Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang yang memutuskan untuk tidur terpisah dengan pasangan demi tidur nyenyak. Ini tidak berarti Anda benar-benar bercerai, tetapi hanya tidak tidur bersama.
Menurut spesialis tidur di Allegheny Health Network, Daniel Shade, perbedaan jadwal tidur bisa jadi salah satu alasan untuk mempertimbangkan sleep divorce.
Baca Juga
“Mungkin ada salah satu yang mau menonton TV sampai tengah malam sedangkan yang lain tidak atau ada yang suka tempat tidur dingin. Hal-hal kecil seperti itu bisa mengganggu tidur,” ungkap Shade.
Advertisement
Beberapa alasan lain orang memilih sleep divorce adalah karena pasangan mereka tidur mereka dengan mendengkur, merampas selimut, atau menyetel alarm lebih awal karena jadwal yang berbeda, seperti melansir New York Post.
Menurut seksolog forensik dan konselor seks, Eric Garrison, pasangan akan menyadari bahwa sleep divorce bisa menjadi keuntungan bagi mereka.
Meski begitu, mereka harus melewati stigma tentang hal itu dan khawatir akan dianggap keluar dari hubungan.
Umum Terjadi meski Sulit untuk Dilakukan
Shade menyatakan bahwa fenomena sleep divorce ini lebih sering terjadi daripada yang kita kira.
Ia merujuk pada hasil survei terbaru yang menunjukkan bahwa sekitar 50 persen pasangan ingin tidur terpisah karena pasangan mereka mengganggu tidur. Sementara, seperempat pasangan telah memilih untuk tidur terpisah.
Meski begitu, keputusan untuk tidur terpisah tetap menjadi pembicaraan sulit karena takut akan mengorbankan keintiman dalam hubungan.
Padahal, keputusan ini tidak harus mengorbankan keintiman karena masih banyak cara lain, seperti tidur berpelukan tetapi tidur terpisah atau tidur bersama hanya pada akhir pekan.
Masalah Tidur Satu Orang Bisa Berdampak Buruk pada Pasangannya
Banyak orang yang bahkan sudah mulai membicarakan tentang hal ini di media sosial, dengan 356.400 tampilan untuk tagar "#SleepDivorce" di TikTok.
Satu pasangan di TikTok berbagi bahwa salah satu dari mereka bisa tidur nyenyak dan yang lainnya tidak bisa tidur dengan baik. Menurut mereka, tidur di tempat tidur atau kamar yang berbeda merupakan solusi yang baik.
Menurut para ahli, tidur terpisah bisa memberikan manfaat. Konsultan dari American Academy of Sleep Medicine, Erin Flynn-Evans, mengatakan bahwa beberapa pasangan merasa lebih baik saat mereka tidur secara terpisah.
"Penelitian menunjukkan bahwa ketika salah satu pasangan memiliki masalah tidur, bisa berdampak buruk pada tidur pasangan yang lain,” ungkap Erin Flynn-Evans kepada CBS News.
Advertisement
Dianjurkan untuk Tetap Tidur Bersama, Bisa Saling Amati Kemungkinan Gangguan Tidur
Apabila memungkinkan tidur bersama pasangan akan tetap lebih baik. Ini dapat membantu satu sama lain mengawasi apakah ada tanda-tanda gangguan tidur pada pasangan.
Hal ini dapat membantu Anda waspada terhadap kondisi atau gangguan tidur yang mungkin diri Anda sendiri tidak sadari sebelumnya.
Kehadiran pasangan di tempat tidur dapat membantu Anda memperhatikan pola tidur dan mendeteksi kemungkinan gangguan tidur.
“Misalnya, ketika pasangan tidur Anda mendengkur dengan keras, hal itu dapat mendorong Anda untuk mencari pengobatan untuk sleep apnea,” kata Flynn-Evans.
Coba Cari Pengobatan Terlebih Dahulu
Menurut Flynn-Evans, jika pasangan memiliki masalah tidur, tidak seharusnya langsung tidur di tempat tidur yang berbeda.
"Pasangan sebaiknya mencari pengobatan dari ahli untuk mengidentifikasi gangguan tidur. Ini satu-satunya cara agar keduanya mendapatkan tidur terbaik, di mana pun mereka tidur," katanya.
Shade mengatakan bahwa pasangan akan tahu apakah ada masalah gangguan tidur. Menurutnya, jika tidak ada masalah, tidur di tempat tidur yang sama lebih baik.
"Ketika kita berpelukan dengan pasangan, kita melepaskan oksitosin dan beberapa zat kimia lainnya yang memberikan perasaan baik dan membawa kita lebih dekat dengan orang yang kita cintai," jelasnya.
Advertisement