Sebabkan 1 Orang Meninggal di Jepang, Mungkinkan Virus Oz Akan Masuk Indonesia?

Muncul kabar baru terkait temuan virus Oz di Jepang. Lantas, bagaimana risiko kemunculannya di Indonesia?

oleh Diviya Agatha diperbarui 27 Jun 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2023, 15:00 WIB
Ilustrasi Virus
Virus Oz kembali ditemukan. Kali ini, virus Oz disebut-sebut menjadi penyebab di balik meninggalnya seorang wanita berusia 70 tahun di Jepang. (Credits: pexels.com by Anna Shvets)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar satu bulan lebih Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan pencabutan status Darurat Kesehatan Global untuk COVID-19. Kini, muncul kabar baru terkait temuan virus Oz di Jepang.

Keterangan pihak Kementerian Kesehatan Jepang menyatakan virus Oz telah menyebabkan satu orang wanita berusia 70 tahun meninggal dunia. Sebelumnya, pasien mengalami beberapa gejala dan sempat dirawat di rumah sakit.

Menyikapi hal ini, Anda mungkin salah satu yang mempertanyakan bagaimana risiko kemunculannya di Indonesia. L

Epidemiolog sekaligus peneliti Global Health Security Policy Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa keberadaannya belum bisa secara eksplisit diungkap.

"Kalau bicara virus Oz yang ada di Jepang, keberadaannya di Indonesia masih belum bisa secara eksplisit kita sampaikan karena belum ada datanya," ujar Dicky melalui keterangan pada Health Liputan6.com, Selasa (27/6/2023).

Mengenal Soal Virus Oz

Seperti diketahui, virus Oz yang muncul di Jepang terjadi lantaran pasien terkena sengatan seekor kutu. Kutu tersebut masuk kategori Amblyomma testudinarium.

Dicky menjelaskan, kutu yang menyebabkan virus Oz juga masuk dalam anggota keluarga Thogotovirus. Meskipun namanya masih asing, virus Oz sebenarnya sudah ditemukan sejak 2018 lalu.

"Ini (virus Oz) relatif baru, walaupun bukan sama sekali baru. (Sudah ditemukan) 2018. Secara umum kelompok dari virus Oz ini ada di namanya Thogotovirus," kata Dicky.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Risiko Ancaman Tetap Ada, Tapi Tidak Sampai ke Tahap Pandemi

Virus
Ancaman terkait virus Oz tetap ada, tetapi kemungkinan tidak sampai ke tahap pandemi. (Photo: pexels.com by Miguel Á. Padriñán)

Lebih lanjut Dicky mengungkapkan bahwa belum diketahui bagaimana dampak lebih serius dari virus Oz secara rinci. Namun, risiko akan tetap ada dan mungkin akan menyebabkan KLB.

"Mengingat virus lain di keluarga Thogotovirus ini dikaitkan dengan dampak serius, penyakit serius pada manusia, jadi sangat masuk akal bahwa kita bisa menganggap virus Oz menjadi potensi ancaman pada manusia," ujar Dicky.

"Tapi kalau bicara pandemi ya enggak, kalau bicara KLB (Kejadian Luar Biasa) ya bisa berpotensi," tegasnya.


Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menurunkan Risiko Virus Oz?

Virus Baru
Ilustrasi orang yang memakai masker agar terhindar dari virus. Credits: pexels.com by EVG Kowalievska

Menurut Dicky, pencegahan akan lebih baik. Sehingga dalam menghadapi virus Oz, ada beberapa hal yang bisa dilakukan mulai dari daerah pedesaan, peternakan, hingga perkotaan.

"Dengan cara apa? Mengenakan pakaian yang panjang supaya tidak kena kutu. Kemudian penting untuk sanitasi lingkungannya jadi kutunya harus dibasmi. Hewannya diperlihara dengan sehat. Peternakan hewan harus bersih," kata Dicky.

"Para pekerja di peternakan juga harus diberikan pemahaman sanitasi hygiene yang baik. Mereka harus selalu pakai sarung tangan, lengan panjang, dengan sepatu boots misalnya. Memakai masker. Hal-hal seperti ini harus jadi budaya."


Virus Oz Jadi Pengingat Soal Pentingnya One Health

Ilustrasi Kesehatan
Epidemiolog menyebut jikalau virus Oz menjadi pengingat soal pentingnya penerapan One Health. (ilustrasi/Pexels/Anna Shvets)

Dalam kesempatan yang sama, Dicky mengungkapkan bahwa kemunculan virus Oz sebenarnya memberikan pesan soal pentingnya penerapan One Health.

"Ini sebetulnya memberi pesan bahwa semakin penting pendekatan One Health. Jadi kesehatan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Ini yang menuntut peran dokter hewan, epidemiolog di dunia hewan, ahli lingkungan menjadi sangat penting," kata Dicky.

Terlebih, Indonesia merupakan negara yang kaya akan hewan. Sehingga menurut Dicky, penting untuk menyoroti kesehatan bukan hanya pada manusia, melainkan hewan beserta lingkungan.

Infografis Hidrasi Sehat
Infografis Hidrasi Sehat
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya