atau menggunakan obat lain harus berkonsultasi dengan profesional medis sebelum menggunakan pengobatan rumahan atau suplemen. Wanita hamil juga harus mengambil langkah ini.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe mungkin memiliki efek antimikroba yang lebih kuat dalam kombinasi dengan madu, yang juga bersifat antimikroba.
Orang dapat membuat minuman yang menenangkan untuk sakit tenggorokan dengan menambahkan parutan jahe dan madu ke dalam air panas.
Beberapa bahan anti-inflamasi tambahan yang dapat ditambahkan seseorang ke minuman jahe meliputi cengkeh dan oregano.
Namun, selalu merupakan ide yang baik untuk memeriksakan diri ke dokter sebelum mencoba pengobatan herbal baru.
Advertisement