Liputan6.com, Bekasi Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS EMC Pekayon dr. Dian Burhansah, Sp.OG, M.Kes, FMAS menjelaskan, mioma uteri atau dikenal dengan nama medis miom adalah salah satu penyakit yang menyerang wanita. Mioma uteri atau tumor jinak tumbuh pada otot atau jaringan ikat di rahim.Â
Lebih lanjut, dr. Dian mengatakan bahwa gejala mioma uteri setiap orang berbeda atau bervariasi. Hal tersebut tergantung pada ukuran dan lokasi mioma. Akan tetapi, ada beberapa gejala umum yang mungkin dirasakan pasien mioma uteri, mulai dari pendarahan menstruasi yang berat dan lebih lama dari biasanya, nyeri panggul atau punggung.Â
Baca Juga
Juga adanya tekanan pada kandung kemih atau rektum, sehingga menyebabkan sering buang air kecil atau sembelit. Gejala lainnya adanya peningkatan ukuran perut serta rasa kembung, infertilitas, hingga komplikasi pada kehamilan
Advertisement
Meski demikian, diketahui ternyata penyebab munculnya mioma masih belum diketahui pasti. Hanya saja, faktor risiko atau pemicunya dapat diketahui secara medis dari gejala yang dialami pasien, antara lain hormon, kehamilan, serta adanya riwayat keluarga yang pernah mengalami mioma.
Penanganan MiomaÂ
Cara penanganan mioma uteri dapat bervariasi tergantung pada keparahan gejalanya dan kondisi kesehatan pasien. Namun ada beberapa cara penanganan yang mungkin dilakukan antara lain:
1. Rawat Jalan
Jika mioma belum menyebabkan gejala yang parah, pasien dapat melakukan kontrol rawat jalan rutin untuk pemantauan perkembangan miom.
2. Obat-obatan
Apabila sudah muncul gejala pada pasien dokter dapat meresepkan obat untuk membantu mengurangi gejala mioma, seperti nyeri dan perdarahan menstruasi yang berat.
3. Terapi Hormon
Mengatur kadar hormon juga bisa menjadi solusi untuk menghambat pertumbuhan mioma, dengan tujuan menurunkan kadar hormon estrogen dan juga progesteron.
4. Operasi
Jika mioma menyebabkan gejala yang parah atau pertumbuhannya sangat besar, maka operasi dapat dilakukan untuk mengangkat mioma atau bahkan seluruh rahim dalam kasus yang ekstrem.
Laparoskopi Jadi Opsi TerbaikÂ
Pilihan Tindakan operasi untuk penanganan mioma sering kali menjadi momok menakutkan bagi pasien. Itu karena tindakan operasi akan meninggalkan bekas luka yang besar dan masa pemulihan yang panjang. Namun saat ini, ada operasi dengan minimal invasif.Â
Ya, minimal invasif adalah tindakan operasi dengan luka sayatan lebih kecil, hanya 0,5 sampai 1 cm saja. Dengan bekas luka yang sangat kecil, artinya masa pemulihan pasien juga menjadi lebih cepat.
Tindakan operasi minimal invasif ini dikenal juga dengan tindakan laparoskopi. Tentunya ini adalah opsi terbaik untuk penanganan mioma. Dengan laparoskopi, dokter mendapat gambaran yang lebih jelas melalui alat dan kamera yang digunakan.Â
Selain itu perdarahan selama tindakan akan menjadi lebih sedikit dan kejadian infeksi luka operasi semakin minim. Meski demikian, pilihan pengobatan juga akan disesuaikan dengan kondisi penderita dan tingkat keparahan gejalanya.Â
Maka dari itu, jika kamu khawatir tentang mioma uteri, ada baiknya lebih dulu berkonsultasi dengan dokter kandungan atau ahli bedah untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.
Kamu dapat berkonsultasi dengan dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Dian Burhansah, Sp.OG, M.Kes, FMAS dari RS EMC Pekayon dengan jadwal praktek pada Senin-Sabtu pukul 08.00-11.30 WIB.Â
Â
(*)
Advertisement