BPOM Temukan Ikan Makarel Kaleng Dipalsukan, Masyarakat Hati-hati Membelinya

Hasil pengawasan BPOM RI ada temuan produk ikan makarel dipalsukan sehingga masyarakat harus hati-hati saat membelinya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 17 Apr 2023, 17:00 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2023, 17:00 WIB
Hasil Pengawasan Keamanan Pangan BPOM RI Ramadan dan Jelang Idul Fitri 1444 H Tahun 2023
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI menemukan ikan makarel kaleng yang dipalsukan saat konferensi pers Hasil Pengawasan Keamanan Pangan BPOM RI Ramadan dan Jelang Idul Fitri 1444 H Tahun 2023 di Kantor BPOM RI Jakarta pada Senin, 17 April 2023. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) menemukan produk ikan makarel dipalsukan. Produk ikan kalengan yang dipalsukan temuan BPOM tersebut terpampang bermerek 'Mili.'

Kepala BPOM RI Penny K. Lukito berpesan kepada masyarakat agar berhati-hati saat membeli ikan makarel kaleng. Terlebih lagi, ikan makarel kaleng cukup banyak dikonsumsi masyarakat.'

"Kami temukan ikan makarel dalam kaleng yang dipalsukan. Hati-hati tentunya kita mengonsumsi ikan di dalam kaleng," kata Penny saat Konferensi Pers Hasil Pengawasan Rutin Pangan Ramadan dan Jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H/Tahun 2023 di Kantor BPOM RI Jakarta pada Senin, 17 April 2023.

"Hati-hati pada saat membelinya. Jadi saya kira ini akan ditindaklanjuti dan dilaporkan lebih jauh lagi merek-mereknya apa dan ini menjadi public warning (peringatan publik) untuk merek yang dipalsukan."

Ikan Makarel Harus Diuji, Mereknya Dipalsukan

Penny menjelaskan, sebenarnya ikan makarel yang dipalsukan tersebut memiliki kualitas yang baik dan layak konsumsi. Namun, karena menggunakan kemasan palsu, produk makarel kaleng tersebut harus diamankan.

"Ini di dalamnya ikan makarel, tapi mereknya dipalsukan. Dalamnya ikan tapi kandungannya harusnya diuji dan memenuhi syarat. Tapi produsennya palsu, kemasannya palsu, dan izin edarnya palsu," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Heran Ikan Makarel Kaleng Dipalsukan

Hasil Pengawasan Keamanan Pangan BPOM RI Ramadan dan Jelang Idul Fitri 1444 H Tahun 2023
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI menemukan ikan makarel kaleng yang dipalsukan saat konferensi pers Hasil Pengawasan Keamanan Pangan BPOM RI Ramadan dan Jelang Idul Fitri 1444 H Tahun 2023 di Kantor BPOM RI Jakarta pada Senin, 17 April 2023. (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Lebih lanjut, Penny K. Lukito mengimbau masyarakat yang memiliki bisnis pangan olahan untuk bisa mendaftarkan produknya ke BPOM RI. Menurutnya, proses mendaftarkan produk ke BPOM bisa dilakukan dengan relatif cepat.

Penny pun heran kenapa produk ikan makarel kalengan dipalsukan.

"Aneh juga kenapa dipalsukan. Padahal, kalau kualitasnya bagus dia daftar saja ke Badan POM, disangkanya susah daftar di Badan POM ingin cepat masuk ke peredaran," lanjut Penny.

"Ini kemasannya bagus dan dalamnya waktu dicek juga bagus. Makanya, kenapa mesti palsu, malah jadi kena tindakan hukum."

Sarana Peredaran Pangan Olahan Diperiksa

Hasil dari pengawasan pangan BPOM jelang Hari Raya Idul Fitri 1444 H/Tahun 2023, sebanyak 2.555 sarana peredaran pangan olahan yang diperiksa, terdiri dari 2.195 sarana ritel, 337 gudang distributor, dan 12 gudang importir, termasuk 11 gudang e-commerce.

Hasil pengawasan memperlihatkan penurunan sarana peredaran pangan olahan yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK) sebesar 21,16 persen dibandingkan tahun lalu.

“Dari hasil pemeriksaan sarana, kami menemukan 723 sarana (28,30 persen) yang menjual produk TMK berupa produk pangan TIE, kedaluarsa, dan rusak. Dari rincian tersebut 26,3 persen adalah sarana ritel dan lainnya gudang importir, distributor, dan gudang e-commerce," terang Penny.

"Jumlah total temuan produk pangan TMK sebanyak 3.674 item produk, yang diperkirakan bernilai Rp1.044.731.253."


Ikan Makarel Palsu Tak Mudah Dicerna

Terkait dengan ikan makarel kaleng dipalsukan, agak sulit untuk mengidentifikasi ikan palsu di gerai makanan beku dan pasar terbuka. Ini karena memiliki fitur yang sama, dalam hal ukuran, warna dan tekstur dengan aslinya. Hanya setelah dimasak dan dimakan perbedaannya dapat dengan mudah dideteksi.

The Guardian mengetahui bahwa ikan makarel palsu itu hambar dan kurang bergizi.

Sebuah survei di beberapa pasar populer di Lagos, termasuk pasar g Ile-Epo, Agege, Oyingbo, Mushin, Isolo, Iyana-Ipaja, Agbado Kollington, Agbado Station dan Mile 12 menunjukkan bahwa mayoritas penjual ikan kaleng tidak mengetahui perkembangan tersebut.

Mereka tidak dapat benar-benar membedakan ikan yang tercemar dari yang sehat.

Ahli strategi agribisnis, Prince Wale Adekoya memberikan gambaran lengkap tentang ikan makarel kaleng palsu. Ia mengatakan teksturnya seperti plastik dan berbusa saat dimasak. Dia mencatat bahwa saat dimakan, tidak mudah dicerna.

Rasa Pahit Ikan Makarel Saat Dimasak

Seorang operator gerai makanan beku di daerah Agege, Nnena Uche mengatakan kepada The Guardian bahwa dia kehilangan pelanggan dengan cepat, karena mereka mengeluh pahit tentang rasa ikan saat dimasak.

Ia mengaku tidak mengetahui peredaran ikan makarel palsu tersebut pada tahap awal, mengingat berdasarkan perkembangan, ia sudah berhenti membeli ikan tenggiri dalam enam minggu terakhir.

“Titus (penyebutan ikan makarel) adalah salah satu ikan yang paling bergizi dengan banyak manfaat kesehatan. Rasa dan khasiatnya yang bergizi menarik banyak orang, namun sayangnya orang sangat takut untuk membelinya sekarang," ujar Uche, dikutip dari The Guardian dalam artikel berjudul, Influx of fake Titus fish troubles farmers, marketers.

"Terutama karena rasanya yang tidak enak. Ikan Titus yang beredar saat ini bisa berbahaya bagi kesehatan dan pembeli harus mewaspadai hal ini karena yang ada di kamar dingin distributor sekarang bukan Titus asli.”

Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun
Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya