Liputan6.com, Jakarta - Potongan video Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri yang sedang berpidato beberapa kali viral di media sosial.
Tidak jarang bahkan pidato Megawati menduduki trending topic di Twitter atau muncul di For Your Page (FYP) TikTok. Entah karena isinya yang berbobot atau justru mengundang gelak tawa.
Baca Juga
Salah satu contohnya saat anak pasangan Presiden Soekarno dan Fatmawati berpidato di hadapan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) dan para kader PDIP saat pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Kedua PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung Jakarta.
Advertisement
Celetukan yang keluar dari mulut Megawati di tengah-tengah pidato yang disampaikannya membuat yang hadir terpingkal-pingkal, termasuk Jokowi
Ini bermula ketika Megawati menyinggung tinggi badan salah seorang Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) yang tinggi badannya mencapai 182 cm. Menurut Mega orang-orang dengan tinggi di atas 180 cm dikirim ke luar negeri.
Megawati pun lalu menyarankan pria berbusana warna hijau army tersebut agar kelak kawin campuran saja. Maksudnya, menikah dengan perempuan keturunan bule.
"Lah, betul lho. Saya ini, kan, gado-gado," kata Megawati
Seperti diketahui, Presiden Soekarno berasal dari suku Jawa dan Fatmawati suku Bengkulu. Ini 'gado-gado' yang dimaksudnya.
"Bung Karno itu, woh, kurang apa? Saya selalu bilang, mau tahu bapak saya seperti apa? Dia tampan dan karismatik," katanya.
Saking tampan dan karismatiknya, lanjut Mega, bukan Bung Karno yang melirik ke perempuan, tapi sebaliknya.
"Sekarang nurun ke saya. Saya cantik dan karismatik," katanya.
"Bukan Bapak saya yang melirik ke perempuan, tapi perempuannya yang melirik ke bapak saya. Sekarang terbalik, laki-laki yang melirik ke saya," Megawati menambahkan.
Pidato Megawati Mintah Jatah Menteri yang Banyak
Tidak hanya itu, video pidato Megawati yang viral lainnya saat dia terang-terangan minta jatah banyak menteri ke Jokowi.
Hal ini disampaikan Mega pada pembukaan Kongres V PDIP di Sanur, Bali pada Kamis (8/8/2019)
Saat menyampaikannya pidato politiknya, Megawati mengatakan bahwa PDIP sebagai partai pemenang sekaligus penyokong pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amien agar mendapatkan jatah menteri yang banyak.
Sebelumnya, Mega terlebih dulu menyinggung perihal PDIP yang tidak berada di dalam kabinet pada era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
"Kalau nanti Pak Jokowi mesti ada (menteri dari PDIP), mesti banyak. Orang kita pemenang dua kali," kata Megawati.
Megawati bahkan mengatakan 'menolak' apabila jatah menteri yang diberikan kepada PDIP hanya empat saja.
"Tidak mau. Tidak mau. Tidak mau. Iya dong. Orang enggak dapat saja, minta," ujarnya.
Advertisement
Megawati Menyebut Nama Prabowo
Momen lain yang bikin penonton terpingkal mendengar pidato Megawati saat dia menyebut nama Prabowo lalu Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di acara tersebut.
Nama keduanya disebut saat Megawati menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran para tamu yang menjadi saksi perjuangan PDI Perjuangan.
"Para ketua umum partai dan sekiranya beserta sekjen partai. Termasuk Ketua Umum Partai Gerindra Bapak Prabowo Subianto yang juga berkenan hadir menghangatkan Kongres ke-5 PDI Perjuangan," katanya.
"Jadi 'kan Pak Prabowo, waktu ketemu saya kan heboh ya media. Padahal saya cuma tanya gini 'Mas, nanti mau enggak saya undang ke Kongres PDI Perjuangan? Kalau ndak mau ya ndak papa'. Eh, ternyata Beliau mau," Megawati menambahkan.
Sebut Nama Ahok
Selanjutnya, dia pun memanggil nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dan, inilah bunyi pidato Megawati yang juga bikin orang-orang terpingkal.
Di sini juga ada, ya karena juga sudah jadi kader PDI Perjuangan. Namanya BTP. Basuki Tjahaya Purnama. Terkenal namanya Ahok.
Saya suka heran ya, kita ini bicara soal Pancasila, gotong royong, katanya itulah yang namanya dasar falsafah negara kita. Iya, terus masa enggak boleh ya namaya mau Aseng, mau Ahok, mau Badu, mau apa, kalau dia warga negara Indonesia, ya sudah lah.
Ada yang bilang 'Ibu jangan dong panggil Ahok lagi, Ahok lagi, Ahok lagi'. Loh saya bilang 'Emang namanya dia begitu'. Masa terus kita gak boleh manggil? Terus musti tadi saya menghapalkan, Basuki Tjahaja Purnama. "Oh, Pak Purnama, apa kabar?"
Ya kan seneng ya kalau tertawa, ya.
Advertisement