Bolak Balik Cek Jam, Bisa Jadi Anda Mengidap Chronophobia

Chronophobia atau fobia waktu merupakan gejala spesifik yang menyebabkan penderitanya terobsesi mengecek jam. Gejala chronophobia antara lain gemetar dan sesak napas.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Okt 2022, 17:00 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2022, 17:00 WIB
Ilustrasi waktu berjalan cepat, jam
Ilustrasi waktu berjalan cepat, jam. (Photo by Srikanta H. U on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Chronophobia merupakan ketakutan ekstrem akan waktu atau berlalunya waktu. Seseorang dengan gangguan kecemasan ini merasa tidak nyaman atau gelisah ketika memikirkan tentang waktu yang berlalu begitu saja

Chronophobia dapat menyebabkan serangan panik, isolasi sosial serta masalah dalam hubungan.

Tidak diketahui tepatnya berapa orang memiliki fobia ini, menurut situs Cleveland Clinic. Banyak orang mungkin menyimpan ketakutan ini untuk dirinya sendiri atau bahkan tak sadar jika mereka memilikinya.

Meskipun demikian, pada akhirnya sekitar 1 dari 10 orang dewasa Amerika dan 1 dari 5 remaja akan berurusan dengan gangguan fobia spesifik, seperti chronophobia.

Pengidap chronophobia takut akan kematian atau khawatir bertambah tua. Beberapa orang menjadi terobsesi untuk mengecek jam atau menandai hari di kalender.

Menurut situs Verywell Health, penderita chronophobia juga mungkin merasa cemas terhadap peristiwa penting yang mengingatkan mereka akan waktu yang terus bergulir, seperti pernikahan, peringatan tahunan, atau ulang tahun.

Jika ketakutannya menjadi sangat ekstrem, seseorang bahkan mengisolasi diri dari orang lain sepenuhnya.

Orang dengan chronophobia terkadang merasa seolah-olah mereka terlepas dari tubuh mereka sendiri. Ini adalah kondisi yang disebut gangguan depersonalisasi/derealisasi.

Mereka mungkin merasa seperti waktu dipercepat atau melambat secara acak. Selain itu muncul perasaan bahwa hal-hal dan orang-orang di sekitar mereka tidak nyata.

Gejala chronophobia menurut situs Cleveland Clinic termasuk:

-Menggigil.

-Pusing dan rasa ingin pingsan.

-Keringat berlebih (hiperhidrosis).

-Jantung berdebar-debar.

-Mual.

-Sesak napas (dispnea).

-Gemetar.

-Sakit perut atau gangguan pencernaan (dispepsia).


Penyebab dan Pemicu Chronophobia

Anxiety atau gangguan kecemasan
Sumber: Unsplash

Penyedia layanan kesehatan percaya chronophobia dan fobia lainnya berasal dari kombinasi faktor lingkungan dan genetika. Dipenjara, memiliki penyakit mematikan atau selamat dari peristiwa traumatis dapat menyebabkan chronophobia atau fobia waktu.

Selain itu, seseorang yang memiliki masalah kecemasan dan penyakit mental lebih mungkin mengidap fobia. Penyakit mental, gangguan suasana hati, dan fobia cenderung terjadi dalam keluarga. Artinya, Anda memiliki risiko lebih tinggi mengalami kondisi ini jika ada kerabat yang memilikinya.

Ketakutan, kengerian, dan kecemasan sebab chronophobia dapat terjadi karena beberapa alasan.

Kejadian penting seperti liburan, ulang tahun, kelulusan, dan peringatan dapat memicu fobia ini. Hal ini memicu kekhawatiran tentang:

-Tidak memiliki kendali atas fakta bahwa waktu berlalu begitu saja.

-Mortalitas mereka sendiri.

-Ketakutan ekstrem akan kematian atau sekarat (thanatophobia).

-Waktu terasa "sangat besar" atau berlebihan.

-Waktu bergerak terlalu lambat.

Kendati demikian, beberapa orang lebih mungkin mengalami chronophobia.


Orang yang Berisiko Mengidap Chronophobia

Anxiety atau gangguan kecemasan
Sumber: Unsplash

 Risiko chronophobia meningkat jika Anda:

1. Lansia atau sakit

Orang yang lebih tua serta yang memiliki penyakit terminal mungkin khawatir bahwa masa hidupnya tak lama lagi. Hal ini menyebabkan obsesi akan jumlah hari yang harus dijalani sehingga mengakibatkan kecemasan yang ekstrem.

2. Berada di penjara

Chronophobia lebih sering terjadi pada orang-orang yang dipenjara. Kondisi ini disebut "neurosis penjara".

Narapidana, terutama mereka yang menjalani hukuman panjang, dapat menjadi terobsesi dengan waktu yang bergulir. Waktu bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat, dan mereka sering menghitung mundur hari-hari sampai bebas dari penjara.

Selain itu, perasaan sesak juga dirasakan saat berada di penjara.

3. Memiliki pengalaman traumatis

Beberapa orang mendapatkan chronophobia setelah bencana alam, pengalaman mendekati kematian atau peristiwa traumatis lainnya. Mereka dapat mengalami kondisi ini sebagai bagian dari gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Banyak orang mengidap chronophobia setelah dikarantina selama pandemi COVID-19. Seseorang menjadi terobsesi untuk mengecek waktu atau merasa seolah-olah tidak memiliki kendali atas berlalunya waktu.

4. Memiliki riwayat penyakit mental

Seseorang dengan gangguan kecemasan umum (GAD), riwayat serangan panik atau gangguan panik serta fobia lainnya berisiko lebih tinggi mengidap chronophobia.

Risiko juga meningkat jika Anda memiliki depresi atau gangguan penyalahgunaan zat.


Terapi Chronophobia

Konsultasi ke Psikolog
Ilustrasi kegiatan terapi korban pembullyan pada terapis ahli. (Sumber foto: Pexels.com).

Chronophobia dapat berdampak serius pada kehidupan sehari-hari jika tidak segera diobati.

Masalah sosial dan hubungan dengan orang lain mungkin muncul pada orang dengan chronophobia parah. Penderita chronophobia merasa sulit untuk menjadi bagian dari komunitasnya.

Kondisi ini juga dapat memperburuk masalah kesehatan mental. Orang dengan chronophobia terobsesi dengan waktu. Hal ini menyebabkan perasaannya tertekan dan cemas.

Meskipun demikian, tidak ada obat untuk menyembuhkan chronophobia. Akan tetapi, beberapa obat dapat membantu mengendalikan serangan panik atau mengobati gangguan kesehatan mental.

Jika Anda memiliki depresi atau gangguan suasana hati lainnya, konsultasikan dengan terapis tentang obat-obatan yang tepat untuk Anda.

Terapi dapat membantu Anda menangani chronophobia dan meningkatkan kualitas hidup Anda. Meskipun demikian, hasilnya tergantung pada situasi dan riwayat kesehatan masing-masing individu.

Seperti halnya gangguan kesehatan mental, Anda mungkin memerlukan terapi berkelanjutan (atau beberapa jenis terapi) untuk meredakan gejala sehingga merasa lebih baik.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Ventilasi Penting untuk Cegah Penyebaran Covid-19
Infografis Ventilasi Penting untuk Cegah Penyebaran Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya