24 Ribu Kasus DBD di Jabar di 2022, Kota Bandung Terbanyak

Kasus DBD naik drastis di Jawa Barat. Pada Januari-Juli 2022 berjumlah 24.192 kasus DBD dengan 224 diantaranya berakibat kematian.

oleh Arie Nugraha diperbarui 08 Sep 2022, 20:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi DBD (Istimewa)
Ilustrasi DBD (Istimewa)

Liputan6.com, Bandung Total kasus penyakit demam berdarah (DBD) di Jawa Barat (Jabar) periode Januari-Juli 2022 berjumlah 24.192 dengan 224 diantaranya berakibat kematian.

Daerah yang tertinggi memiliki kasus DBD pada semester pertama tahun ini adalah Kota Bandung dengan 3.936 kasus. Lalu, disusul Kabupaten Bandung 2.777 kasus, Kota Bekasi 1.910 kasus, Kabupaten Sumedang 1.425 kasus.

Daerah yang memiliki angka kematian tertinggi DBD 2022 yaitu Kabupaten Bandung dengan 37 kematian, Kota Tasikmalaya dengan 22 kematian, Kabupaten Sumedang dan Kota Sukabumi dengan 13 kematian.

"Sampai saat ini kasus di tahun 2022 sudah 24 ribu kasus periode Januari-Juli. Sedangkan di 2021 dalam periode Januari - Desember 23 ribu kasus," ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Jawa Barat, dokter Ryan Bayusantika, dicuplik dari laman resmi Dinas Kesehatan ditulis, Bandung, Rabu, 7 September 2022.

Ryan mengatakan otoritasnya terus berupaya mencegah penyakit demam berdarah (DBD) dengan menggerakan masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan menguras, menutup, dan mengubur (3M) plus melalui G1R1J (Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik).

Selain itu upaya larvasidasi dan juga deteksi dini DBD dengan tes diagnosis cepat (RDT) DBD di fasilitas serta pelayanan kesehatan (fasyankes).

Tetapi yang utama adalah masyarakat harus mencegah penyebaran DBD agar penyakit akibat nyamuk betina ini tidak meluas.

Caranya sebut Ryan, harus menjadi juru pemantau jentik di wilayah tempat tinggal masing-masing.

"Gerakan juru pemantau jentik tidak hanya dirumah tapi juga tempat umum, sekolah, perkantoran dll. Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa sehingga yang perlu diberantas secara rutin seminggu sekali adalah jentik nyamuk Aedes aegypti," kata Ryan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemberantasan Sarang Nyamuk

Waspada DBD! Pantang Kendur di Tengah Pencegahan Penyebaran Covid-19
(Foto:Ilustrasi)

Ryan menuturkan ada beberapa tips pencegahan dan pengendalian DBD yang terdiri dari pengendalian fisik yang merupakan pilihan utama pengendalian vektor DBD melalui kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

PSN 3M akan memberikan hasil yang baik apabila dilakukan secara luas dan serentak, terus menerus dan tidak putus.

Kegiatan itu sebaiknya dilakukan sekurang-kurangnya seminggu sekali sehingga terjadi pemutusan rantai pertumbuhan nyamuk pradewasa tidak menjadi dewasa.

"Pelaksanaan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J) dengan melibatkan segenap anggota keluarga untuk berperan sebagai Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di rumah masing-masing," ucap Ryan.

Masyarakat juga diimbau tidak lupa tetap melaksanakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN 3M Plus) dengan kegiatan Menguras , Menutup, Mendaur Ulang (3M), Plus menghindari gigitan nyamuk di lingkungan rumah, perkantoran, tempat kerja, sekolah, dan tempat-tempat umum (TTU).

PSN 3M dilakukan dengan cara, antara lain :

1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dan lain-lain seminggu sekali (M1)

2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/ tempayan, dan lain-lain (M2)

3. Memanfaatkan atau mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

 


PSN 3M Plus, Apa Saja?

Vas Bunga - Vania
Ilustrasi Mengganti Air Vas Bunga/https://unsplash.com/Cath Smith

PSN 3M diiringi dengan kegiatan Plus lainya, antara lain :

• Mengganti air vas bunga, tempat minum burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.

• Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak

• Menutup lubang-lubang pada potongan bambu/pohon, dan lain-lain (dengan tanah, dan lain-lain).

• Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat-tempat yang sulit dikuras atau di daerah yang sulit air.

• Memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak-bak penampungan air.

• Memasang kawat kasa.

• Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.

infografis beda DBD dan Malaria
Apa bedanya DBD dan Malaria?
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya