Penularan Hepatitis B Mirip Sifilis, Bisa Langsung dari Ibu ke Bayi

Penyakit menular seksual seperti sifilis dan hepatitis B masih menjadi tantangan sendiri untuk Indonesia. Seperti diketahui, keduanya sama-sama punya kemiripan dalam hal proses penularannya.

oleh Diviya Agatha diperbarui 18 Mei 2023, 08:02 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2023, 08:02 WIB
Ilustrasi ibu dan bayi
Penyakit menular seksual seperti hepatitis B dan sifilis punya kemiripan dalam hal proses penularan. Keduanya sama-sama bisa menular dari ibu hamil ke janin. (pexels.com/Nikolay Osmachko)

Liputan6.com, Jakarta Penyakit menular seksual seperti sifilis dan hepatitis B masih menjadi tantangan untuk Indonesia. Seperti diketahui, keduanya sama-sama punya kemiripan dalam hal proses penularannya.

Sifilis dapat menular melalui aktivitas seksual dari adanya luka yang tidak menimbulkan nyeri pada alat kelamin, rektum, atau mulut. Bakteri yang menyebabkan sifilis dapat menyebar melalui selaput lendir.

Begitu pula dengan hepatitis B yang dapat menular lewat cairan dari tubuh pasien positif melalui aktivitas seksual. Seperti melakukan kontak dengan cairan tubuh pasien seperti darah, air liur, cairan vagina, cairan sperma, dan cairan tubuh lainnya.

Terlebih lagi, sifilis dan hepatitis B sama-sama dapat menular dari ibu hamil ke janin atau bayinya dalam kandungan.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sendiri menyebut bahwa Indonesia masuk dalam daftar 20 negara dengan kasus hepatitis B terbesar di dunia.

Hepatitis B Jadi Prioritas di Indonesia

Juru Bicara Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan, Indonesia berada dalam urutan ketiga terbesar dari 20 negara lainnya. Itulah mengapa hepatitis B turut menjadi prioritas pemerintah.

Menurutnya, penting melakukan pencegahan hepatitis B lewat deteksi dini. Khususnya bagi ibu hamil yang berisiko menularkan pada bayi.

"Memutus atau mencegah sedini mungkin menjadi prioritas pemerintah saat ini. Khusus untuk hepatitis B, dilakukan deteksi dini minimal 80 persen ibu hamil diperiksa, itu sudah terintegrasi dengan HIV dan sifilis," ujar Syahril dalam konferensi pers bertajuk Melindungi Anak dari Penyakit Menular Hepatitis B ditulis Rabu, (17/5/2023).


90-95 Kasus Hepatitis B dari Ibu Hamil ke Bayi

Ilustrasi Ibu Hamil
Juru Bicara Kemenkes RI dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa 90-95 persen kasus hepatitis B terjadi dari ibu hamil ke bayinya. | Ilustrasi: pexels.com/Alicia

Lebih lanjut Syahril mengungkapkan bahwa proses penularan hepatitis B dapat terjadi secara vertikal dari ibu ke anak. Mulai dari dalam kandungan, saat proses kelahiran, maupun saat menyusui.

"Penularan hepatitis B didominasi oleh penularan secara vertikal dari ibu ke anak," ujar Syahril.

Sebenarnya, penularan hepatitis B juga bisa terjadi secara horizontal. Seperti dari hubungan seksual sesama jenis, lain jenis, dan penggunaan jarum suntik dari pasien positif.

Hanya saja, menurut Syahril, persentase kasusnya lebih banyak dari ibu ke anak.

"Nah, ini yang secara vertikal itu tinggi 90-95 persen kasus. Sedangkan yang secara horizontal hanya 5-10 persen," kata Syahril.


Kelompok Berisiko Tertular Hepatitis B

Ilustrasi pria
Ada beberapa kelompok berisiko lain yang dapat tertular hepatitis B. (Photo by Courtney Clayton on Unsplash)

Selain itu, Syahril mengungkapkan bahwa kelompok berisiko hepatitis B tak berhenti pada homoseksual. Ada pula kategori lainnya yang punya risiko tinggi terkena hepatitis B.

Kategori yang masuk kelompok berisiko hepatitis B adalah pengguna jarum suntik, orang yang cuci darah (hemodialisa), orang dengan HIV (ODHIV), wanita pekerja seks, lelaki seks lelaki (LSL), dan warga binaan penjara (WBP).

Itulah mengapa penting pula bagi laki-laki untuk melakukan pemeriksaan hepatitis B. Syahril menyebut jikalau tes hepatitis B juga sebaiknya dilakukan. Mengingat hepatitis B turut bisa menginfeksi laki-laki. Namun, lebih dianjurkan bagi laki-laki yang masuk kategori berisiko.

"Laki-laki (perlu diperiksa), tapi tidak semua laki-laki. Hanya laki-laki yang punya risiko tinggi. Contohnya yang homoseksual atau laki-laki senang laki-laki. Kemudian penyimpangan seksual-seksual itu yang menjadi prioritas," ujar Syahril.

"Jadi tetap sama, laki-laki dan perempuan tetap punya suatu risiko yang sama (untuk terinfeksi hepatitis B)," tegasnya.


Pemeriksaan untuk Cegah Penularan

Vaksin Hepatitis
Mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak dapat dimulai dari cara yang paling dasar seperti dengan memberikan imunisasi hepatitis B. | Ilustrasi: pexels.com by Tima Miroshnichenko

Syahril mengungkapkan bahwa hanya saja pemeriksaan hepatitis B memang lebih penting untuk ibu hamil karena persentase penularannya yang tinggi yakni mencapai 90-95 persen kasus.

"Jadi tujuannya (pemeriksaan hepatitis B bagi ibu hamil) adalah untuk memutus penularan secara vertikal dari ibu ke anak," kata Syahril.

Menurut Syahril, mencegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak dapat dimulai dari cara yang paling dasar seperti dengan memberikan imunisasi hepatitis B (HB0) sebanyak tiga dosis pada bayi.

Pemberian HB0 untuk mengurangi transmisi dari ibu ke bayi dapat dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam. Selanjutnya, dengan pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil, ANC (Antenatal Care), dan pemantauan bayi.

Pemberian HBlg (hepatitis B immunoglobulin) pada bayi baru lahir dari ibu yang reaktif, dan pemberian Tenofovir pada ibu hamil dengan viral load yang tinggi juga direkomendasikan.

Infografis Hepatitis
Infografis Hepatitis Revisi (Liputan6.com/Abdilla)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya