Liputan6.com, Jakarta Rendahnya cakupan vaksinasi polio di Indonesia membuat kasus positif kembali ditemukan di Kabupaten Pidie, Aceh. Provinsi ini memang salah satu daerah yang cakupan vaksinasinya rendah.
Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan dunia bebas dari polio di tahun 2026. Indonesia sendiri sudah mendapatkan sertifikat bebas polio dari WHO pada 2014 lalu.
Baca Juga
“Saya lihat data mana saja provinsi maupun kabupaten/kota yang memang cakupan vaksinasi polionya rendah. Provinsi Aceh memang bukan yang paling rendah tapi termasuk yang rendah,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam kegiatan Pencanangan Sub Pekan Imunisasi Nasional (Sub PIN) Aceh di Anjong Mon Mata, Komplek Pendopo Gubernur Aceh, Banda Aceh pada Senin (5/12/2022) mengutip Sehatnegeriku.
Advertisement
Sebagai respons dari adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) polio tersebut, Kementerian Kesehatan telah melakukan imunisasi polio massal kepada anak-anak di Kabupaten Pidie yang telah dimulai sejak 28 November lalu.
Sebelumnya, Menkes menargetkan sebanyak 95 persen anak di Kabupaten Pidie, Aceh mendapatkan imunisasi polio dalam waktu sepekan.
Berdasarkan laporan dari Pj Gubernur Aceh, di hari ke-6 pelaksanaan imunisasi polio serentak yakni pada 4 Desember sudah mencapai 79,5 persen anak yang diimunisasi.
“Pelaksanaan Sub PIN Polio sebagai respons dari KLB polio di Aceh telah dilaksanakan di Kabupaten Pidie sejak 28 November lalu dan pada Minggu 4 Desember kemarin sudah mencapai 79,5 persen. Semoga target 95 persen bisa tercapai,” ujar Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki.
Pastikan Imunisasi Lengkap
Dalam sambutannya, Budi mengajak masyarakat khususnya para orangtua yang memiliki anak usia 0-12 tahun untuk segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan atau pos imunisasi terdekat supaya mendapatkan imunisasi polio.
Ia juga menghimbau supaya pemberian imunisasi polio dilakukan secara lengkap yakni sebanyak 4 kali imunisasi polio tetes dan 2 kali imunisasi polio suntik.
“Pesan saya kepada Bapak/Ibu para orang tua sekalian, pastikan anaknya itu diimunisasi polio lengkap. Ada 4 kali polio tetes untuk anak usia 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, dan 4 bulan.”
“Kemudian, 2 kali polio suntik untuk anak usia 4 bulan dan 9 bulan. Kenapa banyak? Karena tipe virusnya banyak, dan itu harus lengkap. Jika tidak lengkap maka berisiko terkena virus polio tersebut,” jelas Budi.
Advertisement
Target 1,2 Juta Anak
Pelaksanaan Sub PIN akan dilanjutkan di 22 kabupaten/kota di Provinsi Aceh dengan target sasaran sekitar 1.217.939 anak di rentang usia 0-12 tahun.
Target capaian di seluruh wilayah kabupaten/kota di Provinsi Aceh sekurang-kurangnya sebanyak 95 persen anak diimunisasi polio.
Budi turut mengapresiasi kinerja banyak pihak di Kabupaten Pidie, Aceh dalam menangani KLB polio ini. Dengan adanya respons yang cepat tanggap, Budi optimis capaian target imunisasi polio di Provinsi Aceh akan terpenuhi.
“Menurut saya teman-teman di Aceh ini hebat sekali bisa menggerakkan masyarakatnya karena dari 95.603 anak di Kabupaten Pidie, saya minta target satu minggu selesai. Di hari ke 6 saya lihat, kemungkinan besar bisa tercapai angka itu,” ungkap Budi.
Bebas Polio Kurang dari Satu Bulan
Tak lupa Budi juga mengajak para rektor universitas untuk terus meningkatkan edukasi kesehatan ke masyarakat.
“Terakhir, saya titip pesan kepada para rektor dan dekan universitas supaya edukasi kesehatan kepada masyarakat terus ditingkatkan. Harapannya Aceh bisa segera bebas dari polio kurang dari satu bulan.” katanya.
Sebelumnya, Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine mengingatkan, jika ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) maka orangtua harus segera lapor.
Menurutnya, Kemenkes telah memiliki sistem pelaporan cepat jika terjadi KIPI.
“Jadi tidak usah khawatir, yang penting segera lapor ke puskesmas atau tenaga kesehatan terdekat. Karena laporan ini akan segera diselidiki, apakah berhubungan dengan imunisasi atau tidak. Laporan ini akan dikirim secara langsung ke pusat,” kata Prima dalam konferensi pers daring bersama Kementerian Kesehatan, Selasa (29/11/2022).
Jika orangtua atau pihak sekolah cepat melapor, maka laporan akan cepat diterima oleh pusat dan proses analisis pun akan dilakukan di pusat.
“Makanya kalau ada keluhan jangan didiamkan anaknya, tapi langsung dilaporkan.”
Prima juga menyampaikan bahwa secara penelitian, vaksin imunisasi OPV aman. Belum ada laporan yang menyatakan reaksi serius dari vaksin ini.
Advertisement