Korban Meninggal Tragedi Halloween Itaewon Bertambah Jadi 154, Termasuk 26 WNA

Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters (CDSCHQ) Korea Selatan mencatat hingga pukul 23.00 pada 30 Oktober 2022, korban meninggal mencapai 154 orang dan 132 terluka.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 31 Okt 2022, 08:46 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2022, 08:00 WIB
Pesta Haloween di Itaewon Tewaskan 120 Orang Akibat Berdesakan
Seseorang, yang diyakini menderita serangan jantung, diangkut dengan tandu di distrik kehidupan malam populer Itaewon di Seoul, Korea Selatan, Minggu (30/10/2022). Lebih dari 140 ambulans dikerahkan ke tempat kejadian untuk membantu mengevakuasi para korban tragedi Halloween Itaewon. (Photo by JUNG YEON-JE / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Central Disaster and Safety Countermeasures Headquarters (CDSCHQ) Korea Selatan mencatat hingga pukul 23.00 waktu setempat pada 30 Oktober 2022, korban meninggal tragedi Halloween Itaewon mencapai 154 orang dan 132 terluka. Koreaboo melaporkan, dari korban yang terluka itu, 36 diantaranya masih dalam kondisi kritis.

Sementara korban meninggal di Itaewon terdiri dari 98 orang wanita dan 56 pria. Data berdasarkan usia menunjukkan, 11 orang remaja, 103 usia 20-an, dan 30 orang usia 30-an, 8 orang di usia 40-an, 1 orang usia 50-an tahun, dan satu korban lagi belum diketahui dengan pasti usianya. Selain satu korban meninggal yang tak diketahui usianya, semua korban meninggal telah teridentifikasi dan terhubung dengan keluarga mereka.

Jumlah korban meninggal yang berkewarganegaraan asing pun bertambah menjadi 26 yang semula dikabarkan berjumlah 19 hingga 20 orang.

Para korban warga negara asing tersebut terdiri dari 5 orang warga Iran, 4 dari China, 4 dari Russia, 2 dari AS, 2 dari Jepang, 1 dari Prancis, 1 dari Australia, 1 dari Norwegia, 1 dari Austria, 1 dari Vietnam, 1 dari Thailand, 1 dari Kazakhstan, 1 dari Uzbekistan, dan 1 dari Sri Lanka.

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol telah mengumumkan periode berduka nasional mulai kemarin, 30 Oktober hingga 5 November 2022. Sebagai bagian dari periode tersebut, bendera dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintahan dan kantor-kantor publik. Seoul Plaza dan Itaewon Plaza pun telah dipersiapkan menjadi altar duka.

Menyusul tragedi Halloween di Itaewon, sejumlah taman hiburan serta pemerintah setempat pun menunda acara perayaan Halloween mereka. 

 

Terjebak di Gang Sempit

Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)
Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)

Diperkirakan ada 100 ribu orang berkumpul untuk merayakan Halloween di Itaewon ketika insiden terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2022. Festival Halloween di distrik itu menjadi event skala besar pertama setelah aturan pembatasan sosial dan penggunaan masker dicabut.

Tanpa diiringi pengendalian massa yang cukup, keadaan berubah menjadi kondisi darurat dalam waktu yang begitu singkat ketika ratusan orang terjebak di tengah-tengah gang sempit dengan lebar tak lebih dari 4 meter.

Banyak di antara pengunjung yang terjebak itu kesulitan bernapas dan mengalami henti jantung hingga mengakibatkan 154 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka.

Kondisi darurat tersebut juga membuat warga sipil ikut ambil bagian dalam proses evakuasi korban bersama para tenaga medis di lapangan.

Warga sipil dengan latar belakang medis maupun non medis melakukan pertolongan pertama cardiac pulmonary resucitation (CPR) pada para korban. Hal itu juga dilatari oleh ambulans dan petugas pemadam kebakaran yang kesulitan menjangkau sebagian korban karena para pengunjung pesta yang tak sadarkan diri.

KBRI Pantau Kemungkinan WNI Jadi Korban

Presiden Korea Selatan Sambangi Lokasi Tragedi Halloween Itaewon
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol (tengah) mengunjungi lokasi di mana ratusan orang tewas dan terluka di Seoul, Minggu (30/10/20220). Korban tewas dalam insiden Halloween di Itaewon, Korea Selatan bertambah menjadi 151 orang, demikian laporan dari BBC. (AP Photo/Lee Jin-man)

KBRI Seoul terus memantau kemungkinan WNI jadi korban di tragedi Halloween Itaewon.

Dalam pernyataan tertulis, KBRI Seoul terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian dan sejumlah rumah sakit rujukan, guna menggali informasi kemungkinan adanya WNI yang menjadi korban.

Selain itu juga berkoordinasi dengan tim Gerak Cepat (Gerak Cepat), Persatuan Pelajar Indonesia di Korea (PERPIKA), serta simpul-simpul masyarakat guna memantau sekiranya ada WNI yang terdampak.

KBRI Seoul juga menyampaikan imbauan di Grup Kakao Talk (dengan jumlah lebih dari 1000 WNI di Korsel) untuk info cepat sekiranya ada WNI yang terdampak.

KBRI Seoul juga menginformasikan bagi WNI yang membutuhkan bantuan segera, silakan hubungi KBRI Seoul pada 010-5394-2546 (Hotline Bantuan Darurat).

Duta Besar RI di Seoul, Gandi Sulistiyanto, beserta segenap keluarga besar KBRI Seoul menyampaikan dukacita yang mendalam atas meninggalnya para korban tragedi perayaan Halloween di Itaewon.

"Kami juga berharap para korban yang terluka mendapatkan penanganan medis pada kesempatan pertama," demikian ditulis dalam keterangan pers yang diterima Liputan6.com pada Minggu (30/10/2022).

Hingga Minggu, 30 Oktober 2022 pagi pukul 10.00 KST, informasi dari otoritas Korea Selatan menyebutkan belum teridentifikasi adanya WNI yang menjadi korban.

Pemerintah Korea Selatan Beri Dukungan bagi Korban

Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)
Lokasi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. (Yonhap)

Pemerintah Korea Selatan menyatakan akan memberikan dukungan dan dana untuk keluarga korban yang tewas dan terluka dalam insiden perayaan Halloween di Seoul. Hal tersebut disampaikan Perdana Menteri Han Duck-soo pada Minggu, 30 Oktober 2022.

Tim yang mendukung pemakaman korban tewas pun akan dioperasikan serta merespon penuh korban yang terluka. Tanggung jawab tersebut dijalankan bersama dengan Kementerian Kesehatan dan Kesjahteraan. 

"Perawatan psikologis untuk keluarga dan yang terluka juga akan diberikan," kata Perdana Menteri Han. 

Selain itu, pemerintah Korsel akan secara aktif berkonsultasi dengan kantor diplomatik guna memastikan tidak ada dukungan yang kurang.

“Negara kita memiliki sejarah mampu mengatasi bencana dengan semua warga bersatu padu dalam satu satu pemikiran," ujar Han.

"Saya dengan sungguh-sungguh memohon semua orang untuk bergabung sehingga kita dapat mengatasi duka ini dan bangkit kembali."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya