Liputan6.com, Jakarta - Air minum menjadi salah satu kebutuhan penting harian tubuh manusia. Gizi dan mineral yang terkandung dalam air minum bisa menjaga tubuh tetap sehat dan terhindar dari dehidrasi atau kekurangan cairan.
Ketua Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Dr. Nurul Ratna MM, M.Gizi, SpGK. mengatakan, tak semua air yang terlihat bersih bisa diminum. Pasalnya, air yang terlihat bersih bisa saja mengandung cemaran yang tak baik untuk tubuh.
Baca Juga
Air minum dapat tercemar oleh hal-hal berikut:
Advertisement
- Bakteri penyebab penyakit seperti virus hepatitis, salmonella typhil, ecoli patogenik, pseudomonas aeruginosa dan lain-lain.
- Senyawa kimia termasuk nitrit, nitrat, detergen, dan lain-lain.
- Senyawa organik.
- Senyawa pestisida, terutama jika sumber air dekat dengan pertanian.
- Logam berat seperti timbal, kadmium, dan lain-lain.
“Dan ternyata, cemaran-cemaran ini pada saat kita rebus kita saring itu enggak semuanya hilang. Terutama untuk logam berat, senyawa kimia, pestisida bisa jadi masih ada,” kata Nurul dalam konferensi pers bersama Danone dan Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) belum lama ini.
“Mungkin bakteri mati, e coli, hepatitis, dan salmonella itu dalam suhu 100 derajat mati, tapi senyawa kimia dan logam berat itu tidak semudah itu. Jadi sebisa mungkin kita pilih air dari sumber tanah yang dalam supaya lebih aman,” tambahnya.
Nurul juga menyampaikan data dari Badan Pusat Statistik (BPS 2017) yang menunjukkan bahwa air minum di Indonesia kebanyakan berasal dari:
- Air minum dalam kemasan (31 persen)
- Sumur terlindungi (21 persen)
- Sumur pompa (15 persen)
- Air keran (11 persen).
Sumber Air Paling Baik
Sumber air yang diminum sehari-hari dapat berasal dari air permukaan seperti danau atau sungai. Bisa pula air tanah, baik tanah pegunungan di dataran tinggi maupun tanah di dataran rendah atau area pemukiman.
Sumber air tanah bisa dibagi lagi menjadi dua. Yakni air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air tanah dalam terlindungi oleh lapisan kedap air. Sementara air tanah dangkal tidak terlindungi sehingga lebih rentan terhadap pencemaran dari permukaan tanah.
Misalnya, air tanah dangkal di sekitar perumahan padat penduduk rentan tercemar bakteri jika jarak antara septic tank dengan sumber air kurang dari 10 meter. Sumber air yang tidak terlindungi ini juga rentan tercemar pestisida dan pupuk dari area persawahan atau deterjen dari aktivitas mencuci.
Sumber air yang tercemar bisa memicu penyakit seperti diare. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan, satu dari sepuluh balita mengalami diare.
Maka dari itu, air yang lebih baik dikonsumsi adalah air dari lapisan tanah dalam.
“Jadi urusan air itu tidak sekadar minum untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi kualitas air itu perlu kita pertimbangkan secara matang jadi enggak sekadar direbus.”
Advertisement
Dampak Kekurangan Cairan
Memilih kualitas air minum yang baik sangat penting lantaran tubuh manusia dua per tiganya terdiri dari air. Meski begitu, tubuh tidak dapat memproduksi air secara alami.
“Tubuh kita perlu asupan air setiap hari untuk mengganti cairan yang hilang lewat urine, pernapasan, keringat, dan pencernaan. Air merupakan salah satu zat gizi. Sama seperti zat gizi lainnya, tentunya memilih air minum terbaik dapat turut mendukung kesehatan kita.”
Sebaliknya, jika kekurangan cairan, maka dampaknya bisa serius. Kekurangan cairan tubuh atau dehidrasi tak bisa dianggap sepele. Jika dehidrasi berlangsung dalam waktu lama, maka berbagai risiko kesehatan bisa timbul, salah satunya sakit ginjal.
“Kalau kita mengalami dehidrasi, efek jangka panjangnya bisa infeksi saluran kemih. Ada beberapa orang yang enggan untuk minum karena malas bolak-balik ke kamar mandi, malas karena kamar mandinya kotor atau jauh. Nah, efeknya jangka lama infeksi saluran kemih.”
“Terus ada penyakit ginjal kronis, batu ginjal, dan ada risiko kegemukan juga karena kurang air minum. ‘Eh tapi saya minumnya banyak kok gemuk ya?’ Nah ini perlu dilihat, jangan-jangan air minumnya ada gulanya,” ujar Nurul.
Hidrasi Sehat
Nurul juga menyinggung soal hidrasi sehat. Ini didefinisikan sebagai keadaan di mana air yang ada di dalam tubuh jumlahnya cukup.
“Cukup dalam artian jumlah air yang kita konsumsi itu imbang dengan yang kita keluarkan. Pengeluaran air dalam tubuh itu bisa dengan keringat, aktivitas fisik, suhu, termasuk buang air,” ujar Nurul.
Menurutnya, hidrasi sehat pasti berkaitan dengan air yang merupakan zat gizi penting tapi sering terlupakan.
Agar tak terlupakan, pada 2013 air sudah masuk dalam Angka Kecukupan Gizi (AKG) untuk orang Indonesia.
“Jadi artinya harus dipenuhi dalam diet sehari-hari kita,” Nurul mengatakan.
Air mineral memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Mineral sendiri dalam jumlah yang kecil atau renik sangat dibutuhkan, manfaatnya termasuk:
- Fluoride (F) untuk mencegah karies gigi
- Selenium (Se) membantu memperbaiki sistem imun
- Natrium (Na) jaga keseimbangan cairan dan elektrolit
- Tembaga (Cu) bantu metabolisme zat gizi
- Silika (SiO2) bantu perkokoh jaringan
- Magnesium (Mg) dan Kalsium (Ca) bantu fungsi kardiovaskuler
- Kalium (K) bermanfaat untuk sistem saraf dan otot
Meski hidrasi sehari-hari sangat penting, tapi masih ada masyarakat Indonesia yang kurang minum. Menurut survei Indonesian Hydration Working Group (IHWG) pada 2018, satu dari lima anak dan remaja belum cukup minum. Sedangkan, pada dewasa satu dari empat orang belum cukup minum.
Konsumsi air juga amat penting bagi ibu hamil. Selain untuk membantu metabolisme janin, air juga berfungsi untuk membentuk cairan ketuban.
“Ternyata dua dari lima orang ibu hamil belum cukup minum dan satu dari dua ibu menyusui itu belum cukup minum. Padahal ASI itu mengandung air, jadi kalau minumnya kurang ASInya pun kurang.”
Advertisement
Peran Air
Seperti dikatakan sebelumnya, sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air. Bahkan, tubuh anak terdiri dari 65 hingga 75 persen air. Konsumsi air perlu dilakukan setiap hari lantaran air tidak dapat diproduksi dalam tubuh secara alami. Beberapa peran air termasuk:
- Pembentuk sel dan cairan tubuh.
- Mengeluarkan zat tidak berguna dalam tubuh.
“Jadi sisa-sisa metabolisme itu kan kita keluarkan lewat kencing, oleh karena itu kita perlu minum supaya bisa dikeluarkan melalui kencing tadi.”
- Mengatur suhu tubuh.
“Kalau kita lagi demam, usahakan minum lebih banyak supaya suhu tubuhnya bisa berangsur membaik.”
- Pelarut pada proses pencernaan makanan.
- Pembawa zat-zat berguna bagi tubuh.
- Pelumas dan bantalan sendi.
“Karena kita tahu cairan sendi kita itu isinya kan air jadi kita perlu minum yang cukup supaya air yang ada di persendian itu juga cukup.”
Kebutuhan Air Setiap Orang Berbeda
Kebutuhan konsumsi air dapat berbeda bagi setiap orang. Ada beberapa faktor yang memengaruhi perbedaan ini, termasuk:
- Jenis kelamin dan usia
“Laki-laki itu umumnya postur tubuhnya lebih besar dan aktivitasnya umumnya lebih banyak, maka kebutuhan airnya lebih banyak dari perempuan.”
Namun, perempuan pada usia subur seperti ibu hamil dan menyusui dapat memiliki kebutuhan air yang jauh lebih banyak ketimbang laki-laki dewasa.
- Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang melibatkan kemampuan motorik seperti olahraga atau banyak berjalan itu butuh asupan air lebih banyak ketimbang orang-orang yang tidak beraktivitas berat.
- Suhu dan kelembaban lingkungan
Orang yang beraktivitas di suhu udara panas lebih butuh banyak air ketimbang orang yang beraktivitas di suhu sedang dengan aktivitas yang sama.
- Kondisi kesehatan tubuh
Beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu perlu banyak minum air. Sebaliknya, kondisi kesehatan tertentu lainnya juga bisa membuat asupan air perlu diatur jumlahnya, tak seperti hidrasi pada orang sehat.
- Makanan yang dikonsumsi
“Misalkan kalau kita makan pedas, biasanya keringatan dan keluar cairan tubuh, maka kita butuh air minum lebih banyak.”
Advertisement
Kebutuhan Air Harian
Secara umum, kebutuhan air harian dibagi berdasarkan usia dengan rincian sebagai berikut:
- Pada anak usia 4-6 tahun kebutuhan minumnya 1,2 liter per hari atau 6 gelas.
- Pada anak usia 7-12 tahun kebutuhan minum hariannya 1,5 liter atau 7 gelas.
- Usia 12 ke atas kebutuhan airnya sama dengan orang dewasa.
- Orang dewasa pria kebutuhan harian airnya adalah 2 liter atau 8 gelas.
- Orang dewasa wanita kebutuhannya 1,8 liter per hari atau 7 gelas.
- Pada ibu hamil, kebutuhan cairannya bertambah 1 gelas yakni 2,1 liter per hari atau 8 gelas.
- Pada ibu menyusui, kebutuhannya bertambah lagi 3 gelas yakni 2,5 liter per hari atau 10 gelas.
- Pada lanjut usia atau lansia kebutuhan cairannya 1,7 liter per hari atau 6 gelas.