Pria Juga Bisa Berjerawat, Hormon Ini Dalangnya

Bukan hanya wanita, pria juga bisa berjerawat. Ini disebabkan oleh lonjakan testosteron. Berikut penjelasannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jan 2023, 09:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2023, 09:00 WIB
Sebal Sama Jerawat? Para Pria, Ayo Lakukan Hal Ini!
Jerawat tak hanya menjadi musuh utama bagi wanita, tetapi juga bagi pria.

Liputan6.com, Jakarta - Tak peduli di mana letaknya, jerawat bisa amat mengganggu. Jerawat itu mengganggu penampilan dan membuat orang yang memilikinya kehilangan rasa percaya diri.

Jerawat tidak hanya pada masa pubertas, orang dewasa juga sering mendapati jerawat muncul di pipi, dagu, maupun keningnya.

Sama halnya dengan jerawat yang muncul di masa remaja, jerawat yang ditemui pada dewasa muda disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon seks. Ketidakseimbangan hormon ini dapat disebabkan oleh banyak hal.

Itulah mengapa orang dewasa yang tidak pernah berjerawat tiba-tiba kaget melihat wajahnya break out saat sedang menatap cermin. Terlebih pada pria yang masih kurang melek akan pentingnya skincare bagi kesehatan kulit.

Meski biasanya wanita yang lebih cerewet soal persoalan jerawat, pria juga bisa mengalami masalah yang sama.

"Pada pria, kelenjar sebasea dapat menjadi hipersensitif terhadap testosteron, yang menyebabkan produksi sebum berlebih," ucap ahli bedah plastik Joseph Cruise, M.D. dikutip dari situs Fatherly.

Sebum adalah zat berminyak yang diproduksi kelenjar yang berfungsi untuk melindungi kulit. Akan tetapi, jika jumlahnya terlalu banyak, maka dapat menyebabkan jerawat yang sebelumnya tidak ada.

"Androgen (kumpulan hormon seks) yang ada dalam tubuh pria dapat menyebabkan kulit berminyak dan berjerawat," ucapnya.

Setiap orang menghasilkan tiga hormon seks penting yang berkonspirasi menyebabkan jerawat, yaitu testosteron, estrogen, dan progesteron. Di antara ketiga hormon tersebut, alasan wajah break out sebagian besar karena testosteron.

 

 

Akibat Lonjakan Testosteron

Inilah Alasan Pria Berjenggot Tidak Berjerawat
Melihat jerawat ketika bercermin.

Testosteron pria mendorong produksi sebum dan jerawat. Selain itu, fluktuasi hormonnya lebih sulit diprediksi dibanding siklus menstruasi bulanan wanita yang juga menjadi penyebab jerawat.

Akibatnya, ketika terjadi lonjakan testosteron pria dan kelenjar sebasea tidak dapat mengimbanginya, kelebihan sebum menyatu dengan kotoran dan sel-sel kulit mati, menciptakan lingkungan yang sempurna bagi bakteri untuk tumbuh.

Hal ini menyebabkan peradangan dalam bentuk kista, komedo hitam, dan komedo putih, atau jerawat yang lebih parah dan kronis yang dialami pria, meskipun kurang umum terjadi.

Penurunan testosteron yang datang di hari-hari awal menjadi figur ayah mungkin dapat melindungi pria dari beberapa jerawat hormonal ini, tetapi hanya untuk sementara.

Ketika usia anak bertambah dan ia menjadi lebih mandiri, para ilmuwan menduga bahwa kadar testosteron kembali melonjak sampai batas tertentu, sebelum akhirnya turun lagi di usia tua. Ketika testosteron mulai naik dan berkolaborasi dengan stres, sang ayah dapat mengalami break out.

 

 

Rajin Cuci Muka dan Kelola Stres

Ilustrasi pria cuci wajah
Ilustrasi pria cuci wajah

Tentu saja, jerawat bukan hanya tentang testosteron. Hormon lain juga berperan.

"Peningkatan kadar progesteron juga meningkatkan produksi minyak, tetapi juga menyebabkan pori-pori membengkak," kata perawat terdaftar Rebecca Lee.

Faktor-faktor lain, misalnya makan terlalu banyak susu dan gula, serta keringat berlebih juga dapat menambah jerawat hormonal. Iritasi akibat produk pembersih wajah dan produk tertentu dapat menyebabkan kulit kering, bengkak, serta meradang.

Jika masalahnya terdapat pada produk yang dipakai, maka segera ganti dengan yang lain. Selain itu, ingat untuk rajin mencuci wajah, tetapi jangan berlebihan. Sama seperti hormon, kuncinya adalah menemukan keseimbangan agar kulit tidak stres.

Meski penting, mencuci wajah bukanlah solusi utama dan satu-satunya. Dibanding produk yang tidak cocok dengan kulit, stres dianggap menjadi penyebab dominan jerawat dan break out pada wajah.

Oleh karena itu, terapkan gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga dan bermeditasi, mendapatkan tidur yang cukup, serta mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.

"Stres berlebih dapat menyebabkan tubuh memproduksi terlalu banyak hormon, yang dapat menyebabkan jerawat, jelas Cruise.

Makanan dan Minuman Penyebab Jerawat

Susu Sapi
Ilustrasi Susu Sapi Credit: pexels.com/pixabay

1. Susu

Semakin banyak susu yang Anda minum, semakin besar kemungkinan Anda memiliki jerawat, terutama jika itu adalah susu skim. Dikutip dari situs Verywell Health, protein whey ditambahkan dalam susu skim untuk memberikan konsistensi yang lebih lembut.

Beberapa berspekulasi bahwa protein ini berdampak pada pertumbuhan jerawat. Kendati demikian, belum ada penelitian yang menunjukkan bukti positif bahwa susu menyebabkan jerawat.

2. Cokelat

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang makan lebih banyak cokelat memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena jerawat. Meskipun demikian, alasannya belum ketahui. Yang jelas ini bukan karena kakao.

Jika Anda ingin makan cokelat ketika break out, cokelat hitam yang mengandung lebih sedikit gula dan susu dapat dijadikan alternatif.

Sementara susu dan cokelat mungkin daoat menyebabkan jerawat, salmon dapat membantu mengusirnya. Dilansir dari situs WebMD, ikan ini penuh dengan asam lemak omega-3 yang dapat menurunkan peradangan dalam tubuh dan membantu menjauhkan jerawat.

Ini juga membantu menurunkan jumlah IGF-1, sebuah protein yang diproduksi tubuh Anda yang berhubungan dengan jerawat.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 9 Waktu Tepat Cuci Tangan Hindari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya