Bocah NTT Raih Juara Pertama Matematika Internasional, Tumbangkan 7.000 Siswa dari Seluruh Dunia

Simak cerita tentang Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay, bocah NTT juara pertama Matematika tingkat internasional

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 19 Jan 2023, 10:19 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2023, 10:18 WIB
Nono dan Viktor
Gubernur NTT, Viktor Laiskodat bersama bocah NTT juara Matematika Internasional, Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay (Foto: Tangkapan Layar Instagram Viktor Laiskodat)

Liputan6.com, Jakarta - Bocah dari Nusa Tenggara Timur (NTT) Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay mengharumkan nama Indonesia setelah berhasil meraih posisi pertama dalam kompetisi matematika internasional.

Bocah NTT juara matematika yang karib disapa Nono berhasil mengalahkan 7.000 siswa dari seluruh dunia dalam gelaran Abacus Brain Gym tahun 2022. Nono adalah siswa kelas 2 di SD Inpres Buraen 2, Amarasi Selatan, NTT.

Kabar baik ini disampaikan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Laiskodat, dalam unggahan Instagram.

Di foto yang diunggah pada Jumat, 6 Januari 2023, memerlihatkan Viktor dan Nono berdiri bersebelahan menghadap kamera.

Viktor pun menyampaikan rasa bangganya pada bocah NTT Nono dalam keterangan foto.

"Saya senang dan bangga melihat anak seperti Nono atau Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay, siswa kelas 2 SD Inpres Buraen 2, Amarasi Selatan, yang meraih posisi pertama dalam kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 7.000 siswa dari seluruh dunia," tulis Viktor

"Nono membanggakan NTT juga dunia, yang tentunya tidak terlepas dari peran guru yang sangat penting dalam membangun anak yang cerdas dan mandiri," dia menambahkan.

Membangun Anak Jadi Manusia Hebat

Viktor pun mengatakan bahwa banyak anak yang lahir dari latar belakang keluarga biasa tapi bisa tumbuh menjadi siswa luar biasa.

"Banyak anak-anak yang terlahir dari latar belakang biasa saja tetapi mereka menjadi luar biasa dan lebih berhasil dibanding anak-anak yang hanya cerdas di lembaga pendidikan saja, karena mereka memiliki daya tahan yang luar biasa," ujarnya.

Dia lalu menambahkan bahwa membangun anak menjadi manusia hebat bukan hanya intelektualnya saja, tapi juga memiliki Adversity Quotient atau daya tahan terhadap tekanan.

"Jadi anak tidak dimanja, tetapi dilatih untuk melalui tekanan yang sesuai dengan tahapan usianya, sehingga pelan-pelan anak menjadi kuat bertahan," katanya.

Tekanan Harus Tetap Ada

Bagi Viktor, tekanan pada anak sesuai usia tetap harus ada untuk melatih mental anak agar bisa menghadapi berbagai tekanan dalam kehidupan.

"Tekanan tetap harus ada tetapi tidak membuat anak menjadi stres. Output-nya adalah anak memiliki pain tolerance sehingga ketika dewasa dan berhadapan dengan masalah, tantangan, atau penderitaan, dia tetap tenang dan rasional," kata Viktor.

Viktor berpesan kepada orangtua agar tidak hanya mengajarkan anak soal pengetahuan, tapi juga kasih sayang dan cara menghadapi dan menyelesaikan masalah.

"Jadi sebagai orangtua, isilah anak kita bukan saja dengan pengetahuan, tapi juga dengan afeksi atau kasih sayang serta bertahap melatih anak dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah," ujarnya.

"Sehingga menjadi manusia dengan emosi, moral, dan spirit yang kuat untuk menghadapi berbagai tantangan saat anak besar nanti," Viktor menekankan.

Mampu Menghitung Tanpa Alat Hitung

Kemampuan Nono memang pantas diacungi jempol. Bocah ini mampu menghitung banyak angka tanpa alat hitung. Bagi siswa tingkat lain atau bahkan bagi orang dewasa ini adalah hal sulit.

Dalam video singkat yang diunggah di Twitter, Nono ditantang untuk menghitung angka tanpa menggunakan alat hitung. Soal-soal yang sulit pun diberikan.

Namun, hanya dengan gerakan tangan sederhana, bocah NTT juara matematika ini bisa menjawab setiap pertanyaan dengan cepat dan tepat.

"22+31+45-26+32," kata penguji.

"104,"jawab Nono dengan cepat.

Pencapaian Nono menjadi kebanggaan yang besar lantaran ini adalah pertama kalinya Indonesia meraih peringkat pertama dalam Abacus Brain Gym.

Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Larangan Siswa Bawa Lato-Lato ke Sekolah di Bandung. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya