Viral Bayi 54 Hari Meninggal Usai Dicekoki Jamu, Sempat Kritis dan Infeksi Paru

Curahan hati seorang ibu yang kehilangan buah hatinya karena dicekoki ramuan tradisional oleh keluarga.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 18 Jan 2023, 09:38 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2023, 09:23 WIB
Viral Bayi 54 Hari Meninggal Usai Dicekoki Jamu, Sempat Kritis dan Infeksi Paru-Paru
Viral Bayi 54 Hari Meninggal Usai Dicekoki Jamu, Sempat Kritis dan Infeksi Paru-Paru. Foto: Tangkapan layar Twitter ndagels.

Liputan6.com, Jakarta Ramuan tradisional atau jamu sudah sangat erat kaitannya dengan kehidupan orang Indonesia. Sebagian besar masyarakat meyakini bahwa ramuan tradisional dapat memberi manfaat positif bagi tubuh.

Namun, ramuan tradisional tidak cocok jika diberikan kepada bayi baru lahir. Pelajaran ini diambil dari kisah pilu seorang ibu yang harus kehilangan buah hatinya karena dipaksa keluarga untuk memberikan jamu 

Curahan hati ibu itu viral di media sosial dan membawa keprihatinan bagi warganet yang membacanya. Menurut cerita ibu tersebut, bayinya baru berusia 54 hari, artinya belum boleh mengonsumsi ramuan tradisional.

"Ini anak aku usianya 54 hari harus meninggal gara-gara dikasih minum ramuan tradisional," tulis si ibu di sebuah grup media sosial dan diunggah ulang di Twitter oleh akun @ndagels.

Ia menjelaskan bahwa upaya melarang pemberian ramuan tradisional sudah dilakukan, tapi keluarganya tetap memberikan ramuan itu pada buah hatinya. Akibatnya, bayi tersebut mengalami sesak napas dan infeksi paru.

"Aku sebagai ibunya udah ngelarang enggak usah ngasih (ramuan tradisional) tapi keluarga aku tetap ngasih, alhasil anak aku sampai sesak napas dan kena infeksi paru-paru."

Melihat sang anak tidak dalam kondisi baik-baik saja, ibu itu pun ingin membawanya ke rumah sakit. Namun, upaya ini pun sempat dihalang-halangi.


Terlambat Dibawa ke RS

Saat kondisi anak memerlukan bantuan medis, keluarga tak mengizinkan sang ibu untuk membawanya ke rumah sakit dan tetap merekomendasikan untuk hanya menggunakan obat tradisional.

"Aku mau bawa ke dokter tapi semua keluarga enggak ngizinin. Katanya lebih baik pakai obat tradisional," ujarnya.

Tak mau lagi menuruti perkataan keluarganya yang terdengar menyimpang, ibu itu pun bersikeras untuk membawa anaknya ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit, tenaga medis menyampaikan bahwa seharusnya ibu membawa bayinya ke RS lebih cepat.

"Aku kekeh bawa ke RS, pas di RS dimarahi gara-gara udah telat dibawanya. Dokter udah ngelakuin segala cara tapi udah terlambat."


Pelajaran untuk Semua

Dari kejadian ini, sang ibu pun menitip pesan bagi semua pembaca. Jika anak sakit, lebih baik dibawa ke rumah sakit ketimbang diberi obat tradisional.

"Pelajaran buat semua, kalau anak sakit mending langsung dibawa ke RS daripada haru pakai obat tradisional," katanya.

Unggahan ini pun mengundang berbagai reaksi warganet. Tak sedikit yang merasa emosi dan mengecam perilaku keluarga si ibu.

"Kasihan dedeknya, enggak tahu deh mau ngomong apa, kadang emang ada orang sok tahu begitu. Ngerasa paling ngerti ngerawat anak karena udah punya anak duluan, tapi enggak mikir," kata seorang warganet.

"Kapan kebodohan seperti ini hilang di negeriku ya Tuhan," timpal warganet lainnya.

"Kaum mendang-mending harus belajar dari kejadian ini. Ramuan tradisional itu kan kadang dosisnya enggak ketakar, emang udah paling bener itu ke RS, jangan nebak-nebak soalnya ngomongin nyawa," ujar pengguna Twitter.

Infografis Jamu Populer di Indonesia
Infografis jamu populer di Indonesia. (Dok: Liputan6.com Tim Grafis)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya