10 Target RPJMN Jokowi Terancam Sulit Dicapai di 2024, Termasuk Imunisasi dan Stunting

Ada 10 target RPJMN Jokowi yang berpotensi sulit dicapai pada 2024, termasuk imunisasi dan stunting.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Jun 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2023, 16:00 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Ada 10 target RPJMN Jokowi yang berpotensi sulit dicapai pada 2024, termasuk imunisasi dan stunting. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa membeberkan, berbagai target pembangunan yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang berpotensi tidak tercapai hingga tahun depan.

"Tahun 2024 adalah tahun terakhir dari RPJMN kita dari 2019-2024," ujarnya dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen, Senayan Jakarta beberapa hari lalu.

Dari indikator kesehatan, Suharso mengungkapkan terdapat 10 indikator RPJMN berisiko tidak tercapai hingga tahun terakhirnya, yakni 2024.

"Ada 10 indikator (kesehatan) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional berisiko tidak tercapai di 2024," sambungnya.

Target Imunisasi dan Stunting

Target yang pertama ialah imunisasi dasar lengkap bayi. Dalam RPJMN 2024, imunisasi dasar lengkap ditargetkan dapat mencapai 90 persen. Namun, sampai dengan 2022, realisasinya baru mencapai 63,17 persen.

Kedua, stunting balita ditargetkan dapat turun hingga hanya mencapai 14 persen. Akan tetapi, sampai dengan akhir tahun lalu, prevalensi stunting masih mencapai 21,6 persen.

"Stunting masih diangka 21,6 persen dan kalau kita ingin mencapai 14 persen yang ditargetkan pada tahun 2024 pada tahun ini dan tahun depan masing-masing harus turun sekitar 3,8 persen," jelas Suharso.

Wasting - Eliminasi Kusta

Balita dan Bayi
Ilustrasi tingkat wasting balita atau penurunan berat badan balita ditarget dapat mencapai 7 persen, namun realisasinya baru mencapai 7,7 persen. Credits: pexels.com by Victoria Borodinova

Ketiga, tingkat wasting balita atau penurunan berat badan balita ditarget dapat mencapai 7 persen, namun realisasinya baru mencapai 7,7 persen.

Target kesehatan keempat, insidensi tuberkulosis (TB) ditarget turun ke 297 jiwa per 100.000 penduduk, akan tetapi realisasinya mencapai 354 jiwa per 100.000 penduduk.

Eliminasi Malaria dan Kusta

Kelima, eliminasi malaria ditarget dapat turun mencapai 297 jiwa per kabupaten atau kota, sementara realisasi masih mencapai 372 jiwa per kabupaten atau kota.

Keenam, terkait eliminasi kusta di kabupaten/kota pada 2024 ditargetkan di level 514, namun sulit tercapai sebab pada 2022 saja baru mencapai 403.

"Sekarang kusta kita dapati di satu kecamatan yang dekat dengan Jakarta,” lanjut Suharso Monoarfa.

Angka Merokok Anak sampai Faskes

Ketujuh, angka merokok pada anak yang ditargetkan 9,7 persen pada 2024, namun sulit tercapai lantaran pada 2022 saja capaiannya sebesar 9,10 persen.

Kedelapan, tingkat merokok pada anak yang ditargetkan turun menjadi 8,7 persen, sayangnya realisasinya masih mencapia 9,10 persen. Kesembilan, obesitas penduduk dewasa realisasinya juga masih mencapai 21,8 persen.

Puskesmas dengan Tenaga Kesehatan

Kesepuluh, fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang masih tercatat 56,07 persen di 2022, padahal target Jokowi di 2024 tembus 100 persen.

"Terakhir, Puskesmas dengan tenaga kesehatan sesuai standar. Ini di 2022 baru 56,07 persen dari target 83 persen di 2024,” imbuh Suharso.

Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya